⭐⭐
Di trotoar jalan, Nera dan Jake jalan beriringan tanpa tujuan dan tenggelam dalam pikiran masing-masing.
"Maaf." Jake membuka suara, dia merasa bersalah atas kejadian ini. Andai saja lelaki itu tidak lupa, mungkin Nera saat ini masih aman dan tidak ketahuan oleh keluarganya.
Entahlah, Nera tidak bisa marah kepada Jake. Ia begitu aman saat bersamanya, ingin sekali dia lebih dekat dengan Jake tapi ada satu orang yang menghalanginya.
Nera tersenyum menatap lelaki tampan itu. "Tidak apa-apa."
"Sungguh?" Jake menatap terkejut. Gadis itu pun mengangguk sebagai respon.
"Kau sangat baik dan pemaaf, Nera." Jake hendak memeluk gadis itu tapi Nera segera menghindar.
"Hei! Apa-apaan kau?"
"Di peluk tidak mau kalau di cium lelaki lain mau." Sindir Jake.
Nera melotot dan mencubit lengan lelaki disampingnya itu. "Karena itu pekerjaan ku."
"Emm...tapi aku sudah berhenti dari pekerjaan itu." Imbuhnya. Mendengar pernyataan dari Nera membuat Jake sangat-sangat terkejut.
Dan tidak terasa mereka berdua sudah berjalan sampai persimpangan jalan. Dua sejoli pun itu berhenti.
"Kau serius?" Tanya Jake.
Nera mengangguk. "Ya, aku rasa sudah cukup karena keuangan ku membaik, jadi aku harus mencari pekerjaan yang lebih layak lagi."
Lelaki itu tersenyum. "Tidak sia-sia aku membujuk mu untuk berhenti." Jake menyugar rambutnya dengan penuh percaya diri.
Nera terkekeh geli saat melihat kepercayaan diri lelaki itu. "Helo... aku berhenti karena telah sadar, bukan karena mu."
Jake berekspresi sedih yang dibuat-buat. "Benarkah? Baiklah, aku pergi." Ia pun berjalan.
"Ehhh jangan pergi! Iya-iya aku berhenti karena mu." Ucap Nera refleks. Melihat tingkah Nera membuat Jake tertawa kecil.
"Aku sadar jika itu pekerjaan yang berdosa, dan jika aku meninggal nanti aku akan masuk neraka." Nera bergidik ngeri saat membayangkan penyiksaan di neraka.
"Hahaha, baguslah! Aku sangat senang kau berhenti dari jasa konyol itu." Ucap Jake ceria.
Tit!
Dibelakang ada satu mobil yang membunyikan klakson kepada mereka. Awalnya Jake dan Nera bingung itu siapa, tapi saat kaca jendela dibuka ternyata orang itu, Fizah dan yang mengemudi, Kozu.
"Ciee berduaan, kiw kiw." Goda Fizah seraya menunjuk kearah mereka berdua.
"Ih apaan sih!" Ucap Nera.
"Gausah ngelak. Itu kenapa bisa jalan berduaan hah?" Tanya Fizah terkekeh, sedangkan Jake sedang senyum-senyum sendiri.
"Sudahlah Fizah." Kozu menatap dua sejoli diluar mobil. "Nera, Jake, kalian mau kemana? Butuh tumpangan?" Imbuhnya lagi. Nera dan Jake menatap satu sama lain dan seperti memikirkan iya atau tidak.
"Tidak usah." Jawab Nera dan Jake bersamaan.
"Ciee serempak, kiw-kiw." Fizah sangat gemas dengan interaksi keduanya.
Sedangkan Nera memutar bola matanya. "Ck, sudahlah kau pergi saja. Rumah ku tidak jauh dari sini."
"Bagaimana denganmu Jake?" Tanya Kozu.
"Tidak, alasan ku sama dengan Nera. Apartemen Jerikho tidak jauh dari sini." Jawab Jake.
"Hmm baiklah kalau begitu, kami duluan yaa. Bye!!" Fizah melambai-lambai tangannya dari dalam mobil dan mobil pun melaju.
"Bye!!" Nera membalas lambaian tersebut, dan kembali menatap Jake. "Jalan pulang ku kearah kanan."
"Jadi? Kau ingin aku menginap dirumah mu? Terimakasih atas kebaikan mu tapi aku pergi ke apartemen Jerikho saja." Ucap Jake dengan percaya diri. "Kau pasti menyukaiku." Lelaki itu menyugar rambutnya.
Nera menyeringai. "Siapa juga yang ingin menawarkan mu menginap dirumah ku? Kepercayaan diri mu terlalu tinggi, Jake."
Perlahan senyum Jake memudar dan menjadi datar. Melihat ekspresi lelaki itu membuat Nera terkekeh. "Apa sih kamu, aku pergi duluan. Bye Jake." Gadis itu menyebrang jalan dan memasuki gang menuju rumah nya.
Setelah punggung Nera menghilang dari pandangan Jake. Ia tersenyum dengan penuh arti. Sejak pertama kali melihat Nera, lelaki itu selalu merasakan aura Anra dari dalam diri gadis itu.
"Anra, aku bertemu dengan seorang yang mirip dengan mu." Batinnya.
_______________
Bersambung....⭐⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss Me Now! (END)
RomanceNeraya yang harus menjadi jasa cium untuk lelaki yang kesepian agar mendapatkan pundi-pundi uang untuk kebutuhan sehari-hari. Di suatu hari, seorang lelaki memesannya. Saat bertemu bukannya mencium tapi kehidupan wanita itu berubah menjadi 180 dera...