CHAP III

1K 119 11
                                    

Si hitam kesayangan yang di pinjam Hanabi mengakibatkan Hinata harus ke kantor dengan moda transportasi lain, inginnya sih naik Ojek online, tapi setelah di pikir lebih dalam oleh sang dara, mungkin naik trans Jakarta sekali-sekali tidak ada salahnya dan pasti akan lebih murah juga daripada harus naik ojek online. Sudah lama dia tidak naik trans Jakarta dan antri di halte Busway, mungkin terakhir saat dia masih baru dua bulan bekerja di kantornya saat ini.

Maka disinilah gadis itu sekarang, dengan kaos hitam santai dan rok plisket mocca di padukan dengan sneaker putih, tak lupa totebag hitam di bahunya, rambut yang di gerai dengan gaya twisted knot menambah kesan manis gadis itu, dan pakaian yang terkesan nyaman, karena hari ini adalah hari Jumat, hari khusus untuk menggunakan pakaian bebas di kantor Hinata.

Gadis itu berdiri di salah satu halte Busway terdekat dari rumahnya menunggu Bus yang akan membawanya sampai tujuan Pluit ke kantornya. Dari kejauhan gadis itu melihat Bus sudah mau mendekat dan Hinata bersiap untuk masuk, dan yang pasti harus menunggu orang-orang yang akan keluar dulu.

Setelah masuk ternyata tidak ada lagi bangku yang kosong. Memang apa yang di harapkan dengan naik trans Jakarta di pagi hari kerja, bisa mendapatkan tempat duduk kosong dan bisa berleha-leha sampai tujuan akhir ? Oh tentu itu hanya bisa di bayangkan dalam mimpi saja, nyatanya bus pagi di hari kerja sudah tentu padat, masih untung bisa masuk.

Inilah salah satu hal yang membuatnya enggan naik trans Jakarta, sempit dan berdesak-desakan, apalagi kalau ada orang yang bau badan, rasanya di paksa menghirup gas beracun dengan suka rela. Tapi tak apa, Hinata yang memilih naik trans Jakarta pagi ini, jadi dia akan menerima segala konsekuensinya.

Perjalanan dengan bus ini mungkin akan memakan waktu lebih lama daripada dia mengendarai motor, maka dari itu Hinata berangkat lumayan pagi, karena dia akan melewati beberapa kali transit sebelum sampai di halte terakhir nanti.

Masih sibuk dengan ponsel di tangannya, seraya menggulir akun media sosial bernama Instagram, melihat-lihat hal yang menarik, hingga Hinata tidak sadar kalau tepat di belakanganya sudah berdiri pria tinggi tegap dengan kaos polo hitam, celana khaki dan tak lupa sneaker putih. Di liat sekilas mereka seperti pasangan kekasih, karena menggunakan pakaian yang senada.

Pria di belakang Hinata di mencodongkan badannya lebih dekat ke Hinata, dan mendekatkan mulutnya ke arah telinga gadis yang masih sibuk dengan dunianya. "Saya juga follow Instagram kamu loh Hin" Bisiknya pelan

"Astagfirullah" Sontak Hinata kaget bukan main, hampir saja kepalanya menghantam tiang panjang yang jadi senderan dirinya di dalam Bus itu kalau tidak ada tangan kekar pria yang barusan berbisik menghalanginya. Gadis itu langsung melirik pria yang barusan menolongnya, seketika Hinata melebarkan matanya terkejut. "Mas Naruto ?" Tanyanya heran, iya heran kenapa pria ini ada disini di dalam trans Jakarta.

"Iya ini saya, jangan kaget gitu dong, saya bukan Hantu masih manusia" Jawab pria itu dengan aura muka yang di buat pura-pura kesal, Hinata hampir saja menyungingkan senyumnya melihat raut itu, tapi masih bisa di tahan.

"Ehehe, iya maaf mas saya kaget soalnya" Jawab gadis itu pelan, "Eh tadi mas ngomong apa ya, maaf saya nggak denger soalnya" Karena dia keburu kaget, jadi Hinata tidak terlalu mendengar kata yang di ucapkan oleh pria itu.

Naruto menyunggingkan senyum manis, "Saya bilang, saya juga follow Instagram kamu Hin, tapi belum di accept sih, maaf tadi Saya liat kamu lagi Scrolling Instagram soalnya" Ucap pria itu, seraya menunjuk ke ponsel di tangan Hinata.

Hinata jadi panik, dia tau pria itu sudah mengikutinya di sosial medianya beberapa waktu lalu, tapi Hinata tidak berniat untuk menerima atau mengikuti kembali, karena yang ada gosip antara dirinya dan Naruto makin menjadi-jadi nanti.

Nikah Yuk Hin ?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang