"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam" Wanita paruh baya itu terkesiap dari kegiatan merapikan tanaman, saat mendengar salam dari seorang pria di depan pagar rumah.
Ini baru jam sepuluh pagi dan hari ini hari sabtu yang notabennya hari libur, rasanya dia tidak ada janji dengan tamu siapapun. Atau mungkin tamu suaminya atau anak gadisnya Hinata ?
Kalau tamu Hanabi tidak mungkin, anak bungsunya itu paling anti dan tidak akan pernah membiarkan teman-temannya main ke rumah.
"Ya, tunggu sebentar " Dengan langkah sedikit terburu-buru, Bunda Hinata membukakan pintu pagar itu, "Maaf, ada yang bisa di bantu ?"
Bunda bertanya atas asas kesopanan tentu saja, karena ada apa gerangan pria muda tampan di depannya ini bertamu pagi-pagi sekali, atau dia sales panci ?
Tapi nggak mungkin, karena kemeja rapi dan tampang menawan seperti ini tidak mungkin sales panci keliling yang sering bunda hutangin.
"Maaf bu, Hinatanya ada ?" Nah benar bukan, ini pasti tamu Hinata.
'Apa pacar Hinata ya, apa ini nak Naruto Naruto yang sering di omongin Ayah ?'
"Temen Hinata ? " Rasa penasaran bunda membumbung tinggi
"Iya bu, Saya Naruto, salam kenal" Naruto membungkukan badan dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
Sudah pasti wanita paruh baya cantik di depannya ini bunda Hinata yang pernah dia dengar dari Ino, tidak salah lagi, kecantikan Hinata sudah pasti turunan dari bundanya ini.
Beruntung hari ini Naruto datang dan bertemu dengan Ibu Hinata, semoga saja yang di omongin oleh Ino waktu itu benar adanya, kalau wanita paruh baya ini akan jadi pemulus jalannya untuk memikat Hinata.
"Wah wah wah, Nak Naruto yang itu ya ? Ayah sering ngomongin Nak Naruto, aslinya mana gagah pisan" Naruto terkekeh pelan, "Oya, panggil bunda aja ya jangan ibu, emang bunda ibu guru"
Bunda meraih tangan pria muda itu dan menepuk nepuknya dengan semangat. Akhirnya dia bertemu juga dengan pria yang mengaku tertarik dan serius dengan Hinata ini.
Sekarang Naruto tau, darimana candaan receh Hinata berasal, tentu saja dari Bundanya.
"Hehehe, iya bunda, salam kenal. Akhirnya bisa ketemu sama bunda juga" Senangnya Naruto, karena kedua calon mertuanya orang yang sangat welcome dan humble.
"Yuk mari masuk nak. Hinata ada kok di dalam" Naruto mengangguk, tentu dengan senang hati menerima tawaran itu, memang itu tujuannya datang ke rumah Hinata, tentu saja untuk bertemu sang dara.
Bunda melangkah dengan riang, diikuti Naruto di sebelahnya. Mimpi apa dirinya semalam coba, sampai-sampai pagi ini kedatangan calon mantu, bunda sudah optimis kalau pria muda ini bakal jadi mantunya.
Lagian kenapa bunda harus mikir ulang ? toh anaknya tampan dan gagah begini, malahan ayah bilang pas sholat bacaannya juga bagus, sudah langka yang seperti itu sekarang, jangan sampai lepas. Mau tidak mau, Hinata harus mau pokoknya.
"Nak Naruto, tunggu sebentar ya, bunda pangilin Hinata dulu, kayaknya itu anak lagi masak di dapur"
Naruto kembali mengangguk, dengan sabar dia akan menunggu Hinata.
Setelah itu bunda melangkah masuk ke dalam, meninggalkan Naruto duduk sendirian di ruang tamu depan. Ini sudah kali keduanya masuk rumah Hinata, jadi dia tidak terlalu canggung lagi.
Sebenarnya, Naruto tidak ada janji apapun dengan Hinata hari ini, dia hanya rindu saja dengan gadis itu, dan kebetulan ada urusan di kawasan tempat tinggal Hinata, jadi tidak ada salahnya mampir sebentar, walaupun masih pagi, tidak masalah, toh bunda Hinata juga terlihat semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Yuk Hin ?!
Fanfiction"Kalau saya lamar, kamu mau nggak ?" "Hahah jangan becanda mas, nggak lucu" "Nikah yuk Hin?! "ehhh...???" Cover : Canva Naruhina Fanfiction