BAGIAN. 28

58 22 1
                                    

Di pagi hari yang cerah di SMA Bumi Matahari terlihat seorang siswa tengah berlari mengelilingi lapangan akibat terlambat sekolah. Bukan hanya dirinya saja yang terlambat melainkan masih ada empat murid yang lainnya.

"Ga! Lo telat karena nunggunya Raya, ya?" Tanya teman sekelasnya Galaksi.

"Gue gak bareng dia!" Ujarnya sambil berlari mengitari luasnya lapangan.

Juan sontak mengerutkan dahinya. "Lah? Terus?" balas sambil mensejajarkan kecepatan larinya dengan Galaksi.

"Ya, gak terus-terus." jawabnya acuh dan semakin menambah kecepatan larinya yang membuat temannya itu tertinggal jauh dibelakang.

Sementara itu Raya yang sudah tidak kuat lagi berlari karena kakinya mulai merasa lemas tiba-tiba saja berhenti ditengah lapangan. "Aduh capek! Raya gak kuat." rengeknya. "Ayok dong kaki! Raya masih harus puterin lapangan nih. Nanti kalau Raya gagal hukumannya ditambah sama, Mr. Nasir!" tukasnya  menyemangati kedua kakinya.

Galaksi yang melihat Raya dari belakang entah mengapa menerbitkan senyumnya. "Payah! Gitu aja udah capek. Emang dasar anak manja." gumamnya sendiri setelah itu kembali melanjutkan kegiatannya.

Melihat Galaksi yang berlari melewatinya membuat Raya merasa ada jarak yang sangat jauh diantara keduanya. Siswi itu jadi merasa bersalah karena belakangan ini sudah mendiamkannya. Setelah semua murid selesai menjalankan hukuman mereka diberikan waktu istirahat sambil meluruskan kaki.

"Kok lo gak keliatan cepek si, Ga?" tanya Galih teman sekelasnya yang lain.

Galaksi seketika menyombongkan dirinya "Makanya sering-sering olahraga! Jagan rebahan mulu kerjaannya." cibirnya meledek.

Setelah itu siswa tersebut beralih melihat gadisnya yang terlihat begitu lelah dengan peluh keringat yang bercucuran. "Nih, minum!" Galaksi menyodorkan air mineral yang dirinya beli.

Raya sontak menatap Galaksi dengan kikuk. "Gaga?" ujarnya terdengar begitu lelah.

"Ini ambil!" ucap Galaksi kembali.

"Tap--"

Siswa itu dengan cepat menyela. "Gak usah banyak protes! tinggal minum aja ribet banget." pekiknya terlihat dingin kepada Raya.

Dengan begitu Raya meminum air yang sudah Galaksi berikan kepadanya dengan sedikit gugup karena bertatapan langsung dengannya. Setelah beres menjalankan hukuman mereka semua akhirnya dipersilahkan masuk kedalam kelasnya masing-masing dengan arahan dari petugas piket.

Saat ini kelasnya Galaksi sedang berlangsung mata pelajaran Matematika wajib. Beberapa materi baru saja dibahas dan akan diikut sertakan dalam ulangan harian yang diadakan besok.

"Gue perhatiin lo udah jarang berangkat bareng, Raya. Lagi musuhan lo berdua?" Tanya Dytto disela-sela pembahasan materi yang sedang Bu Silvi.

"Bisa diem gak? Ganggu konsentrasi orang aja." Decak nya dengan sorot mata yang menyala.

Tidak mau mendengar ucapan Galaksi teman sebangkunya itu kembali berulah. "Lo kualat kali. Makanya jangan suka jahat sama, Alesa. Dia tuh tulus sama lo tapi lonya malah perlakuin dia kurang baik. Makanya lo sekarang jadi kena getahnya kan." ucap Dytto yang membuatnya kepikiran.

Setelah mendengar ucapan teman sebangkunya itu entah mengapa membuat Galaksi kembali mengingat perbuatan kasarnya kepada Alesa beberapa hari yang lalu. Dirinya juga mengakui jika sudah berperilaku buruk terhadap perempuan tersebut.

Beberapa jam berlalu dengan cepat seperti mesin waktu bel pulang berbunyi dipenjuru SMA Bumi Matahari. Kini terlihat dua orang siswi sedang berjalan menuju gerbang sekolahnya.

GALAKSARA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang