28 : Maaf Karena Mencintaimu

98 35 11
                                    


"Berkorban perasaan demi aturan yang harus dia taati itu bukan menyerah, tapi rasa sayang"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berkorban perasaan demi aturan yang harus dia taati itu bukan menyerah, tapi rasa sayang"

‧͙⁺˚*・༓☾✧༺♥༻✧☽༓・*˚⁺‧͙

Rhea berdiri di antara para pemimpin bangsa Mermaid. Seluruh pemimpin berjajar melingkari sebuah batu berbentuk lingkaran dengan beberapa krikil diatasnya.

"Anggaplah, Batu merah ini Kraken!" Ucap Rhea sembari menaruh batu besar berwarna merah di atas meja.

"Apa kau yakin dengan formasi ini?" Tanya seorang Raja dengan ekor orange dan sirip putih.

"Aku yakin King Edelweis! Pulau Aluska berada di tengah-tengah Mata angin. Wilayah kekuasaan mu berada di laut Tropis. Kekuatan mu akan jauh lebih besar jika berada di arah wilayah kekuasaan mu. Karena itu aku membiarkan pasukan mu bersama dengan teritori Mermaid Laut Tropis berjaga di Utara!" Jelas Rhea.

"Kau memilih arah mata angin sesuai dengan wilayah kekuasaan kita, agar kekuatan kita tetap stabil? Itu adalah ide yang sangat cerdas!" Balas seorang Raja berekor hijau dengan sirip putih.

"Tapi, bagaimana dengan batu putih ini? Mengapa ini di taruh begitu dekat dengan kraken?" Tanya Kapten Tera.

"Ini aku!" Jawab Rhea.

"Sedekat itu? Kraken itu bukan ikan, dia punya banyak tentakle kau akan menjadi sasaran empuknya!"

"Ini takdir ku, bagaimana pun juga aku harus bisa menaklukan makhluk ini!"

Rapat selesai, Rhea masih berada di tempatnya menatap sendu ke arah meja bulat itu. Tangannya mengambil batu lalu menggesek meja batu seperti kapur. Ia membuat lingkaran pada jarak batu putih dengan batu-batu para bangsawan.

"Perlindungan, jika kekuatan ku sendiri tak mampu menahan Kraken. Setidaknya ada waktu bagi yang lainnya melarikan diri!"

⋇⋆✦⋆⋇

Di ruangan lain, Queen Aleena hanya di temani oleh Hani seorang. Hani sibuk melatih kekuatannya sedangkan Queen Aleena dari kejauhan menatap Hani dengan tatapan kosong.

"Hani! Kemarilah!" Pinta Queen Aleena.

Hani berenang menghampiri Queen Aleena yang dengan sekuat tenaga untuk sedikit bangun. Queen Aleena menarik tangan Hani lalu mengusapnya dengan lembut.

"Aku terharu dengan bantuan mu mengobati lukaku!"

"Terima kasih, yang mulia!"

MELODY [TAMAT] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang