Tepat pukul sembilan malam, Naruto mengantarkan Hinata pulang. Rencana awalnya hanya sebentar mau ganti baju, malah jadi hampir seharian akibat ditahan oleh bunda Kushina, ayah Minato juga ikut nimbrung, jadinya gadis itu mau tidak mau harus mau meladeni sepasang paruh baya yang bersemangat itu.
Tapi Hinata tidak keberatan, banyak kegiatan yang dia lakukan dengan bunda Kushina di rumah. Walaupun orang berada yang punya asisten rumah tangga, ternyata urusan masak memasak masih di lakukan oleh bunda. Hinata juga ikut masak dengan bunda Kushina, karena tidak enak kalau hanya duduk cantik dan melihat saja.
Bunda Kushina tentu senang sekali, berasa punya mantu sungguhan, Hinata yang cantik dan pintar memasak, mana masakannya enak banget, ayah Minato dan bunda Kushina sampai merem melek memakannya, kalau Naruto sih sudah sering merasakan kenikmatan masakan sang calon bini ( Insya Allah ).
Calon mantu idaman semua mertua pokoknya. Wanita paruh baya itu terlihat bahagia tentu saja, karena hari-hari biasanya dirumah hanya sendirian, akhirnya hari ini ada yang bisa di ajakin ghibah sambil selonjoran.
"Maaf ya Hin, kalau ayah sama bunda ngomong aneh-aneh hari ini" Naruto membuka obrolan, karena beberapa menit mengendara dengan Hinata di sebelahnya, mereka hanya diam saja, pria itu juga bingung, lebih ke arah tidak enak dengan Hinata, rencana awalnya ingin mengajak gadis itu main keluar di hari libur, malah jadinya seharian dirumah Naruto ngalor ngidul.
Tanpa di sangka-sangka, gadis itu mengarahkan perhatiannya pada Naruto sepenuhnya, dengan senyum sumringah di wajah cantiknya, Hinata menggeleng "Bunda Kushina asyik banget di ajakin ghibah mas, ayah minato juga lucu, jadi gapapa, saya seneng. Makasih loh mas, sudah di ajakin ke rumahnya" ucap gadis itu riang, tentu saja Naruto juga ikut senang jika begitu.
"Mau lagi nggak di ajakin ke rumah kapan-kapan?" Tanyanya, Naruto mencoba peruntungan sepertinya. Hinata langsung mengangguk setuju "Mau, mau minta bunda ajarin cara bikin cireng ayam suwir yang enak, cireng buatan bunda, beuh enak banget" Naruto terkekeh, jarang-jarang dia liat Hinata se-ekspresif ini. Biasanya gadis itu lebih ke pasif, apa karena dia saja yang belum mengenal bagaimana aslinya sang dara yang sudah di taksir lama.
"Ntar saya ajakin lagi harus mau pokoknya, jangan risih sama bunda dan ayah ya Hin" Ketakutan Naruto sebenarnya untuk mengajak Hinata kerumah, karena dia tau seberapa heboh orang tuannya, beda dengan ayah Hinata yang tenang, walaupun bunda gadis itu juga bar-bar, tidak beda jauh dengan bunda Kushina di rumah.
Hinata menggeleng kembali, gadis itu mengatakan kalau bunda Kushina tidak beda jauh dengan bundanya dirumah, sama-sama koplak. "Siiip, pasti mau, kalau kerumah mas Naruto pasti bakal di masakin bunda yang enak-enak, siapa coba yang bakal nolak makanan enak" gadis itu terkekeh, Naruto menyentil dahi gadis itu pelan, makin lama Hinata makin lucu saja, kan jadi makin cinta.
Hinata pura-pura kesakitan, mengusap dahinya,"Sakit tau" ucapnya dengan manja, Naruto ikut mengusap dahi gadis itu dengan pelan, "Maaf ya, masih sakit kah ?". Naruto jadi khawatir. Jangan sampai anak gadis ayah Hiashi ini cidera sebelum di persunting.
"Becyandaa, becyandaaa" Tawa gadis itu pecah, karena melihat raut Naruto yang sedikit panik. Paham Hinata sedang mempermainkannya, Naruto mengapit pelan ke dua pipi gambil gadis itu dengan satu tangannya yang tidak memegang stir, membuat Hinata memonyongkan bibirnya dengan lucu. Ah kan jadi pengen ciuman. Eh
"Bercanda sekali lagi, mas kecup ya keningnya" Hinata langsung melepaskan tangan Naruto dan menjauh, menempelkan punggungnya ke jendala mobil tepat di belakang tubuhnya, "Mesum banget" Ucap gadis itu takut, Naruto malah tergelak keras.
Ya kali dia bisa lakuin itu sama Hinata, dosa, dosa, kan belum halalan thayyiban. Skip dulu sampai sah, kalau sudah sah nanti, gaskeeun mau kecup-kecup dimanapun, Naruto jabanin. Tidak sabar rasanya mengecup bagian tubuh Hinata yang Naruto yakin, sama mengemaskannya dengan pipi chubby gadis itu. Aish pikiran pria itu sudah melalang buana mesum, salahkan Hinata pokoknya. Astagfirullahaladzim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Yuk Hin ?!
Fiksi Penggemar"Kalau saya lamar, kamu mau nggak ?" "Hahah jangan becanda mas, nggak lucu" "Nikah yuk Hin?! "ehhh...???" Cover : Canva Naruhina Fanfiction