CHAP IV

972 112 33
                                    

"Mbak Hin, ini " Seorang karyawan, rekan atau bisa di bilang bawahan Hinata menyodorkan sekotak makanan ke arah gadis itu.

Hinata menghela napas berat, ini sudah hari ke 10 dia menerima kiriman makanan dari orang yang tidak di kenal, makanan itu tiap hari datang, dan di bawakan oleh bawahannya bergantian.

Hinata tentu menaruh curiga, tapi setiap ditanya dari siapa, tidak ada satupun dari mereka yang berani menyebutkan namanya.

"Buat kamu aja sama yang lain" Jawab gadis itu singkat, dan tak pelak membuat semua rekannya di ruangan itu tersenyum sumringah.

Makanan-makanan yang diterima Hinata tak pernah dia makan, dan selalu di berikan ke orang lain. Gadis itu tidak mau menerima sesuatu yang tidak jelas asal usulnya.

Dia yakin makanan itu aman, tapi dia memang tidak ingin meresa hutang budi pada siapapun di kantor ini.

"Kalian masih ingin tutup mulut ya?" Hinata menatap rekan-rekannya itu satu persatu, mereka sangat patuh sekali pada orang yang mengirimkan makanan itu.

"Nggak berani mbak Hin" Salah satu rekan Hinata menjawab dengan kekehan, mulutnya sudah penuh dengan makanan yang barusan datang itu.

"Yaudah kalau gitu, bilangin tuh sama orangnya, saya nggak bakal makan kiriman dia, nggak jelas soalnya"

Boda amat pikir Hinata, toh yang bakal keluar dan rugi duit bukan dia.

"iih mbak Hin jahat banget, dicoba dikit aja kali mbak, kasihan yang ngasih" celoteh salah satu rekan yang lain, Hinata hanya mengangkat bahunya acuh dan menggeleng pelan.

Gadis itu kembali sibuk dengan laptop di depannya. Rekan-rekan yang lain menatap gadis itu, mereka jadi kasihan dengan orang yang tiap hari menitipkan makanan, tapi tidak berani juga mengaku karena sudah di wanti-wanti oleh orang yang bersangkutan langsung, tapi yasudahlah, yang penting perut mereka kenyang.

........................................................

"Kalian pada nggak mau istirahat? " Hinata melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, waktu sudah menunjukan pukul 12 siang, tapi diruangan itu masih tidak ada satupun yang beranjak keluar untuk istirahat.

"Eh iya mbak, soalnya masih kenyang sama yang tadi "  Seloroh mereka sambil terkekeh, tapi setelah itu beberapa orang keluar untuk istirahat dan yang lain masih di ruangan karena memang mereka membawa bekal.

Sedangkan Hinata, gadis itu juga keluar dari ruangan, rencana awalnya sih ingin mengajak Ino atau Sakura makan di kantin kantor, tapi melihat dua rekannya itu tidak ada di ruangannya, alhasil gadis itu dengan terpaksa berjalan sendirian ke kantin, karena sudah pasti dua sahabatnya itu keluar makan siang dengan suami mereka, mengingat kantor suami Ino dan Sakura juga tidak jauh dari kawasan itu.

Hinata memilih Bakso untuk makan siang, entah kenapa dari semalam dia ngidam makanan yang berkuah dan panas dan Bakso adalah pilhan yang tepat, tentu saja.

Ditemani semangkok Bakso dan es teh manis, gadis itu duduk di meja pojokan.

Jujur suasana kantin saat ini terbilang sepi, entah kenapa, mungkin banyak karyawan yang membawa makanan dari rumah, tapi Hinata suka suasana ini, tenang jadi dia bisa menikmati makanannya tanpa gangguan dari siapapun.

Nikah Yuk Hin ?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang