Dua manusia itu duduk bersebelahan di bangku depan rumah Hinata, karena tidak mungkin Hinata mempersilahkan Naruto masuk, dirumah hanya ada dirinya, tidak etis diliat tetangga tentu saja.
"Maaf Hin, saya bertamu jam segini" Ucap pria itu, Hinata hanya tersenyum dan mengangguk kecil, bingung juga harus berucap apaan.
"Mas Naruto mau minum apa?" Atas asas kesopanan gadis itu tentu saja menawari tamunya minum, tak peduli seberapa Hinata tidak ingin melihat Naruto saat ini, tapi sopan santun harus tetap jalan bukan.
Pria itu tersenyum simpul menatap Hinata, dua hari tidak bertatap muka, rasanya rindu sekali dengan gadis itu. "Air putih saja Hin" Ucap Naruto, Hinata mengangguk dan berpamitan untuk kedalam sebentar mengambilkan minuman untuk pria itu, kasihan juga keliatan dari tampangnya pria itu sedikit kelelahan.
Tidak berselang lama dari Hinata masuk kedalam, mobil ayah Hinata datang. Pria tua itu sedikit kaget saat melihat teman Hinata yang pernah memperkenalkan dirinya dengan nama Naruto berada di rumahnya jam segini. Naruto juga sedikit tersentak saat melihat ayah Hinata, tapi sebagai pria sejati dia dengan mudah mengendalikan diri.
"Sore om" Sapa Naruto ramah, dia mengulurkan tangan menjabat tangan pria paruh baya itu untuk bersalamam. Hiashi menyambut tangan Naruto dan mengangguk singkat dengan senyum simpul.
"Nak Naruto sendirian saja, Hinata ada kan ya ?" Tanya Hiashi, karena dia liat pria muda itu hanya duduk sendirian di depan rumah.
Naruto mengangguk mantap, "Ada om, lagi kedalam bentar ambil minum" Ucap Naruto, Hiashi mengangguk.
"Kalau gitu kamu kedalam saja, duduk diruang tamu, ini udah mau maghrib banyak nyamuk kalau di luar." Tawar Hiashi, dan tentu saja Naruto setuju. Dua pria beda generasi itu melangkah masuk kedalam rumah. Hiashi meminta Naruto untuk duduk di ruang tamu sambil menunggu Hinata.
Hinata yang melangkah dari dapur terkejut kala melihat ayahnya sudah pulang, "Ayah sudah pulang ? Nata kirain bakal sampai malam" Gadis itu maraih tangan ayahnya dan mencium punggung tangan pria baya itu.
"Iya, bunda mana, kenapa rumah sepi?" Tanya Hiashi"Kerumah bang Neji dari sore tadi, Nata cuma sendirian di rumah" Ucap gadis itu. Hiashi mengangguk
"Itu teman kamu Naruto ayah suruh masuk, dia duduk di ruang tamu sekarang" Hinata mengangguk, saat dia akan melangkah ke ruang tamu, Hiashi kembali berucap, "Ayah suka sama dia, kalian pacaran ya ?" Seketika langkah Hinata terhenti dan menatap ayahnya dengan muka memberenggut, "Ayah, dia atasan Nata" ucap gadis itu mengelak.
Hiashi terkekeh pelan, "Ya emang atasan sama bawahan nggak bisa pacaran gitu? Ada-ada saja kamu Nat" Ucap ayahnya acuh, "Udah mau sholat Magrib ini, dia muslim kan ya ?" Hinata mengangguk, "ya udah, ajak sekalian sholat" Lanjut Hiashi, Hinata hanya kembali mengangguk seraya melangkah keruang tamu dimana Naruto duduk saat ini.
"Maaf mas, lama nunggu ya, ini minumnya" Ucap Hinata, gadis itu meletakan minuman itu di depan Naruto.
"Nggak kok Hin, tadi ngobrol juga sama ayah kamu bentar di depan, saya minum ya Hin" Naruto meraih gelas di depannya, Hinata menangguk, ,mempersilahkan pria itu untuk minum duluan.
"Hin, saya boleh numpang sholat ?" Ucap pria itu, karena barusan dia mendengar adzan Magrib sudah berkumandang. Naruto sebenarnya mengutuk dirinya sendiri, lagi-lagi sifat impulsifnya membuat dia tidak memikirkan waktu dan jam bertamu kerumah orang lain.
Hinata mengangguk, "Sholat berjamaah sama ayah sekalian aja mas, tadi juga disuruh ayah soalnya, yuk saya tunjukin tempatnya"Naruto mengangguk, dia melangkah di belakang gadis itu menuju ruang sholat keluarga Hinata. Satu yang ada di benak Naruto, walapun rumah gadis itu tidak sebesar rumah orang tuanya, tapi terlihat sangat rapi dan hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Yuk Hin ?!
Fanfiction"Kalau saya lamar, kamu mau nggak ?" "Hahah jangan becanda mas, nggak lucu" "Nikah yuk Hin?! "ehhh...???" Cover : Canva Naruhina Fanfiction