"Sa, gue minta maaf banget buat yang tadi pagi. Gue lagi ngejar matkul soalnya." Ujar seorang mahasiswa merasa bersalah dan tidak enak hati dengan teman barunya itu. "Gue juga mau sekalian ngenalin temen satu fakultas gue. Namanya Raden Gilang Baskara. Lo bisa panggil dia Gilbas." Vano dengan lantang mengenalkan Gilbas kepada Angkasa.
Mahasiswa fakultas seni itu langsung saja mengulurkan tangannya dengan sukarela. "Angkasa Langit Bimasakti, salam kenal."
"Gilbas." Balasnya sambil tersenyum ramah menatap Angkasa yang lebih tinggi dari.
Saat ini ketiganya sedang berada di area kantin kampus dengan kesibukan di setiap mahasiswa maupun mahasiswi yang sedang mampir mengisi energinya kembali. Sama halnya dengan yang sedang mereka lakukan saat ini.
"Pada mau mesen apa nih?" Vano meraih buku menu yang ada di meja yang mereka tempati sambil sesekali membolak baliknya.
Kedua temannya yang lain tidak banyak bersuara karena mereka terlihat sedang sibuk dengan benda pipihnya. "Kalau bisa disamain aja." ucap Angkasa yang langsung dibalas anggukan oleh Gilbas.
Tidak ingin terlalu pusing memilih akhirnya Vano memesan semua minuman dengan menu yang sama. Sambil menunggu pesanan mereka datang ketua BEM itu mulai mengajak Angkasa mengobrol bersamnya dan juga Gilbas.
"Gue denger lo pendiem, emang bener, ya?" Celetuknya yang langsung ditatap dingin oleh Angkasa.
Melihat itu membuat Vano dan Galaksi langsung melirik satu sama lain sambil memberikan isyarat. Angkasa yang menyadari perubahan ekspres dari mereka mulai menetralkan kembali raut wajahnya.
"Gue bukannya pendiem, tapi kurang bisa bersosialisasi aja." Terangnya santai sambil menatap keduanya secara bergantian.
"Tapi lo emang keliatan pendiem, sa! Atau lebih kearah cuek, ya?" Tebak Vano sambil memikirkannya dengan kedua alis yang saling bertaut.
Seketika Angkasa terlihat menganggukkan kepala sambil melipat kedua tangannya. "Mungkin aja. Lo juga bukan orang pertama yang bilang gitu."
"Jadi udah banyak yang berspekulasi tentang pemikiran mereka terhadap lo?" Sela Gilbas dengan suaranya yang terdengar lebih berat dari keduanya.
Angkasa dengan cepat menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Kemudian tidak lama setelah mereka berbincang, makanan yang mereka pesanpun datang.
"Kalo lo mau lo bisa ikut gabung sama kita berdua?" Ujar Vano sambil menyuap nasi yang akan segera masuk kedalam mulutnya. "Gue masalah soal sikap atau cara lo bicara. Bagi gue yang penting cuma satu, kepercayaan." sambungnya kembali dengan ekspresi wajah yang sudah berubah menjadi serius.
Mahasiswa fakultas seni itu terlihat memikirkan tawaran yang Vano berikan kepadanya. Dengan yakin dirinya langsung setuju bergabung bersama mereka.
"Gue terima tawaran lo." jawabnya cepat dengan ra percaya dirinya.
Vano dan Gilbas langsung tersenyum seketika, dengan Angkasa yang ikut membalasnya dengan senyum singkatnya.
"Selamat datang di klub." Gilbas bersorak sambil menepuk bahu Angkasa senang.
Setelah itu mereka bertiga kembali melanjutkan makannya yang sempat tertunda dengan obrolan satu sama lain disela jam makan siangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAKSARA [TAMAT]
Teen FictionKisah ini bukan menceritakan tentang luar angkasa maupun isinya. Melainkan kisah tentang seorang gadis bernama Rayana Libra Antariksa yang dicintai oleh dua orang pria bernama Angkasa Langit Bimasakti dan Galaksi Bintang Semesta. Dan kisah mereka b...