CHAP XXVII

706 72 63
                                    

Menjelang jam makan siang di kantor, Naruto dan Hinata membuat kehebohan yang tidak di sangka-sangka, apa penyebabanya ?

Tentu saja undangan hitam keemasan nan elagan yang di bagikan pada rekan oleh sepasang manusia di meja mereka masing-masing jadi sumbernya. Semuanya terkaget bukan main, ada juga yang bertepuk tangan tanda tidak percaya.

Sebagian karayawan perempuan langsung menampilkan raut sendu dan kecewa, tidak ubahnya dengan raut karyawan laki-laki yang merasa kalah sebelum berperang.

Mereka sungguh kecolongan, bisa-bisanya dua manusia limited edition itu akan melepas masa lajang dalam waktu tidak lama lagi, dan yang lebih membuat merana, kedua orang itulah yang akan menikahi diri satu sama lain, kurang nelangsa apa coba hati para jomblo akut di kantor itu ? Bagaikan sudah jatuh, tertimpa duit 5 M.

( Kalau itu mah bikin bahagia )

Hinata dan Naruto menerima kata selamat dan doa silih berganti. Ada yang menggoda juga untuk bisa segera menghasilkan keturunan yang cantik dan tampan, tidak lupa juga godaan untuk mempersiapkan malam pertama yang berkesan.

Tentu semuanya dibalas kekehan dan di aminkan oleh kedua calon pengantin yang dari aura wajahnya terlihat memang sangat bahagia.

Naruto se-dari tadi tidak melepaskan cengiran di wajahnya, menerima godaan-godaan dari rekan staff dan sesama manager. Banyak yang tidak percaya, akhirnya dara cantik tak tersentuh itu jatuh juga kepelukan sang social butterfly di kantor.

"Lu pake pelet apaan Nar, bagi-bagi kali ?"  Goda salah satu rekan pria itu.

"Enak aja pelat pelet, mata lu tuh gua pelet"  Naruto Tidak terima di fitnah menggunakan ilmu hitam, Hinata menepuk pelan lengan pria itu, untuk bicara yang sopan dan pria itu mengangguk. Semua disana tergelak keras, tidak menyangka Naruto bisa manut seperti itu, biasanya kalau sudah emosi suka meluap-luap.

"Ngeri, sudah ada pawangnya sekarang, jadi lebih kalem. Bagus Hin, sering-sering di kasih ludah ya, biar nurut, takutnya ngegonggong terus dia" Kiba tambah menggoda sohibnya.

Mengabaikan raut Naruto yang ingin mencakar rasanya.

"Gua gigit rabies lu ya Kib" Kiba hanya mencibirkan lidahnya. Tapi Naruto tidak marah, ini hari bahagia, tentu dia harus bahagia juga.

Yang penting Hinata sudah jadi calon bini, sudah di umumkan juga melalui udangan pernikahan itu, jadi tidak ada yang bakal berani-berani menggoda gadis itu lagi, fix sudah jadi miliknya, titik.

Tapi tidak berapa lama dari pemikiran Naruto barusan, salah satu rival, bisa di bilang begitu, mendekat pada Hinata. Iya anak GA yang tidak tau diri, begitu Naruto menyebutnya.

"Hin, kok tega banget sih sudah mau nikah aja, selama ini aku di anggap apa Hin?" Toneri datang-datang dan berucap sendu dengan tampang yang di buat sesedih mungkin, dia kecewa tentu saja. Gadis potensial incarannya dari awal, malah jatuh ke tangan sang manager keuangan.

Untuk masalah dompet, mungkin dia memang kalah dari Naruto, tapi kalau masalah tampang, masih bisa lah di adu ya. Toneri merasa dia tidak kalah tampan dari Naruto.

Mimpi apa Toneri semalam, kalau hari ini masuk kantor, tau-taunya malah di kasih kabar kalau Hinata akan menikah sebentar lagi dan jadi istri orang. Remuk hati rasanya, mau nangis tapi gengsi sama badan dan semboyan playboy karbitan.

"Bjir, saingan lu Nar, berani gila dia sama calon Bini" Kiba memanas-manasi, berharap Naruto terpancing dan ada tontonan orang baku hantam sebentar lagi. Naruto sedikit tersulut emosi, tapi genggaman Hinata di jemarinya menenangkan pria itu.

Aura di sekitar sudah mulai tidak enak, semua terdiam memperhatikan interaksi mereka bertiga. Jangan sampai ada yang main adu pukul disini nanti. Bisa repot kalau boss besar tau.

Nikah Yuk Hin ?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang