CHAP XX

755 90 15
                                    

"Assalamualaikum" Dari arah pintu depan sepertinya ada tamu, Tenten dan Neji serta bayi mereka sedang bercengkrama di ruang keluarga secara serentak menoleh ke arah suara di depan. Baru saja Neji ingin berdiri untuk melihat siapa yang datang, tapi istrinya sudah terlebih dulu berdiri dan menyerahkan bayi montok itu ke pangkuan ayahnya.

"Waalaikumussalam, Wah ada calon manten nih" Tenten membukakan pintu rumahnya, menyambut pasangan tamu yang datang sore di hari sabtu itu tanpa ada janji apapun sebelumnya. Hinata terkekeh, begitu juga dengan Naruto di sebelahnya. Hari ini memang dia sengaja datang kerumah abangnya Neji. Niat Hati tentu untuk meluruskan masalah dua pria dewasa itu, bagaimanapun mereka akan jadi saudara ipar bukan ?

Naruto juga dari beberapa hari yang lalu selalu merengek pada Hinata untuk di ketemukan sama Neji. Pria itu bilang, dia masih tidak tenang kalau Neji masih belum kasih restu, seperti ada yang menganjal gitu. Makanya hari ini Hinata bertamu kerumah abangnya.

"Hehe, sore kak Tenten" Naruto meraih tangan kakak ipar Hinata itu dan menyalaminya, sebentar lagi ibu anak satu itu juga akan jadi kakak Iparnya. Sedangkan Hinata tanpa basa basi apapun, langsung memasuki rumah, sudah seperti rumah sendiri.

Tenten mempersilahkan Naruto masuk dan duduk di sofa besar ruang tamu kediaman Neji yang lumayan besar. Naruto menatap sekeliling sebentar, dan baru tau kalau Neji ternyata sukses juga, dia dengar dari Hinata, kalau pria itu sudah jadi jaksa sekarang di Kejagung. Luar biasa.

"Kak, kunti bogel mana ?" Tanya Hinata, gadis itu masih berdiri, celingak celinguk seperti mencari sesuatu. Tenten cemberut mendengar pertanyaan itu. Sedangkan Naruto terkekeh pelan.

"Kamu ya Nat, anak kakak secantik itu di bilang kunti bogel. Sentil juga nih ginjalnya" Tenten yang gemas mencubit kedua pipi Hinata. Memang gadis itu, ada saja panggilan untuk keponakannya, yaitu anak Neji. Hinata tertawa, melepaskan tangan Tenten dari pipinya yang mulai sedikit memerah.

"Ada noh sama papanya di dalam." Hinata mengangguk paham, dia kangen ponakan sebenarnya.

"Mas mau ikut kedalam nggak, liat kunti bogel, kemasan sachet bang Neji ?" Tanya gadis itu pada Naruto. Pria itu menggeleng dan memilih tunggu disini saja, Naruto sebenarnya sedikit gugup bertamu kesini, apa lagi ini rumah Neji.

Walaupun beberapa minggu yang lalu pas acara dua keluarga mereka sudah bertemu. Tapi sepertinya abang gadis itu masih berat untuk restu.

Hinata mengangguk, dan masuk kedalam sendiri. Sedangkan tenten menemani Naruto di ruang tamu itu.

"Mau minum apa Nar, makan mau, kakak abis masak banyak hari ini. Mau ya?" Tenten menawari.

"Makan enggak kayaknya kak, barusan udah makan batagor sama Hinata sebelum kesini, masih kenyang. Minum aja boleh kak, yang ada rasa-rasa ya. "Ucap pria itu. Tenten mengangguk, dan meminta Naruto menunggu sebentar.

***************

"Abangkuhhhhh...." Hinata berucap lumayan keras, melihat abangnya lagi nonton TV sambil menimang bayinya di pangkuan.

Neji tersentak sedikit mendengar suara adiknya itu, memutar kepalanya untuk melihat Hinata.

"Tumben kesini pas weekend, biasanya kan di kamar terus kayak ayam betina mau bertelur" Ucap Neji mencemooh, Hinata yang tidak terima memukul kepala abangnya pelan.

Nikah Yuk Hin ?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang