rencana gagal

108 4 5
                                    

⭐⭐

Kaylin dan semua orang di dalam acara tersebut sedang menunggu kehadiran seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah Jake.

"Dimana anak itu?" Tanya Hyden kepada istrinya.

Elvira menggeleng kepala. "Aku juga tidak tau." Katanya lagi. "Bukankah tadi Jake bersama mu?" Tanyanya sambil menatap Kaylin disebelahnya.

"Tidak, bun. Jake tadi bersama Nera." Jawab Kaylin.

"Anak itu masih saja keras kepala." Guman Elvira.

Selang beberapa menit akhirnya keluarganya meminta untuk memulai acara sesi potong kue agar para tamu undangan tidak terlalu lama menunggu.

Acara dimulai dari peniupan lilin bentuk angka 24 yang tertancap di kue dua tingkat yang mewah. Kue di potong menjadi beberapa bagian dan berpindah tempat ke piring kecil.Suapan pertama diberikan kepada kedua orangtuanya setelah itu kepada orang tua Jake. Semua tamu pun ikut bertepuk tangan. Suasana terasa ramai.

"Nona, minuman ini masih belum tersentuh. Bolehkah aku memberikannya kepada tamu yang ada?" Tanya pelayan itu kepada Kaylin.

"Tidak boleh! Minuman ini hanya untuk wanita yang bernama Nera." Jawab Kaylin tegas.

"Baik. Saya simpan dulu." Pelayan itu pun pergi dari hadapan Kaylin.

Wanita itu berdecak. "Dimana dua orang itu?" Ia menatap sekeliling ruangan yang besar itu.

Sampai acara selesai pun Jake dan Nera belum terlihat sama sekali. Semua tamu sudah pulang, tinggal beberapa keluarga Kaylin dan keluarga Jake disana.

Jangan lupa Kozu juga belum pulang. Lelaki berwajah Jepang itu masih memantau gerak gerik wanita yang berhati busuk. Ia sedang memastikan kalau rencana Kaylin akan gagal.

"Ck, rencana gagal." Kata Kaylin frustasi.

Melihat tingkah Kaylin yang frustasi membuat Kozu bernapas lega. Dugaan Kozu benar rencana wanita itu gagal. Tetapi Kozu juga bertanya-tanya 'dimanakah Nera dan Jake?'.

**

Di pagi hari berhias kabut yang sangat tebal, hawa yang begitu dingin memperindah tubuh, matahari belum mengeluarkan senyumannya, manusia belum ada yang bekerja.

Namun dua orang yakni Nera dan Jake sudah terbangun dari tidurnya. Mereka berdua saat ini sedang berada di dapur. Sekarang Nera sedang menyeduh dua kopi.

"Ini untuk mu." Nera memberikan satu cangkir kopi kepada Jake.

Lelaki itu tersenyum dan menyeruput kopi itu sedikit demi sedikit. "Nera, ke marilah." Katanya. Posisi mereka saat ini sedang berhadapan dengan terhalang oleh meja makan.

Nera pun mendekati lelaki itu. Posisi mereka sekarang bersebelahan.  "Ada apa?" Tanya nya.

Jake tersenyum kecil, setelahnya senyuman itu pudar karena mengingat sesuatu. Dengan perlahan-lahan lelaki itu menyentuh pinggang Nera.

"Anra." Panggilnya.

Wanita itu terdiam menunggu kata-kata Jake selanjutnya. Ia juga masih salah tingkah karena perlakuan nya itu dan sekarang wajah Nera memerah seperti kepiting rebus.

"Aku mencintaimu."

"A-aku juga." Jawabnya gagap.

Jake menghela napas, tangannya kini beralih memegang dua tangan Nera. "Tapi maaf."

"Maaf kenapa?" Tanya nya.

"Aku sudah berjanji untuk bersama selama-lamanya dengan..." Jake menggantung kata-katanya.

"Aku tahu, kau pasti sudah memilih Kaylin kan." Tebak Nera tetap sasaran. Dan sang respon lawan bicara hanya mengangguk kecil.

"Aku mengerti, Jake. Ya mungkin kita tidak berjodoh." Lanjutnya.

Sekali lagi Jake menghela napas. "Setelah mengetahui kau adalah Anra, aku jadi tak rela melepaskan mu. Kau adalah orang yang aku cari-cari selama ini. Ini seperti mimpi."

"Ini bukan mimpi dan ini bukan sebuah kebetulan. Ini memang sudah di rencanakan oleh semesta. Aku juga tidak menyangka akan bertemu dengan teman masa kecilnya dulu."

"Tapi aku ingin bersama mu, bukan bersamanya."

"Apalah dayaku. Sekali ini turuti saja satu permintaan kedua orang tua mu. Jangan egois, Jarrel."

"Bukan aku yang egois! Tapi mereka." Balas Jake dengan nada yang lumayan tinggi. Ia berusaha membela diri.

"Iya, iya, kalau begitu mereka yang egois." Nera mengalah agar mereka berdua tidak berdebat tentang 'egois'.

"Sekarang pulang lah, pasti keluarga mu sedang panik mencari mu." Lanjutnya.

"Tidak mau." Jake menggeleng-gelengkan kepalanya seperti bocah lima tahun.

Nera memutar bola matanya malas. "Kau terlihat seperti bocah yang tidak mau memakan sayur."

"Aku memang tidak suka sayur." Jawabnya enteng.

"Terserah." Balas Nera, sedangkan Jake terkekeh.

Lelaki tampan itu berdiri dan menatap Nera. "Sebelum aku pulang, aku ingin berpelukan dengan mu."

Jake merentangkan tangannya bersiap untuk memeluk sahabatnya. Tetapi Nera hanya diam di tempat sambil menatap tangan Jake yang mengambang dihadapannya.

Perlahan-lahan Jake menurunkan tangannya. "Jadi kau tidak mau?" Nera masih tak mau merespon.

"Baiklah. Aku pergi." Dengan lesu lelaki itu membalikkan badannya dan hendak pergi.

Tiba-tiba....

Ada dua tangan yang melingkar di pinggang lelaki itu. Saat menoleh ternyata Nera sedang memeluknya dari belakang.

"Setelah kau keluar dari rumah ku, aku tidak akan bisa lagi memeluk mu, karena kau milik Kaylin sekarang." Nera menenggelamkan wajahnya di punggung lelaki itu dan tercium bau parfumnya yang harum.

"Ini pelukan terakhir dariku." Lanjutnya.

________________
Bersambung......

**

Halo teman-teman, hehehe.
Maaf baru update soalnya aku lagi keasikan di dunia luar......

Oh iya maaf juga kalau ceritanya agak gak jelas 😭 aku juga agak bingung bagaimana supaya kata-katanya cocok. Nanti ke depannya lagi aku bakal lebih baik.

Besok aku update lagi!!!

Byee 💋💋

⭐⭐

Kiss Me Now! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang