BAGIAN. 24

52 19 0
                                    

Terdengar suara langkah kaki yang disertai dengan tetesan air yang jatuh dari sekujur tubuh seseorang. Pintu rumah terbuka lebar menampakkan anak laki-lakinya yang baru saja pulang dalam keadaan basah kuyup seperti adiknya.

"Vano, kamu kok ikut hujan-hujanan juga! Nanti kalau kamu sakit gimana?" Pekik Manda khawatir sambil memberikan handuk kering kepadanya.

"Raya, mana? Vano langsung panik waktu dapet kabar dari Bunda." Ucapnya sambil menggosokkan kepala beserta badannya menggunakan handuk.

Manda yang sudah khawatir langsung mengajak anaknya itu masuk kedalam. "Adik kamu ada di kamarnya. Mending kamu cepat mandi, bunda gak mau kalau kamu sampe demam apa lagi flu."

"Kalau gitu Vano langsung ke kamar, Bun." Pamitnya berlarian kecil menaiki anak tangga menuju kamar miliknya.

Kemudian Manda berjalan ke dapur untuk membuatkan anak laki-lakinya itu minuman hangat. "Gak adik kakaknya sama-sama bikin khawatir." ucapnya bergumam sambil mengambil gelas kaca.

Tidak butuh waktu lama Vano kembali turun kelantai bawah untuk mengambil minuman yang sudah bundanya buatkan. Setelah menenggak habis minuman tersebut sampai tidak terasa badannya langsung terasa seketika. "Bun, Raya tidur ya? Vano panggil-panggil gak dijawab?" tanyanya sambil berjalan menghampiri Manda yang sedang menonton acara televisi kesukaannya.

"Baru banget dia tidur!" tukas Manda. "Bunda juga mau tanya nih sama kamu, Vano! Kenapa kamu malah pergi ke cafe bukannya jagain adiknya di rumah? Padahal ayah kan udah pesan sama kamu." tegasnya yang kini sudah menatap Vano dengan tajam.

Vano yang ditatap seperti itu oleh bundanya langsung merasa bersalah dan menundukkan kepalanya. "Maaf, Bun! Harusnya Vano minta izin dulu sama bunda. Vano ke cafe karena ditraktir sama temen kampus yang lagi rayain ulang tahunnya." terangnya menjelaskan dengan jujur.

"Terus adiknya kamu tinggalin sendirian dirumah gitu?" Tanya Manda kembali menginterogasinya.

Vano menggeleng cepat. "Gak kok, Bun! Vano minta Galaksi temenin Raya dirumah."

"Kalau dia dirumah bareng Galaksi, kenapa pulang-pulang bisa basah kuyup sambil nangis gitu?" Pekik Manda yang masih bingung dengan anak gadisnya itu.

"Vano juga gak tau, Bun! Kalau gak nanti Vano tanyain ke Galaksinya langsung." Saran anak laki-lakinya itu.

Saat ini Manda merasakan pening di area kepalanya. Sesekali dirinya itu memijat pelipisnya perlahan. "Vano! Harusnya kamu tuh lebih milih jagain adiknya ketimbang pergi ke cafe karena traktiran temen kampus. Kamu kan juga tau kalau Raya itu anaknya manja. Bunda khawatir kalau adik kamu sampe kenapa kenapa." adunya menceritakan kepada Vano.

Vano yang merasa bersalah kembali meminta maaf sambil menundukkan kepala kepada bundanya."Maafin Vano, Bun! lain kali gak akan gitu lagi."

Malam semakin larut dengan udara dinginnya bagai terpaan angin sinar matahari muncul dengan warna jingganya yang berkilau. Pagi ini seorang gadis muda terlihat tidak bersemangat menjalani hari berbeda dari hari-hari biasanya. Raut wajahnya tampak sedih dan kosong. Setelah beres dengan perlengkapan sekolahnya dirinya memutuskan turun kelantai bawah untuk sarapan. Saat sampainya di sana dia segera menuju meja makan yang sudah diisi oleh Ayah, Bunda dan juga Kakak laki-lakinya.

"Kamu mau sarapan apa?" Manda bertanya ketika Raya baru saja mendudukkan dirinya di kursi meja makan.

Namun bukannya menjawab Raya terlihat mengambil sendiri sarapan pagi untuknya yang membuat orang tua maupun Kakak laki-lakinya kebingungan.

"Gimana kalau bunda buatin susu coklat?" Tanya Manda kembali dengan respon yang sama. Putrinya tidak bersuara sedikitpun.

Kini Raya terlihat meraih gelas kaca dihadapannya lalu menuangkan air putih didalamnya sampai penuh. Gio, Manda berserta Vano dibuat terheran dengan tingkah lakunya anak gadisnya pada pagi hari ini.

GALAKSARA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang