BAGIAN. 23

47 20 2
                                    

Terhitung sudah satu minggu berlalu semenjak pertemuan terakhirnya dengan Angkasa. Dan sampai hari ini Raya masih saja belum bisa memutuskan soal perasaannya yang untuk siapa dan lebih dominan kemana.

Tepatnya pada pagi hari ini gadis manis itu sedang bersantai diruang keluarga bersama dengan Kakaknya. "Kak Vano sini remotnya! Raya mau ganti ke channel kesukaannya, Raya" rengeknya sambil meraih remote tv yang diangkat tinggi-tinggi oleh Vano.

"Gak mau!" Vano menolak dan kembali meledek adiknya dengan tersenyum jahil.

"Kak Vano, cepet! Nanti We Bare Bears nya mulai." Raya kembali merengek sambil berusaha mengambil remote tv dari Vano.

Karena kasihan melihat raut wajah cemberut adiknya membuatnya merasa luluh dan segera memberikan remote tv itu kepada Raya. "Ini Kaka kasih. Gak usah ngambek gitu dong." pekiknya sambil mengedipkan sebelah matanya.

Dengan segera Raya langsung menyambar remote pemberian Vano dan langsung menggantinya ke channel kesukaannya.

"Kakak mau ke kamar dulu! Kamu gak apa-apa sendirian?" tukas Vano yang kini sudah berdiri di hadapan adiknya.

Hari ini adalah hari Sabtu dan kebetulan bunda dan ayahnya sedang tidak ada di rumah karena sedang pergi menghadiri pesta pernikahan temannya.

"Kakak ke kamar aja. Raya gak apa-apa kok disini sendirian." Balasnya yang terlihat anteng menonton kartun kesukaannya.

Dengan begitu Vano pergi ke kamarnya dengan menaiki satu persatu anak tangga. Saat sudah berada di kamarnya pemuda itu langsung mengambil handphone miliknya dan segera menghubungi seseorang. "Ga, lo bisa ajak adek gue jalan-jalan gak? Gue ada janji, dan di rumah lagi gak ada siapa-siapa." pintanya kepada seseorang di sebrang sana.

"Lo gak lagi sibukkan?" Tanyanya kembali memastikan.

Sesekali Vano terlihat menyeka surai hitam pendek miliknya. "Kalau gitu gue tunggu di rumah." ucapnya yang kini sudah mematikan sambungan telfonnya.

Setelah itu pemuda itu kembali menghampiri adiknya dengan pakaian yang sudah rapih serta tercium bau maskulin darinya. Raya yang mencium itu langsung sadar dan seketika menoleh kearah Kakaknya. "Kak Vano mau kemana? Kok rapih banget?" tanyanya sambil memandangnya dari atas sampai bawah.

"Kakak mau pergi sama, Gilbas! Udah janji sama anak kampus yang lain." ucap vano kepada raya.

"Kalau Kakak pergi Raya di rumah sama siapa?" Peliknya terlihat cemberut.

Setelah itu terdengar suara ketukan pintu dari arah luar yang membuat keduanya teralihkan. Seakan tau siapa yang datang Vano dengan cepat membukakan pintu untuknya. Sementara Raya yang tidak mau tau kembali kepada tontonan kartun kesukaannya.

"Sekarang lo kan udah dateng nih. Kalau gitu gue tinggal, ya? Gue titip, Raya!"

Masih fokus dengan animasi kesukaannya telinganya itu sontak mendengar jika Kakaknya sedang berbicara dengan seseorang yang sudah dirinya ketahui siapa sosoknya. Dan benar saja Galaksi muncul bersma dengan Vano sambil merangkulnya dekat.

"Raya, Kakak berangkat, ya! Kalau kamu mau minta apapun bilang aja ke Galaksi." Vano melepaskan rangkulannya pada Galaksi kemudian berjalan kearah adiknya sambil mengelus surai hitamnya serta mengecupnya singkat.

Setelah berpamitan Vano sempat berbicara singkat dengan Galaksi kemudian Kakaknya itu langsung melangkagkan kaki pergi meninggalkan rumah. Dan kini hanya mereka berdua yang tersisa. "Ganti baju sana!" tukasnya memberikan perintah sambil menyilangkan kedua kakinya duduk disofa.

Gadis manis yang berada disampingnya seketika menoleh. "Kenapa Raya harus ganti baju? Emangnya kita mau kemana?" tanyanya cepat.

"Kebanyakan tanya! Tinggal ganti baju apa susahnya si?" Balasnya terdengar sinis dengan tatapan malasnya.

GALAKSARA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang