BAGIAN. 14

94 27 2
                                    

Seorang mahasiswa baru saja sampai di area kampus dengan raut wajah yang terlihat begitu lesu. Tatapannya juga terkesan kosong penuh dengan tanda tanya, tiba-tiba tanpa dirinya sadari seseorang menepuk bahunya dari samping.

"Sendirian aja, Bas! Gak bareng Vano?" Tanya Angkasa sambil melihat ke sekeliling.

"Vano? Dia mah selalu dateng paling awal kali, secara kan dia ketua BEM. Paling juga lagi ada diruagan nya sekarang." Ucap Gilbas terlihat merangkul Angkasa dengan langkah kaki keduanya yang beriringan.

Seketika Angkasa teringat jika memiliki kelas pagi yang harus dirinya ikuti, terlebih lagi dosen yang mengajar dikelasnya sangatlah galak. "Bas, gue ada kelas pagi nih! Masuk duluan ya."

Dengan begitu Galaksi membiarkan Angkasa pergi meninggalkannya karena kelas pagi yang akan temannya itu hadiri. "Oke, Sa!"

Setelah itu Gilbas memutuskan mengunjungi ruangan anggota BEM seperti biasa karena ingin bertemu dengan sahabatnya Vano. Saat sampai didepan pintu ternyata orang yang dimaksud tidak ada, di sana hanya terdapat anggota lain yang sedang sibuk dengan tugasnya masing-masing.

"Nyari Vano, Bas?" Tanya Dava yang tiba-tiba muncul mengagetkannya.

Gilbas sontak langsung berbalik menatap sosok yang sudah ada di hadapannya. "Ngagetin aja lo, Dav! Untung gua gak punya riwayat jantung." protesnya sesekali mengelus dada. "Vano, kemana?" tanyanya kepada wakil ketua BEM kampusnya itu.

"Lagi dipanggil asdos! Katanya si tugasnya ada yang kurang." Terangnya sambil meletakkan beberapa dokumen ke atas meja serta merapihkan sisanya yang terlihat berserakan.

Gilbas dengan cepat mengangguk. "Gue titip pesen aja sama lo. Kalau tuh anak udah balik jangan lupa suruh temuin gue." pintanya kepada Dava yang langsung meninggalkannya setelah berpamitan.

"Oke, Bas!" Balasnya dengan acungan jempol.

Baru saja Gilbas pergi meninggalkan ruangan tersebut tanpa diduga Vano kembali dengan raut wajahnya kusutnya. Dava yang melihat segera menanyakannya sambil menepuk bahunya. "Kenapa lagi lo? Lemes amat?" ucapnya terlihat menarik kursi yang ada disebelah ketua BEM nya.

"Gue lagi pusing nih, Dav! Di satu sisi gue harus ngurusin acara kampus tapi disisi lain ada tugas yang masih nunggu. Udah gitu ditambah sama tugasnya Pak Hito." Keluhnya merasakan pening dengan sesekali memijat pangkal hidungnya.

Dava terlihat mengerutkan dahinya bingung. "Bukannya tugasnya Pak Hito udah lo kerjain dari beberapa hari yang lalu? Terus apa masalahnya?" temanya itu dibuat bingung karena keduanya sempat mengumpulkan tugas bersama.

Vano menarik napasnya dalam. "Pak Hito masih belum puas sama hasilnya, dan menurut dia gua masih bisa buat yang lebih bagus dari tugas yang kemaren." jelasnya sambil memperlihatkan tugas miliknya.

"Kalau gitu mending lo fokus dulu aja sama tugasnya Pak Hito. Soal acara kampus biar gue sama anggota lain yang handle." Ucapnya memberi keringanan atas tugas yang didapat oleh Vano selaku ketua BEM.

"Thanks banget, Dav! Gue minta tolong ya." Vano terlihat senang dengan tawaran yang diberikan Dava kepadanya.

Kemudian Dava teringat dengan pesan dari sahabat ketua BEM nya yang harus dirinya sampaikan. "Tadi si Gilbas kesini nyariin lo."

GALAKSARA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang