CHAP XXIV

666 63 12
                                    

"Sudah siap ? ada yang mau di bawa lagi nggak ? Biar mas tunggu disini dulu" Naruto membukakan pintu mobil untuk gadis itu masuk, hari ini sesuai rencana, Hinata akan kerumah Bunda Kushina.

Dari pagi gadis itu sudah sibuk di dapur, memasak makanan kesukaan bunda Kushina dan ayah Minato untuk buah tangan kesana.

Ya, namanya juga calon menantu, harus pandai merebut hati calon mertua.

Hinata mengangguk, dan masuk ke dalam mobil pria itu. Hari ini gadis ayu itu menggunakan dress floral sebetis yang sopan, dan tentu nyaman.

Naruto sengaja tidak masuk ke dalam, takut di grebek tetangga, karena di rumah Hinata tidak ada siapa-siapa juga sabtu pagi menjelang siang itu, karena ayah, bunda dan Hanabi menginap di rumah Neji dari semalam.

Pria itu ikut masuk dalam mobil, membantu memasangkan seat belt pada Hinata yang keliatan kesusahan membawa banyak barang di tas tootebag yang dibawanya. Naruto mengernyitkan kening, ini mereka mau piknik atau keruman bunda Kushina?

"Bawa apaan sih, riweuh banget keknya. Padahal kerumah Bunda doang" Hinata yang sudah duduk nyaman di sebelah Naruto, menyunggingkan senyum manis.

"Nggak ada, cuma tadi pagi sudah buatin cake dan cemilan buat bunda sama ayah, mas" Naruto mengangguk paham, mulai menghidupkan mobilnya dan meninggalkan kediaman gadis itu.

"Padahal bunda katanya juga sudah masak hari ini, karena tau adek bakal datang" Naruto sudah di hubungi oleh Kushina, memberitahukan pada putranya itu agar makan siang di rumah dengan Hinata, karena wanita paruh baya itu sudah memasak makanan kesukaan mereka banyak sekali.

"Iya gapapa mas, yang ini bisa buat bunda sama ayah kalau lagi nyantai nanti" Kekeh gadis itu, Naruto kembali mengangguk, sebenarnya dia tidak ingin Hinata kelelahan saja kalau banyak bergerak.

Naruto maunya Hinata kelelahan nanti saja pas malam pertama mereka berdua. Ehh

"Sebenarnya bunda mau ngomongin apa sih mas ? Aku jadi degdegan gini" Hinata jadi kepikiran dari semalam, saat Naruto bilang kalau bunda Kushina ingin memberitahukan sesuatu padanya, Hinata jadi penasaran.

"Kureng tau juga mas dek" Ucap pria itu bercanda. Sebenarnya Naruto tidak mau menjelaskan, biar bunda saja nanti.

"Anak gen Z banget ya sekarang, perihal Kureng aja tau banget" Ucap gadis itu membalas guyonan Naruto. Pria itu terkekeh pelan, "Walaupun kita gen Milenial, harus tetap gaul menahan gempuran jaman ini ayang" Hinata mecebikan bibirnya.

"Mas masa kata Hanabi adek gendutan, emang iya mas? " Yang ini juga buat Hinata kepikiran, sudah jelas ini masalah semua perempuan di dunia, berat badan.

Naruto mengernyitkan kening, pertanyaan mematikan pikirnya. "Nggak kok, adek tetap cantik walaupun chubby" ucap pria itu, dalam pikiran Naruto, dia sudah memberikan jawaban yang aman. Naruto menjawil pipi Hinata pelan.

"Nah kan, mas sendiri aja bilang adek chubby, sama aja gendut hufft. Harus diet ini, ngak mau keliatan kayak ikan buntal pas nikah nanti" Memejamkan matanya sebentar, Naruto menghela napas pelan

"Nggak sayang, chubby bukan gendut, tapi imut. Jangan diet-diet ya, nanti sakit, mas nggak suka. Lagian gini aja mas sudah cinta banget. Udah pas pokoknya" Hinata memberikan tatapan untuk mengkonfirmasi perkataan Naruto barusan, mencari kebohongan dari ucapan pria itu

"Beneran nggak gendut?"

"Beneran sumpah, adek nggak gendut. Jangan dengerin kata orang-orang. Dengerin kata mas aja sama tuhan" Hinata mengangguk, walaupun dalam hatinya dia akan tetap nanti mengurangi porsi makan, kalau ingat.

********************************

Kushina berdiri di depan pintu masuk, menunggu tidak sabar Hinata dan Naruto, sedangkan suaminya tetap duduk dengan tenang di kursi ruang keluarga rumah besar itu, dengan majalah bisnis di tangannya.

Nikah Yuk Hin ?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang