⭐⭐
Tiga Minggu sudah berlalu.
Wanita berusia 22 tahun itu sedang menunggu kedatangan seseorang disebuah cafe tempat terjadinya pertengkaran antara dirinya dan wanita jasa cium itu.Akhirnya orang yang ditunggu-tunggu pun datang. Nera mengedarkan pandangan untuk mencari keberadaan wanita yang memintanya untuk bertemu.
Kaylin melambaikan tangan kepada Nera agar dapat melihat keberadaan nya. "Nera, disini!"
Saat sampai, Nera duduk berhadapan dengan wanita yang masih berstatus sebagai tunangan dari Jake. Nera menatap serius. "Ada apa?" Tanyanya.
Kaylin tersenyum manis, tidak ada sorot mata tajam seperti biasanya. "Aku hanya ingin meminta sesuatu."
"To the point saja cepat."
"Sabarlah Nera." Sahut Kaylin dengan senyum yang belum pudar. "Aku ingin kau menjauhi Jake." Sontak Nera membulatkan matanya. Apa-apaan ini! Kenapa Kaylin memintanya untuk menjauhi Jake? Se-cemburu itu kah dia?
"Kau tahu kan jika aku pacar sekaligus calonnya? kenapa kau selalu menempeli nya? Aku adalah orang yang mudah stress, cemburu, dan selalu overthinking. Kumohon padamu menjauh dari Jake."
Setelah dipikir-pikir Nera dan Jake lah yang bersalah. Jake selalu mendekati nya walaupun sudah ada calon pasangan dan juga Nera yang mau-mau saja didekati, padahal sudah tahu jika Jake sudah mempunyai wanita.
"Tidak, aku tidak mau. Lagian aku dan Jake hanya berteman." Jawab Nera dengan santai.
"Apa?!"
"Maafkan aku Kaylin. Aku terlanjur nyaman bersamanya. Dan tenang, aku tidak memiliki perasaan kepadanya. Aku dan dia hanya sebatas tem–" saat belum menyelesaikan perkataan, Kaylin terlebih dahulu memotongnya.
"Omong kosong! Aku tidak percaya dengan apa yang kau katakan."
"Dari sekian banyaknya lelaki di dunia ini kau malah memilih lelaki yang sudah mempunyai wanita? Huh... Nera, Nera, betapa murahnya diri mu." Kaylin menggelengkan kepalanya dan menatap miris kepada Nera.
"HEI SEMUA YANG ADA DI SINI!" Teriak Kaylin kepada orang-orang yang ada didalam cafe. Semua mata tertuju pada dua wanita itu, termasuk Syara dan Irino. Ya.. kebetulan mereka juga ada di cafe yang sama.
"Eh bukannya itu Nera sama Kaylin?" Tanya Syara pada pacarnya itu.
"Ya, tapi aku hanya mengenal Nera saja." Jawab Irino seadanya.
"Ayo kita samperin." Syara segera beranjak dari duduknya tapi dicegah oleh Irino.
"Jangan ikut campur, kita lihat saja dulu."
"T-tapi–" ucapan Syara terpotong oleh Irino .
"Jika sudah diluar kendali baru kita samperin mereka." Ucap Irino dengan pandangan yang tidak lepas dari dua wanita itu, ia adalah tipe orang yang penasaran dan suka menonton dua orang bertengkar. Sedangkan Syara menghela napas.
"KALIAN LIHAT WANITA INI." Kaylin berdiri dan menunjuk kearah Nera. "DIA ADALAH WANITA MURAHAN YANG MEREBUT TUNANGAN KU" Orang disekitar itu pun menatap Nera dan mulai berbisik-bisik sembari menatap aneh kepada keduanya.
Nera menatap tajam kepada wanita yang mempermalukan nya. "Jangan membuat kesabaran ku menipis, Kaylin." Ucapnya dengan tenang tapi penuh tekanan di setiap kata.
"Dasar Jalang, lonte, murahan. Pantas saja kau hidup sebatang kara, pasti orang tua mu meninggalkan mu karena tidak tahan dengan sikap mu yang menjengkelkan. Mereka menyesal telah melahirkan mu!!"
Nera sontak menggebrak meja dan mendaratkan tangan ke pipi wanita yang telah menghinanya. "Jangan bawa-bawa orang tua ku!! Kau tidak tahu yang sebenarnya." Kini kesabaran Nera sudah habis, ia paling benci jika ada orang yang membawa orangtuanya dalam pertengkaran yang tidak jelas ini.
"Tampar lagi, Tampar lagi, Ayo! Aku ingin merasakan tamparan dari sang lonte." Ucap Kaylin dengan senyum menyeringai.
Tatapan tajam Nera kini berubah menjadi datar. "Aku jadi bingung siapa protagonis disini. Kita sama-sama jahat disini, jadi tidak mungkin jika aku saja yang menyerang mu. Jadi.."
Bugh!!
Nera bogem wajah Kaylin dengan keras. "Lawan aku." Sambungnya. Sedangkan Kaylin yang sok kuat itu terhuyung ke belakang dan meringis.
"BERANI-BERANINYA KAU!" Secepat kilat Kaylin meraih pergelangan kaki Nera dan menariknya sehingga membuat wanita itu terhempas ke lantai keramik putih polos.
Kaylin berdiri dan menepuk-nepuk tangannya untuk menghilangkan debu di telapak tangannya. "Rasain! Ditarik begitu saja jatuh, dasar lemah."
Semua orang didalam mau pun diluar hanya mempertontonkan mereka berdua. Tidak ada yang ingin melerai keduanya, bahkan para pegawai cafe pun sangat seru nonton drama ini.
"Dasar bodoh, pukulan mu saja sangat lemah." Nera bangkit berdiri dan menatap remeh.
"Dasar anak yatim!" Teriak Kaylin tepat di depan wajah Nera yang menutup mata karena sangat dekat dengan Kaylin. Wanita itu membuka matanya dan segera menendang perut Kaylin.
Syara yang sedari tadi menyaksikan peristiwa itu sudah tidak tahan lagi. "Aku harus melerai mereka. Dan kau telpon Jake untuk datang kesini" Syara pun pergi menghampiri mereka berdua.
"Syara tunggu– ck sudahlah, aku harus menelpon Jake agar ini cepat selesai" Irino dengan licah menggerakkan jari pada layar handphone dan mencari kontak Jake. Irino adalah sepupu Jake, Syara waktu itu juga terkejut karena Irino termasuk keluarga lelaki itu.
"Stop!!" Syara berdiri diantara mereka.
"Heh! Ini bukan urusan lo!" Kaylin menjitak kepala Syara.
"Eh apa-apaan! Jangan kau berani-berani menyentuh Syara dengan tangan kotor mu." Nera menarik Syara agar di belakangnya, tapi Syara bersikeras untuk tetap di antara mereka.
"Cukup. Kalian tidak malu dilihat banyak orang? Kalian berdua itu seperti anak kecil! Sadarlah, kalian sudah berumur dua puluh tahun keatas. Jadi stop bersikap kekanak-kanakan. Bikin malu." Ucap syara panjang lebar. Nera dan Kaylin terdiam saat mendengar perkataan Syara. Apa yang dikatakannya memang benar, mereka bersikap kekanak-kanakan.
"Kaylin!" Panggil seseorang. Ia segera menghampiri ketiganya.
"J-jake?" Kaylin pun memeluk Jake seraya menangis. "Nera keterlaluan."
Jake membalas pelukan kaylin dan menatap Nera sekilas. "Tenang aku ada disini. Kita sekarang pulang ya?" Ucapnya lembut, membuat Kaylin terkejut sekaligus senang dengan perlakuannya.
Jake dan Kaylin pun pergi dari tempat itu. Sedangkan Nera dan Syara masih diam di tempat. Melihat orang-orang yang masih berkerumunan membuka Syara membuka suara. "Apa yang kalian lihat? BUBAR! BUBAR!" Semua orang pun langsung bubar dan melanjuti kegiatan masing-masing.
"Terimakasih Syara, Irino." Nera merasa lega karena mereka berdua membantu menyadarkan nya yang terjebak dalam amarah yang tak bisa terkendali.
Tapi disisi lain, Nera merasa cemburu dan sedih karena Jake lebih memilih menenangkan Kaylin.
'cih, aku bukan siapa-siapa nya jadi kenapa aku harus cemburu.' batinnya.
_______________
Bersambung....⭐⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss Me Now! (END)
RomanceNeraya yang harus menjadi jasa cium untuk lelaki yang kesepian agar mendapatkan pundi-pundi uang untuk kebutuhan sehari-hari. Di suatu hari, seorang lelaki memesannya. Saat bertemu bukannya mencium tapi kehidupan wanita itu berubah menjadi 180 dera...