27. Cursed Dinner

372 32 16
                                    

CHAPTER 27
BLANCHED DIMENSION
©NAYLTAE
2023

.

.

.

"Aku jatuh cinta kepada orang lain dan kuharap kau bisa langsung mengerti kenapa kau justru mendapati surat ini alih-alih diriku di sampingmu. Aku pergi, Aaron. Terima kasih untuk kehidupan singkat yang kau berikan kepadaku selama kita tinggal bersama. Jangan mencariku, karena kau tidak akan pernah mampu menemukanku.

Lanjutkan hidupmu, ya. Aku yakin kau masih sama hebatnya seperti saat aku belum datang ke kehidupanmu.

Terima kasih,
Lyra."

Barisan aksara pada surat di genggamannya mengabur kecuali satu kalimat, 'Aku jatuh cinta kepada orang lain.' Jantung Aaron berdegup keras sekali, sendi-sendi kakinya ingin bergerak untuk berlari; mengobrak-abrik Grindaltan hingga lubang-lubang tikus untuk menemukan Lyra. Namun, yang Aaron lakukan justru hanya duduk di bibir ranjang dengan rahang gemetar dan kedua bola mata pedas berair.

"Tidak. Lyra mencintaiku. Dia hanya mencintaiku."

Aaron mengangkat pandangannya yang mengabur ke arah luar rumah. Siang menyambut, tetapi dia justru terlelap saat Lyra bergerak meninggalkannya. Perkamen di genggamannya kusut bersama skenario buruk di kepala yang membuatnya marah dan tak berdaya sekaligus.

Aaron menderita karena membiarkan Lyra pergi.

Di tengah sepi yang dingin dan sendu, pintu gubuk Aaron yang berlubang-lubang tiba-tiba bergetar dan nyaris roboh bersamaan dengan ketukan yang memukul secara brutal. Titik air di ujung mata Aaron membeku, harapan-harapan di hatinya naik ke dasar, dan tumit kakinya buru-buru menekan lantai menuju pintu dan membukanya.

Mata Aaron kembali menghangat untuk sebuah tangisan bahagia. Namun, harapannya meleleh lagi. Bukan Lyra yang dia dapati berdiri di depan pintu.

"Hei, kau kenapa? Kelihatannya lemas sekali." Itu Edgar.

Memori tentang Edgar dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pria itu serupa potongan puzzle yang perlahan-lahan mulai tersusun di ingatan panik Aaron. Edgar, istana, Lyra, dan Ethan. Saat potongan puzzle tersebut telah tersusun menjadi sebuah jawaban, Aaron yang was-was segera mencengkeram kedua bahu Edgar dengan tuntutan akan sebuah jawaban.

"Di mana Lyra?" tanyanya terus terang.

Meski nyaris tidak nampak, Aaron puas karena Edgar sempat menelan ludah sebelum secara tidak meyakinkan menjawab, "Kenapa kau tanya aku? Dia 'kan istrimu."

"Dia pergi dari rumah! Dan aku yakin kau ada di balik kepergiannya." Aaron menunjukkan kemarahan yang belum pernah Edgar lihat sebelumnya. "Jangan bermain-main denganku, Edgar. Katakan di mana istriku berada!"

Mata Edgar bergetar. "Aku tidak tahu!"

"Jelas kau tahu!" Hampir-hampir Aaron menghancurkan bahu Edgar karena cengkeramannya.

"Kenapa kau begitu percaya diri mengatakan akulah orang yang membawa Lyra pergi? Bagaimana kalau dia memang ingin melarikan diri? Kau bertengkar terus dengannya! Dia tidak betah hidup bersamamu!"

"Kubilang jangan main-main." Kedua bola mata Aaron memerah; campuran marah, takut, dan putus asa. "Kau tidak membawanya ke istana, 'kan?"

Edgar terdiam. Kali ini, dia melihat ketakutan luar biasa yang tidak pernah dia lihat dari Aaron sebelumnya.

"Dia meninggalkan surat, mengatakan kalau dia jatuh cinta kepada orang lain." Aaron menunduk. Ketika ingatannya berlari pada adegan ciuman Lyra dan Ethan di istana, ketakutannya semakin kacau bagai badai salju yang tak berhenti semalaman. "Tidak mungkin keparat itu orangnya, 'kan? Lyra tidak mungkin mencintai Ethan, 'kan?"

Blanched DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang