Entah Hinata lagi melamun atau pendengarannya lagi terganggu, tapi yang barusan keluar dari mulut pria di sebelahnya cukup membuatnya sedkit terkejut.
"Maaf maksudnya gimana mas?" Mereka sudah keluar dari dalam tabung besi itu, dan saat ini berdiri di lorong, ruangan Hinata di ujung lorong sedangkan ruangan Naruto berada berseberangan dengannya.
Pria itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Saya mau ajakin kamu jalan, mau Hin?" Naruto gugup dan canggung sebenarnya, tapi harus begini, karena kalau tidak sekarang kapan lagi bisa dapat kesempatan dekat dengan Hinata.
"Kenapa saya mas ?", mampus, mau jawab apa ya, batin Naruto berteriak minta tolong, kan tidak mungkin dia bilang mau ajakin kencan langsung.
"Eh itu, hitung-hitung saya bales brownies kamu yang kemarin, mau ya?"
Naruto masih menunggu jawaban gadis itu dengan gugup, dan untung saja dia punya alasan yang pas untuk mengajak Hinata keluar.
"Owh, gapapa mas, nggak usah di bales juga, saya ikhlas kok" Hampir saja Hinata kegeeran tadi, kalau-kalau ini laki di depannya mau ajakin jalan alias kencan, lagian sadar hey Hinata, ini laki spek zeus, masa mau ama lu rakyat jelata.
Batin Hinata coba menyadarkan diri. "Kalau gitu saya ke ruangan dulu mas" Lanjut gadis manis itu berpamitan.
"Tunggu Hinata" Naruto kalang kabut panik, ini harus berhasil pikirnya, dengan segera dia meraih pergelangan tangan Hinata dan menghentikan pergerakan gadis itu yang mau beranjak.
Hinata kaget bukan main kala jemari kekar pria itu menggenggam pergelangan tangannya lumayan kuat, "Mas ?" Hinata menatap kiri kanan, untung di lorong itu hanya ada mereka berdua.
Naruto yang sadar akan perbuatannya melepaskan genggamannya dengan tidak rela, "Maaf Hin" ucapnya merasa bersalah, takut Hinata tidak nyaman.
"Saya serius nih Hin, mau ajak kamu jalan, ada food court yang lagi rame, mau ya? Saya dengar dari Ino dan Sakura kamu suka makan" The last weapon, Naruto berharap semoga saja Hinata tergoda.
Sialan anak berdua itu, bisa-bisanya dia membongkar aib Hinata di depan pria tampan, mau di taruh dimana muka cantiknya ini, awas saja kalau nanti ketemu. Rasanya Hinata ingin sekali mencakar wajah Ino dan Sakura saat ini juga.
Gadis itu memandang Naruto,"Bukan apa-apa sih mas, kita nggak dekat , saya nggak enak jalan sama mas, lagian apa kata orang-orang nanti."
Naruto merasa sedikit tertohok mendengar alasan gadis itu, apa benar gadis itu menganggap mereka tidak dekat, padahal Naruto merasa selama ini dia sudah cukup akrab dengan Hinata, karena Hinata yang begitu baik dan ramah padanya.
Baik kalau begitu, jika memang Hinata menganggap mereka selama ini tidak dekat, Naruto akan buat mereka bisa sedekat mungkin.
"Nah maka dari itu, biar kita lebih akrab, yok jalan sama saya Hin, nggak jauh kok. Lagian ngapain juga mikirin orang lain, kan yang jalan kamu sama saya." Terkesan memaksa memang, tapi siapa yang peduli, Naruto tidak tuh.
Hinata menarik napas pelan, pria di depannya ini agak sedikit keras kepala juga ternyata.
Hinata berpikir sejenak, sebenarnya tidak ada salahnya juga menerima ajakan Naruto, sebagai rekan satu kantor memang tidak ada salahnya kalau mereka keluar atau main bareng, apalagi godaan makanan yang memang sulit untuk di tolak, gadis itu menatap Naruto kembali , "Mau kemana emangnya mas dan kapan ?"
Yes, batin Naruto bersorak girang, sepertinya gadis cantik itu mau menerima tawarannya.
"Malam minggu ini Hin, nanti saya kasih tau kemana pastinya, kalau kamu mau sih" Pria itu menggaruk tengkuknya kembali, gugup pastinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Yuk Hin ?!
Fanfiction"Kalau saya lamar, kamu mau nggak ?" "Hahah jangan becanda mas, nggak lucu" "Nikah yuk Hin?! "ehhh...???" Cover : Canva Naruhina Fanfiction