BAGIAN. 07

117 44 4
                                    

"Makasih, udah dianter pulang." Siswi tersebut terlihat cemberut setelah turun dari motor milik teman sebayanya yang baru saja sampai didepan rumahnya. Raya terlihat kesal dengan lawan jenisnya itu akibat perseteruan keduanya saat disekolah.

"Sama-sama! Langsung masuk sana." Galaksi tidak menggubris itu malah terlihat santai dengan wajahnya yang tersenyum ceria.

Merasa tidak dipedulikan Raya langsung bergegas masuk tanpa melihat Galaksi kembali. Namun belum sempat dirinya melangkahkan kaki, terdengar suara yang begitu familiar baginya.

"Gak mau mampir dulu, Ga?" Ucap Vano yang tiba-tiba saja muncul disebelah Galaksi dengan sekantong belanjaan yang dirinya bawa. Tidak lupa juga dengan teman satu kampusnya yang bernama Gilbas.

"Lain kali aja, nyokap udah nunggu di rumah. Titip salam aja buat bunda." Tolaknya sambil menghidupkan kembali mesin motornya.

Vano langsung mengangguk sebagai bentuk jawaban. "Oke, titip salam juga buat nyokap. Makasih juga udah dianter Rayanya." setelah itu Galaksi langsung pamit kepada keduanya dan langsung pergi meninggalkan tempat tersebut.

"Ngapain masih diluar? Bukannya masuk sana" Vano yang ingin bergegas dibuat terhenti ketika melihat adiknya yang masih mematung didepan gerbang.

"Raya mau nyapa Kak Gilbas dulu, emangnya gak boleh?" Jawabnya ketus dengan raut wajah ditekuk.

Vano langsung mengerutkan dahinya "Tumben, biasanya kalau ada Gilbas ke rumah malah diem aja di dalem kamar." ledeknya sambil sedikit menertawainya.

"Tau nih, Ray! Tumben banget." Gilbas ikut berkomentar sambil menyeringai kearahnya.

Merasa ditatap oleh dua orang lawan jenis membuat Raya sedikit risih dan merasa tidak nyaman. Terlebih lagi dengan tatapan mereka yang terlihat menggodanya. "Jangan liatin Raya kayak gitu. Kak Vano sama Kak Gilbas mending masuk aja sana." teriaknya sambil mendorong keduanya pergi menjauh darinya.

Kedua pelaku langsung tertawa terbahak-bahak karena melihat reaksi lucu yang Raya perlihatkan. "Njirr, adek lo lucu banget Van! Lo liat gak wajahnya yang langsung ketakutan gitu?" Gilbas berucap sambil mencoba menstabilkan gelak tawanya.

Vano tidak bisa berkomentar apa-apa selain suara tawa yang keluar darinya. "Ahhh, jarang-jarang tuh anak begitu. Emang cuma lo doang yang bisa."

Kemudian keduanya langsung bergegas masuk dan mulai melanjutkan tugas mata kuliah mereka yang belum sempat selesai. Dengan ditemani beberapa jajanan ringan serta minuman dingin, keduanya terlihat begitu fokus dan juga tertata rapih. Terlebih lagi tugas yang mereka kerjakan hampir setengahnya rampung.

Tidak berlangsung lama waktu cepat sekali berlalu, matahari juga kian berganti menjadi terangnya sinar rembulan. Sedangkan Gilbas masih saja betah berada di rumah keluarga Angkasa dengan perasaannya yang nyaman dan juga damai.

"Bas, lo gak balik? Udah malem nih." Ujarnya Vano sambil sesekali meregangkan otot-ototnya.

Gilbas yang ditanya langsung berpaling melihat jam tangan miliknya. Sudah hampir tengah malam dirinya berada di rumah Vano karena saking asiknya mengerkajan tugas. Terlebih lagi dengan asupan makanan yang disediakan.

"Gak sadar gue udah hampir tengah malem. Kalau gitu gue pamit pulang lah." Ujarnya sambil membereskan barangnya satu-persatu dengan dibantu oleh Vano tentunya "Nyokap lo mana? Mau pamitan gue, gak enak udah kelamaan di rumah lo."

GALAKSARA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang