Bughh...
Oh~ suara itu cukup mengganggu, rupa-rupanya hanya amukan tak berdasar dari pemuda berambut Ash Gray yang kini mendudukkan diri dengan kasar pada sofa ruangan. "Apa mereka menganggapku boneka? Enak sekali melimpahkan kesalahan itu padaku, padahal mereka yang membuat usulan itu sendiri!"
Rupanya beberapa rekannya tak sedikitpun membuka telinga, mereka menganggap tingkah pemuda itu sudah biasa meledak-ledak seakan masalah kecil di hadapannya bisa semakin membesar layaknya letusan gunung berapi.
"PARK JONGSEONG, APA KAU TULI?" pemuda lain mengamuk sembari membanting pintu, rambut Dark Brown itu terlihat lepek akibat keringat deras yang tercipta karena keterburuannya mengejar sosok bernama Jongseong. "Kau ini pemimpin rapat, malah kabur seperti anak kecil!" Jongseong mendengus kesal, apa dia boleh memukul temannya itu?
Pranngg...
Sebuah piring alumunium terlempar hampir mengenai meja tak bersalah, "Sudah ku katakan sebelumnya agar tak gegabah mengeluarkan dana. Acara bisa dikondisikan sehemat mungkin tetapi terlihat mewah" ia frustasi, rupanya akan ada badai besar menimpa Jongseong, amukan rektor misalnya.
"Apa kalian bercanda dengan posisiku? Aku yang menanggung semua kerugian dan amukan!" suasana semakin runyam. Setidaknya mereka menantikan si sulung untuk datang melerai.
Abaikan dua pemuda itu, karena di sudut ruangan ada satu pemuda yang dengan santainya memerhatikan perdebatan sembari menikmati semangkuk ramyeon pedas. "Menurutmu siapa yang akan menang?" ujarnya terhadap seseorang dengan seragam SMA yang lebih asik dengan bukunya.
Pertanyaan itu sama sekali tak terjawab, si penanya pun jadi acuh melanjutkan acara makan ramyeon. "Riki, bukankah di kelasmu ada yang bernama Harua?" matanya memicing, semangkuk ramyeon yang hampir habis di letakkan begitu saja. Kakinya bersila, dengan tangan kiri menopang kepala yang di miringkan guna menatap buntalan pemuda yang sibuk membolak-balikkan lembaran buku.
"Oh, si kutu buku itu? Kenapa memangnya? Tak biasanya kau peduli pada manusia-manusia pendiam!" buku di tangannya ditutup begitu saja, kini mata runcing itu terfokus pada anak berseragam SMP yang kelewat bongsor itu. "Aku hanya penasaran, buku yang ku temukan di kamar nenek memiliki nama-nama kita sebagai tokoh utama cerita. Dan ada satu nama yang tercantum pada buku ini, namun kita tak memiliki saudara bernama Harua"
Ia mendudukkan diri setelah menikmati membaca sembari telungkup, kakinya diluruskan dengan punggung menyandar pagar anak tangga ke lantai dua. "Nama ini sungguh langka, sampai aku mengingat jika temanmu ada yang bernama Harua!"
Pemuda SMP bernama Riki itu menggaruk-garuk kepala yang sama sekali tak gatal, entah apa niatnya, ia menatap saudaranya itu agak tak berminat. "Omong-omong, dari mana kakak mengetahui tentang Harua? Kau bahkan tak pernah menginjakkan kaki di sekolahku!"
Lemparan boneka beruang mengenai kepalanya, menimbulkan decak kesal pada mulut Riki yang kepedasan. "Bodoh, kau pernah mengajaknya ke sini untuk kerja kelompok!" Riki hanya meringis, akhir-akhir ini dirinya cukup pelupa, bahkan dia akan merecoki Taki ketika lupa di mana ia meletakkan barang-barannya, Taki sendiri sepupu seumurannya yang menjadi roomate di kamar rumah keluarga besar mereka.
"Apa kau menganggap serius isi buku itu? Mungkin itu buku karangan nenek atau mungkin kakek buyut, dan kemudian orangtua kita menggunakan nama-nama itu untuk kita!" mungkin, yah~ mungkin saja seperti itu.
Masalahnya, penggambaran jarak umur karakter cerita dan kehidupan nyata mereka sungguh akurat, bahkan karakter Harua, Riki, dan Taki seumuran, sama seperti keadaan mereka saat ini. "Kak Sunoo kebiasaan sekali terlalu menghayati cerita!"
Sunoo terdiam, ia hanya mengabaikan kalimat Riki, memutuskan pergi keluar rumah hanya untuk mencari jajanan ringan sebagai teman mengerjakan tugas. Enmart menjadi tujuannya, pandangannya menyapu berbagai macam snack yang tersusun rapi para rak-rak tersedia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexithymia || Kim Sunoo x Enhypen √
Fanfic[Story End] TRILOGI 1 ALEXITHYMIA The Center Eagle mungkin terdengar aneh, namun ini bukanlah burung elang yang berada ditengah kerumunannya, tetapi ini adalah negara yang berada dalam titik rendah dan diambang kehancuran, karena kekosongan kekuasa...