CHAP XXVI

694 67 34
                                    

Akhirnya hari yang di tunggu-tunggu itu tiba, dua keluarga besar sudah duduk dengan nyaman dalam aula joglo besar kepunyaan eyang Naruto. Calon mempelai pria itu duduk dengan sedikit gelisah di apit oleh eyang dan kedua orang tuanya.

Hari ini keluarga besar Naruto berkumpul, menggunakan pakaian adat jawa yang senada, tak terkecuali eyangnya yang duduk di sebelah Naruto, meremas jemari kekar cucu kesayangannya itu.

"Jangan gugup gitu dong Naru, malu sama badan" Wanita lanjut usia itu meledek cucunya sendiri, karena sedari tadi Naruto tidak tenang, pandangan pria itu sesekali melongok keruangan dimana Hinata berada.

Naruto terkekeh mendengar guyonan dari eyangnya itu, begitupun kedua orang tuanya.

"Cuma nggak sabar eyang, mau liat calon istri aku yang cantik" Eyangnya memukul pelan punggung tangan pria itu.

Cucunya yang baru kemarin rasanya masih di gendongan, tidak terasa sebentar lagi akan berumah tangga, dan jadi suami orang. Tentu ada rasa bangga, sedih bercampur haru rasanya.

"Kamu jadi suami harus baik-baik ya sayang, jangan pernah sakitin Hinata nanti, ingat apa kata eyang"

Naruto mengangguk, akan dia ingat selalu petuah-petuah yang selalu eyangnya itu ucapkan.

Di sebelah kiri, keluarga besar Hinata juga sudah berkumpul, menggunakan pakaian formal dengan warna senada, minus gadis itu yang masih di sembunyikan di ruangan sebelah aula itu, sebelum nanti di bawa masuk saat acara sambutan dari dua keluarga selesai di adakan.

Tidak banyak yang di udang di ruangan itu, hanya susunan keluarga inti dan sanak saudara, karena memang itu keinginan Naruto dan Hinata yang sudah mereka sepakati.

Bahkan rekan kantor satupun tidak ada yang tau, ingin jadi sebuah kejutan saat undangan pernikahan nanti di bagikan.

Saat suara master ceremony sudah membuka acara, semua duduk dengan tenang mengamati, sampai pada acara sepatah dua patah kata dari perwakilan dua keluarga.

Di awali oleh keluarga Naruto yang menyampaikan maksud di adakan acara ini, pada keluarga Hinata yang menjawab maksud dari keluarga pria itu.

Setelah itu, calon pengantin wanita di bawa masuk ke aula, di dampingi oleh kakak iparnya Tenten yang menggandeng gadis itu. Mata Naruto tidak bisa lepas dari gadis itu, Hinata terlihat sangat cantik dan ayu dengan riasan sederhana yang elegan. Ini baru menggenakan kebaya pertunangan, apa jadinya nanti kalau sudah menggunakan kebaya pernikahan. Hah, Naruto jadi tidak sabar rasanya tahun depan.

Hinata melihat Naruto sekilas dengan melemparkan senyum manis pada pria itu, sedangkan Naruto yang di tatap, sedikit memerah dan salah tingkah. Semua tingkah pria itu tidak lepas dari pandangan eyangnya.

"Gimana, cantik nggak Hinata ?" Pria itu mengangguk cepat

"Cantik banget eyang, aku mau mimisan rasanya", lagi-lagi eyangnya dan kedua orang tua pria itu terkekeh dengan jawaban Naruto, persis seperti remaja yang kasmaran.

Hinata sudah duduk tenang di apit oleh kedua orang tuanya, gadis itu mengenakan kebaya yang senada warnanya dengan batik Naruto, dengan tatanan rambut yang di sanggul rendah di belakang kepala.

Gadis itu gugup bukan main, ini akan jadi langkah awal untuk hubungan seriusnya dengan pria pujaan hatinya itu.

Kembali pembawa acara membuka tatanan acara, dan kali ini adalah sepatah kata dari kedua calon mempelai. Hinata dan Naruto di persilahkan maju kedepan.

Pasangan itu melangkah kedepan, dan berdiri bersebelehan, dengan Naruto membawa satu buket besar bunga di tangannya.

Pembawa acara mempersilahkan Naruto untuk buka suara, dan pria itu terlihat memejamkan mata sebentar, untuk menenangkan diri dari kegugupan.

Nikah Yuk Hin ?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang