Chap XXX ( End Game )

970 60 28
                                    

Setelah acara akad yang menyenangkan dan juga sedikit memalukan bagi Hinata itu selesai di adakan. Tepat pada pukul lima sore, mereka semua sudah sampai kembali ke Jakarta

Saat ini sudah pukul tujuh malam, semua keluarga dan pengantin sudah bersiap di Hotel untuk acara resepsi jam delapan malam nanti.

Naruto dan Hinata di kamar mereka sendiri, dengan beberapa penata rias dan busana yang masih mondar mandir mempercantik istrinya, nanti juga kamar ini akan jadi tempat menginap mereka, karena sepertinya terlalu lelah untuk pulang kerumah bunda dan ayah .

Para bunda, ayah dan keluarga yang lain juga bersiap di kamar mereka.

"Gimana mas, cantik nggak?" Hinata memakai gaun pilihan Naruto saat mereka fitting pakaian resepsi beberapa minggu yang lalu. Hinata berdiri di depan suaminya yang sudah tampan mengenakan setelan jas biru pilihan darinya yang menawan.

Naruto tersenyum, menaruh kedua lengannya di pinggul sang istri, menatap dari atas sampai bawah kaki.

"Masya Allah. Istri mas cantik sekali" Ucapnya. Pria itu kembali mengecup dahi Hinata, membuat gadis itu terkekeh pelan.

Kali ini Hinata sudah tidak malu lagi. Dia juga ikut memberikan pujian untuk suaminya yang terlihat gagah dan tampan.

Para penata rias dan antek-anteknya terpekik kecil melihat interaksi pengantin baru yang masih anget-angetnya itu. Benar kata orang, kalau sudah jatuh cinta, dunia serasa milik berdua, yang lain hanya pengungsi Rohingya.

"Mas Naruto, Mbak Hinata, mari keluar, acaranya sudah mau di mulai" Seorang anak muda, salah satu staff EO masuk ke dalam kamar dan meminta pengantin itu segera ke Ballroom acara. Karena para tamu sudah mulai berdatangan.

Hinata kembali merapikan jas suaminya sebelum pria itu mengandeng tangannya untuk keluar, mereka berjalan di ikuti dengan beberapa orang di belakang yang memantau pergerakan Hinata, juga merapikan gaun gadis itu yang mungkin terselip atau terinjak.

"Mas grogi dek.." Naruto berbisik di telinga istrinya, tidak sadar meremas jemari gadis itu, membuat istrinya terkekeh maklum.

Tinggal beberapa langkah lagi menuju pintu Ballroom di depan mereka, membuat perut Naruto melilit.

Memang sang pria sudah terbiasa menghadapi orang banyak. Tapi kalau ratusan undangan dengan semua mata yang memandang, membuat nyali Naruto mengambang.

"Adek juga mas..." Balas gadis itu, tapi Hinata tetap memberikan kekuatan, mengelus lengan suaminya sambil mengeratkan genggaman.

Hinata juga malu di pandang oleh orang-orang, tapi ini hari bahagia, sekali dalam seumur hidup juga, jadi harus berjalan sempurna.

Pintu di depan mereka terbuka lebar, mempersilahkan pengantin baru itu untuk melangkah ke dalam ruangan yang sudah di penuhi banyak tamu undangan.

Naruto dan Hinata tersenyum bahagia, memancarkan aura kebahagian pada semua tamu yang datang. Para rekan kerja di kantor yang rata-rata hadir malam itu bersorak gembira, bahkan ada yang bertepuk tangan dan bersiul nakal, mengiringi langkah mereka ke atas panggung pernikahan.

"Pak Naruto, pegang bu Hinatanya yang kenceng pak. Nanti di culik Toneri lho" Naruto terkekeh begitupun dengan Hinata mendengar guyonan dari salah satu anak GA, rekan Toneri, sedangkan Toneri cemberut dengan wajah menekuk. Walaupun patah hati, dia tetap datang menghadiri, demi kambing guling dan souvenir ganda yang di janjikan oleh sang pujaan hati.

Hari ini apapun yang akan di ucapkan oleh orang-orang, Naruto tidak akan emosi, toh gimana Hinata mau di culik, dia sudah ikat gadis itu dengan ijab kabul sehidup semati, haram bagi yang lain untuk lirik-lirik. Kalaupun ada yang masih berani, siap-siap saja nanti burungnya Naruto kebiri.

Nikah Yuk Hin ?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang