mengingat semuanya

112 3 4
                                    

⭐⭐

Akhirnya Jake memutuskan untuk pergi kerumah Nera sebelum acara sesi potong kue dimulai. Mereka berdua memasuki kamar, dan Nera segera mengambil kotak perhiasan tadi dan mengambil satu foto orangtuanya.

"Ini dia." Nera memperlihatkan foto kedua orang tua yang berharga di hidupnya. Jake segera mengambil foto itu dari tangan Nera.

Mata lelaki itu membulat sempurna, persis seperti dugaannya. Wajah kedua orang tua Nera mirip sekali dengan orang tua Anra, atau lebih tepatnya ini adalah orang tua Anra, Jake sangat ingat bagaimana wajah mereka dulu.

Ini sungguh mengejutkan seperti mimpi! Jadi selama ini Jake selalu berada di dekat Anra?

Tapi tunggu dulu, bukankah Anra sudah meninggal? Apakah ayahnya berbohong? atau Nera yang memanipulasi? Ini sangat membingungkan.

Dari dalam lubuk hatinya Jake merasa bahwa Nera tidak memanipulasi, wanita itu jujur. Dan nanti saja ia minta penjelasan dari ayahnya.

"Nera, kau Anra." Lirihnya, setelahnya ia memeluk tubuh Nera tanpa ijin, melepas rindu selama bertahun-tahun.

"Anra, i miss you so bad."

Ucapnya berulang kali, sementara Nera linglung. Apa maksud? Tiba-tiba seperti ini, pasti ini karena pengaruh sihir dari kalung yang ia pakai, pikirnya tidak masuk akal.

"Sudahlah Jake, pasti kau sedang mabuk." Nera berusaha keras untuk melepas pelukan dari Jake. Tapi kekuatannya tidak cukup kuat untuk melawan tubuh besar Jake. Pelukan itu tidak dapat di lepaskan.

Nera pasrah.

Hampir sepuluh menit Jake belum melepaskan pelukannya tanpa berbicara sedikit pun. Membuat Nera kepanasan disini, rasanya seperti di bungkus menggunakan selimut dan untung saja posisi mereka sedang duduk dipinggir kasur.

"Ayolah Jake lepaskan aku." Rengek Nera. Tetapi lelaki itu masih diam.

"Hello? Jake?" Panggil Nera sambil menepuk-nepuk punggung lelaki itu.

Katanya lagi. "Aku bukan Anra, okay? Mungkin ini semua hanya sebuah kebetulan."

"Tidak mungkin." Akhirnya Jake membuka suara. "Aku merasakan aura Anra didalam mu."

"Ya ya ya, kalau begitu buktikan jika aku adalah Anra. Ayo buktikan." Sahut Nera meremehkan.

"Masih menyukai Pavlova?" Tanya Jake seraya tersenyum, dan setelah itu ia melepas pelukannya dari tubuh mungil Nera.

Dari sinilah Nera mulai diam membisu. Memori yang rusak kini telah kembali. Dirinya seakan-akan ditarik ke masa lalu untuk melihat kejadian yang pernah dilupakan.

Tak disangka, di malam itu restoran terlihat ramai sekali... restoran yang selalu menjadi andalan ketika orang kaya berkumpul untuk acara makan malam.

Dua keluarga berkumpul di sana sedang makan malam bersama. Tidak ada acara khusus diantara keduanya. Hanya makan malam biasa sebagai seorang teman. Awalnya Nera dan Jake belum saling kenal, hanya bertatap mata, masih malu-malu untuk berteman.

Tapi rasa malu itu tak bertahan lama saat orang tua Anra dan Jake menggoda mereka berdua. Dan akhirnya Jake dululah yang mengajak Anra untuk berteman.

"Nama panjang kamu siapa?" Tanya Jake dengan nada polos.

"Nama aku Nera anatacha." Jawabnya.

"Dipanggil?"

"Nera." Jawabnya lagi.

Jake melipat kedua tangannya di dada. "Tapi Nera gak cocok untuk mu. Aku panggil kamu Anra aja."

"Anra?" Beo Nera.

"Iya Anra. Nama mu Nera anatacha kan? Jadi aku ambil kata an sama ra, dan kalau di gabung, jadi??"

Nera menjawab. "Anra."

"Nah pintar." Jake bertepuk tangan bahagia. "Mulai sekarang aku panggil kamu Anra dan kamu panggil aku Jarrel ya.."

"Bukannya nama kamu Jake?"

"Ga adil kalau misalnya aku ga ada panggilan kesayangan juga." Jawab Jake. Dan Nera pun mengangguk lucu.

Di restoran itu lah Jake dan Nera bertemu.

Lama-kelamaan pertemanan mereka semakin dekat, dan menjadi sahabat. Hampir setiap hari Anra mengunjungi mansion Jake untuk bermain. Jika hari libur biasanya Anra akan menginap bersama Jake.

Mereka berdua selalu berangkat sekolah bersama-sama. Hampir semua kegiatan di lakukan bersama-sama, terkecuali saat mandi.

Sampai pada saatnya di hari ulang tahun Anra yang ke 5 tahun, Jake memberikan sebuah kalung permata yang sangat cantik, dan tentu saja Anra sangat senang atas pemberian dari Jake.

"Wahh terimakasih, aku suka banget!" Ucap Anra kegirangan.

"Sama-sama. Sini aku pasangin kalungnya." Jake memasang kalung itu ke leher Anra. Sangat cocok saat digunakan olehnya.

"Aku juga bawa kue Pavlova lohh." Bocah itu segera mengambil kue khas Australia tersebut dari tangan ibunya. Dan memberikan kue itu kepada Anra.

"Terimakasih banyak Jarrel! Kamu memang sahabat terbaik." Anra memeluk Jake dengan penuh kasih sayang.

Kue Pavlova adalah kue favoritnya Anra. Jake selalu membelikan nya ketika ada perjalanan tau libur ke Australia bersama kedua orangtuanya. Itulah sebabnya mengapa Nera merasa deja vu saat mendengar nama kue itu, padahal ia belum tau sama sekali.

Suatu hari.

Orang tua Anra harus pindah ke luar negeri untuk urusan pekerjaan, di perjalanan mereka mengalami kecelakaan maut, dan untung Nera masih selamat, terkecuali kedua orangtuanya. Jake menjenguk nya dan berkata akan selalu menjaganya.
Saat Nera sudah mulai membaik, dia dibawa oleh bibi dan paman nya keluar kota, tanpa sepengetahuan Jake.

Setelah satu bulan tinggal bersama bibi dan paman. Mereka di rampok saat berbelanja dan di bunuh oleh penjahat tersebut. Bibi dan pamannya pun menyusul kedua orangtuanya ke alam baka.

dan Nera pun akhirnya di tempatkan di Panti asuhan, dari situlah Nera  bertemu Syara dan Fizah yang menjadi sahabat.

"Hai nama kamu siapa?" Tanya syara kepada Anra.

"Nama aku....." Nera mengingat-ingat namanya.

"nama kamu Nera, sayang." Sahut bibi saat Nera sudah sadar dari pingsannya karena terpeleset dari tangga, ia mengalami cedera pada kepala karena terjatuh dari lantai dua yang menyebabkan amnesia.

Oh iya, sekarang bocah itu ingat dengan namanya.

"Hello?" Panggil Syara sambil melambaikan tangan dihadapan Nera.

"Nera, iya, Nera." Sahut bocah itu gagap.

Saat dewasa, Nera ingin mandiri. Sedangkan syara dan fizah di adopsi saat berumur 15 tahun. Tapi mereka tetap bisa bertemu walau sudah berpisah.

Semenjak hilang ingatan, Nera tidak mengingat apapun tentang Jarrel dan kejadian-kejadian nya. Nera hanya mengingat kedua orangtuanya, bibi dan pamannya. Aneh sekali bukan?

Nera mengangguk-angguk. "Ya, aku ingat sekarang. Ingatan ku sudah pulih." Lirihnya. Air mata pun jatuh membasahi pipinya.

"Benarkah? Jadi kau adalah Anra?" Tanya Jake memastikan.

Nera mengangguk sekali lagi. "Iya Jarrel. Aku adalah Anra mu. Aku sudah ingat semuanya."

Keduanya pun saling berpelukan melepas rindu yang menggebu, suasana hening, sampai-sampai mereka lupa dengan acara ulang tahunnya Kaylin.

Saking lelahnya....
Tertidur lah sepasang sahabat itu di satu kasur.

Seperti masa kecil mereka dulu.

_______________
Bersambung....

**

Haduhh maaf kalo tidak terlalu jelas, aku juga bingung memilih kata-katanya 🥰🥰 mungkin aku harus banyak-banyak membaca supaya dapat banyak kosakata yang cocok.

Byee sayang ku 💋💋💋

⭐⭐

Kiss Me Now! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang