BAGIAN. 16

62 27 1
                                    

Saat ini di rumah kediaman keluarga Antariksa sedang ramai karena kedatangan temannya Vano yang sedang berkunjung. Diantaranya ada Gilbas, Angkasa, Dava beserta para anggota BEM lainnya.

"Anggap aja rumah sendiri! Gak usah sungkan buat diri kalian nyaman, gue mau ke kamar dulu ganti baju." Ucap Vano mempersilahkan teman-temannya untuk melakukan apapun yang mereka mau.

Melihat kepergian Vano bagai angin lalu tidak lama Bundanya datang sambil membawa nampan berisikan minuman dingin beserta makanan ringan untuk menemani obrolan mereka beberapa waktu kedepan.

"Ayo, diminum! Gak usah malu-malu." Ucap Manda tersenyum sambil bundanya vano tersenyum samil memberikan gelas berisikan air jeruk itu satu-persatu.

"Makasih ya, Tan! Jadi ngerepotin nih." Dava berucap dengan senyumnya yang manis dengan kedua senyum pipinya yang muncul.

"Gak ngerepotin kok. Tante malah seneng rumahnya jadi rame gini." Sambungnya kembali yang terlihat senang jika teman anaknya datang mengunjungi rumah.

Setelah bunda itu kembali ke belakang dapur Vano seketika datang dengan penampilan yang terlihat lebih segar.

"Lama banget lo ganti baju, ngapain aja?" Tanya Gilbas sambil melihat ketua BEM kampusnya itu yang datang dengan wangi yang semerbak.

"Sekalian mandi gue." Ujar Vano terkekeh menatap temannya yang lain.

Vano yang melihat jika makanan ringan yang bundanya itu sediakan tidak ada satupun yang dirinya sukai sontak membuatnya kembali beranjak naik ke lantai dua mendatangi kamar adiknya.

"Ray! Bisa tolongin kakak gak?" Vano sedang mengetuk kamar adiknya berharap pintu kayu yang dihadapannya langsung terbuka.

Tidak perlu menunggu lama raya akhirnya keluar dari kamarnya dengan headphone tosca yang masih bertengger dikepalanya.

"Kenapa, Kak?" tanyanya kepada Vano sambil melepas benda berwarna hitam yang sedang dirinya dipakai.

"Kamu bisa tolongin Kakak beliin cemilan di mini market depan gak, Ray? Temen Kak Vano lagi pada main ke rumah." Pintanya memohon dengan wajah penuh harap.

Dengan cepat Raya menerima permintaan tolong Kakaknya itu dan kembali masuk kedalam kamar sekedar ingin mengambil jaket. "Bisa kok! Mana uangnya?" Raya langsung mengarahkan tangannya kepada Vano.

Setelah kakaknya memberikan sejumlah uang kepadanya. Keduanya segera turun menuju lantai bawah bersama. Saat sampai dilantai bawah seketika pandangan teman-temannya Vano teralihkan ketika melihat Raya berdiri di sampingnya.

"Adek lo, Van?" Tanya Dirbaz salah satu temannya Vano sambil melihat Raya tanpa berkedip sedikitpun.

"Ya, iyalah! Siapa lagi emangnya." Jelas Vano yang langsung menggandeng Raya mendekat kearah teman-temannya.

Melihat ekspresi ketertarikan yang ditunjukkan teman-temannya membuat Vano menatapnya sinis satu persatu. "Mata lo gak usah pada jelalatan, liat cewek bening dikit langsung seger." ucapnya memberikan peringatan.

Dengan berbaik hati Vano menyuruh adiknya itu menyapa teman-temannya dengan seulas senyum yang terbit di wajah cantiknya.

Setelah itu Raya langsung pamit pergi ke mini market. "Kalau gitu Raya mau ke mini market dulu." ucapnya yang ternyata langsung dicegah oleh kakaknya

"Tunggu dulu! Kamu ke mini marketnya gak sendirian." Ujar Vano kepadanya sambil melihat temannya satu-persatu.

Raya mengerutkan dahinya bingung. "Terus sama siapa? Sama Kak Vano?" tanyanya dengan kedua alis saling menyatu.

Vano seketika mengedarkan pandangannya kepada teman-temannya, namun yang membuat perhatiannya itu teralihkan adalah Angkasa yang sedang sibuk seny dengan handphone miliknya.

GALAKSARA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang