CHAPTER 23
BLANCHED DIMENSION
© NAYLTAE
2023.
.
.
PADA pertengahan musik saat melodi mengalun tenang, pelan-pelan Ethan menarik wajahnya. Sungguh membuncah bahagia perasaan Ethan malam ini menyaksikan rupa indah Lyra tepat di depan matanya. Untuk beberapa detik, dia tetap pada posisi semula dan khidmat memperhatikan betapa Lyra begitu bersinar malam ini. Dia menikmati perasaan asing yang menggerayangi hatinya.
"Lyra, mau kau menikah denganku?"
Pertanyaan itu membuat Lyra yang semula termenung segera berkedip dan melepas jeratan tangannya dari leher Ethan. Kaki itu mundur selangkah, memaksa Ethan turut melepas rangkulannya. Di tengah keramaian, mendadak seperti ada balon yang memenjarakan keduanya dalam suasana canggung yang mendebarkan.
"Lyra?"
Salah tingkah, Lyra kembali menatap Ethan. "Ya?"
Ethan mengulum senyum. Pria itu dengan malu-malu mengulang. "Mau jadi istriku?"
Lyra sudah mendengar itu sebelumnya. Namun, bukankah dia pernah mengatakan kepada Ethan kalau dirinya memiliki suami? Atas dasar apa Ethan dengan berani dan percaya diri melamarnya di tengah festival yang ramai? Meski begitu, tak seperti sebelumnya Lyra tak bisa menyuarakan penolakan di hatinya. Entahlah, sepertinya ada yang salah dengan dirinya tiap kali berdekatan dengan Ethan.
"Maaf, sepertinya tidak. Lagipula, bagaimana bisa aku menikah dengan seorangㅡtunggu." Lyra baru menyadari sejak tadi Ethan tak terlihat layaknya seorang raja. "Kenapa pakaianmu seperti ini? Kau benar-benar raja, 'kan?"
Ethan meninjau penampilannya sendiri kemudian kembali menatap Lyra. "Aku bisa mati kalau identitasku sebagai raja terbongkar."
Dahi Lyra berkerut kebingungan. "Maksudnya?"
"Cukup-cukup. Tidak perlu membahas itu." Musik berhenti bermain, Ethan jadi lebih leluasa mengatakan maksudnya kepada Lyra. "Kau benar. Kau akan menikah dengan seorang raja, dan kau akan jadi permaisuriku, ratuku."
"Ratu?"
"Ya, ratu." Ethan mengangguk. "Kau akan jadi ratu."
Lagi, ada getaran aneh dalam hatinya saat mendengar sebutan itu. Di situasi-situasi tertentu, apapun yang keluar dari mulut Ethan akan memancing memorinya mengingat sesuatu yang tak pernah terjadi sebelumnya. Deja Vu. Dia tak tahu apakah perasaan ini merupakan bagian dari skenario yang ditulis oleh sang penulis pada perannya di dongeng negeri terkuruk ini.
"Bagaimana, Lyra? Maukah kau menjadi ratuku?"
Sialnya, Lyra seolah tak mampu mengatakan penolakan karena kata "ratu" yang sejak tadi Ethan sebutkan. Bukan, bukan karena dirinya tergiur akan posisi itu. Mengetahui bagaimana keadaan di istana lewat dongeng nenek, tentu saja dia tak mau menjadi seorang ratu. Namun, ada firasat di dalam hatinya yang mengatakan bahwa dia harus menjadi ratu.
Lyra benar-benar mengutuk perasaannya yang memberontak akal seolah ada orang lain yang mengendalikannya. "A-aku..."
"Lyra!"
Baik Ethan maupun Lyra sama-sama menoleh. Di tengah gerombolan orang yang mulai bubar, terlihat Aaron dengan napas tergesa berlari ke arahnya. Wajah itu berang, dipenuhi amarah yang berpadu dengan khawatir. Atas ekspresi yang kembali dia lihat setelah hari saat Aaron menemukan anak panah menancap di gubuknya, Lyra segera melangkah menjauh dari Ethan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blanched Dimension
FanfictionDari sang nenek, Lyra selalu mendengar dongeng tentang sebuah bangsa yang mengalami kutukan abadi. Grindaltan yang membeku selama ratusan tahun lamanya, dengan sebab yang masih jadi ramalan. Suatu malam, Lyra bertanya-tanya: Apa benar tak ada cara...