ketahuan

110 5 2
                                    

⭐⭐

"Lama sekali Jake!! Lihat saja aku—"

"Dasar! Sudah setengah tahun tapi Jake masih belum mencintai ku. Apa kurangnya aku? Aku cantik, rich, bisa mengerjakan tugas ibu rumah tangga, dan juga baik....hmm maybe, hahaha."  Kaylin bermonolog seraya berjalan ke kamar Jake yang bernuansa modern tropis.

Nera sontak terdiam saat mendengar suara Kaylin yang semakin mendekat ke tempat ini. 'matilah aku.' batinnya.

Kreeek

Kaylin membulatkan matanya. "Apa-apaan ini! Kenapa kamarnya begitu berantakan?" Gadis itu menyusuri pandangan disekitarnya, ada bekas kemasan roti dan sekotak susu, seprei kusut, dan ada sedikit bau-bau minuman keras.

"Baiklah kalau begitu aku akan merapikan dan membersihkannya. Aku harus berusaha keras untuk mendapatkan hatinya itu!!" Ucapnya menggebu-gebu.

Kaylin mulai merapikan tempat tidur, setelahnya membuang sampah yang berserakan di bak sampah, membersihkan debu menggunakan alat penyedot debu, dan yang terakhir Kaylin melipat pakaian berantakan dan memasukannya ke lemari besar itu.

Saat membuka lemari Kaylin di buat terkejut. "NERA?" Terlihat Nera duduk meringkuk seraya menyembunyikan wajahnya dengan beberapa baju yang menggantung.

Nera sama terkejutnya. "K-kaylin?"

"APA YANG KAU LAKUKAN DI KAMAR INI, HAH?!!" Gadis itu menarik Nera dengan paksa hingga keluar dari lemari.

"Kau salah paham, ak—"

"Berapa kali Jake mengajak mu bermain di kamar ini? 5 kali? 10 kali? Atau bahkan setiap hari? Nera aneh dengan pekerjaan yang aneh. Hahaha."

Plak!

Nera yang berusaha tenang tak bisa menahan amarahnya lagi, tangannya akhirnya menampar keras pipi Kaylin.

"Jaga ucapan mu, kau itu tidak tau apa yang terjadi sebenarnya. Keadaan Jake kemarin sangat berantakan dan kau tidak tahu sama sekali!"

Dengan pipi yang nyeri Kaylin mendongak menatap Nera. "Berantakan? Apa maksud mu?"

Nera menyeringai. "Semalam, dia berkeluh-kesah kepada ku dan akhirnya kami berdua tidur bersama di satu kasur." Gadis itu sengaja memanas-manasi Kaylin.

"APA?" Kaylin menggertakkan gigi, tangannya mulai terkepal, hatinya sangat panas, darahnya mendidih. Kaylin sangat-sangat murka kepada Jake dan juga wanita didepannya ini.

Faktor penyebab Kaylin sangat marah karena Jake lebih terbuka kepada wanita lain daripadanya.

"Aaaaaarrrrggh!!!" Teriakkan itu sangat melengking membuat Nera refleks menutup telinganya.

"Ada apa ini?!!" Tanya Elvira yang baru saja di ambang pintu.

**

Disisi lain, setelah menumpang mandi Jake pun duduk di balkon apartemen milik temannya, sedang mengingat masa lalu.

"Anra, lihat nih aku dapat bunga mawar!" Seru seorang lelaki kecil seraya berlari kecil ke arah Anra.

"Wahh bagus banget!!"

"Iya dong. Nihh buat kamu." Jarrel menyerahkan bunga mawar itu kepadanya dan diterima dengan senang hati oleh Anra.

"Makasih– awwss.." gadis kecil itu tertusuk duri dari tangkai bunganya dan mengeluarkan satu titik darah di jari telunjuk nya.

"KAMU LUKA ANRA!! Bentar ya aku ambil tisu di dalam rumah." Jerrel berlari begitu cepat seakan nyawa Anra dalam bahaya.

"Tumben banget lo numpang di apartemen gue." Celetuk Jerikho si pemilik apartemen ini. Huh, menganggu saja!

Jake menoleh ke belakang menatap Jerikho. "Gak boleh emang? Lo juga sering numpang makan di mansion gue." Jerikho pun cengar-cengir.

Jake dan Jerikho memang sudah terbiasa menggunakan bahasa non formal satu sama lain sejak pertama bertemu waktu SD. Ya, mereka menjalin pertemanan dari SD.

Saat asik berbicara random, tiba-tiba ada telpon masuk di handphone Jake. Ternyata yang menelepon adalah Ibunya, segeralah di angkat oleh Jake.

"Halo ma–"

"PULANG! SELINGKUHAN MU KETAHUAN."

Tut.

Astaga! Jake lupa dengan Nera. Sial sekali. Pasti ia akan di marahin habis-habisan oleh kedua orangtuanya dan juga dapat amukan dari Kaylin.

"Gue cabut dulu." Jake memasuki handphonenya ke kantong celana panjang nya.

"Cepat amat, kemana lo?" Tanya Jerikho.

"Ada urusan." Jake pun pergi dengan buru-buru.

"SIP, HATI-HATI DIJALAN." Teriak Jerikho supaya Jake yang sudah dibawah bisa mendengarnya dari atas balkon.

**

Saat sampai, untung saja tidak sesuai yang dipikirkan oleh Jake. Kaylin saat ini tidak mengamuk dan sedang di samping ibunya seraya menangis sesenggukan.

"Jake, kenapa kamu lakuin ini? Kenapa membawa wanita lain ke kamar? Mama kecewa berat sama kamu." Elvira sedang merangkul Kaylin yang sedang rapuh menangis. Sedangkan Jake menatap datar kearah Kaylin.

"Drama banget lo." Mendengar Jake menggunakan bahasa non formal membuat Kaylin semakin sakit hati dan rapuh.

"Cukup! Kenapa kamu non formal? Kau kan tahu Kaylin tidak suka jika kau berbicara non formal padanya."  Elvira keheranan.

"Aku hanya kesal melihat wanita ini selalumenangis dan berpura-pura lemah dihadapan kedua orang tua ku."

"Jake, pergi sekarang." Hyden akhirnya buka suara dan menatap tajam kearah Nera.

"Kau sangat keras kepala. Papa tidak menyukainya. Kami menyuruh mu untuk belajar mencintai Kaylin dan melupakan masa lalu, tapi kau malah mencari wanita lain. Kau sangat tidak ber-attitude." Ucap Hyden panjang lebar.

"Itu tidak seperti yang kalian pikirkan." Bela Jake, walaupun Nera sudah menjelaskan yang sebenarnya terjadi, tetapi mereka bertiga seakan menutup telinga tak mau mendengar apa lagi percaya.

"Kamu tidak dengar? Keluar dari rumah ini, jangan harap kembali sampai kau sadar dengan kelakuan jelek mu itu." Hyden pun bangkit berdiri dan pergi begitu saja.

"Sudahlah Kaylin, ayo ke kamar mama. Kita mengobrol, dan untuk sementara waktu jangan ketemu Jake dulu yaa, apa lagi sama wanita murahan itu." Elvira menatap tajam kearah keduanya dan menuntun Kaylin naik tangga dan masuk ke kamar.

_______________
Bersambung....

**

Aduhh teman, maaf ya kalau tidak terlalu jelas... soalnya saya ini masih pemula hehehe.

⭐⭐

Kiss Me Now! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang