Hujan [Bcis]

4K 261 15
                                    

Yoichi melirik dari jendela kelasnya, hari ini hujan turun sangat deras, bahkan suara rintikan hujan yang menyentuh kaca terdengar cukup keras, membuat suasana kelas tak hanya dipenuhi oleh suara guru yang menerangkan pelajaran di depan kelas tapi juga rintik-rintik hujan yang menghantam jendela.

Lirikan matanya tetap keluar jendela, sama sekali tidak memperhatikan guru yang terus berbicara.

Tangannya memainkan pulpen di bawah meja, wajahnya mendekat ke arah jendela lalu meniupnya pelan, membuat embun tipis tercipta di kaca itu. Ia menuliskan sesuatu di sana sebelum dengan cepat menghapusnya.

Tapi tiba-tiba tangannya terhenti saat melihat pemandangan yang ada di balik jendela itu.

Di bawah rintik-rintik hujan yang deras, seseorang berlarian di tengah lapangan sambil membawa sebuah kain yang diikatkan pada sebuah kayu, mengibarkannya seolah itu adalah bendera.

Yoichi segera menutup mulutnya untuk menahan tawa, ia bahkan menjatuhkan pulpennya karena tangannya terpeleset saat memutar pulpen itu.

Lelaki itu berdehem pelan, lalu menunduk mengambil pulpennya dengan sambil berpura-pura tenang. Ia kembali memperhatikan keluar jendela sambil memangku dagunya.

Mungkin ini gila, tapi dia tidak bisa menahan senyumnya saat melihat pemilik celana training biru mencolok itu hampir menjadi coklat sepenuhnya karena lumpur. Dalam hatinya ia bertanya-tanya apa orang itu tidak malu bermain-main di lapangan sekolah saat hujan begini?

Lalu, tiba-tiba orang itu berhenti berlarian. Yoichi mengernyitkan dahinya heran melihat itu, orang itu duduk di tengah lapangan yang sudah becek. Selanjutnya tidak jelas untuk dilihat karena hujan semakin deras, menutupi kaca jendela dengan bulir air.

Tidak jelas memang, tapi Yoichi dapat memastikan kalau orang itu berdiri lagi dan mengambil sesuatu dari tanah.

Yoichi mengerjabkan matanya bingung, tapi setelah beberapa saat, ia sadar. Orang itu sedang menulis sesuatu di tanah dengan ranting yang ia pungut dari lapangan.

Setelah selesai menulis, orang itu melompat-lompat ke arah gedung sekolah, sambil meneriakkan sesuatu?

Tapi itu tidak terdengar, hujannya terlalu deras untuk itu, lagipula kelasnya berada di lantai dua, meski cuacanya cerah pun suara itu tak akan terdengar. Yoichi hanya bisa dengan samar membaca tulisan besar di lapangan yang juga hampir terhapus karena air hujan yang membanjiri.

Dengan menggabungkan beberapa kata yang terhapus, akhirnya dia bisa membaca tulisan tersebut.

ISAGI, AYO MANDI UJAN BARENG!!

Yoichi mati berdiri saat itu juga. Ah, mati duduk.

Apalagi saat mendengar suara tawa dari teman sekelasnya. Ternyata dari tadi mereka semua juga melihat!

Mereka semua serentak melihat Yoichi dengan tatapan geli, tahu betul kalau yang ada di lapangan itu adalah sahabat dekat yang sudah macam pacar untuk Yoichi.

Yoichi sambil menutup wajahnya dengan tangan, keluar dari kelas, bahkan tanpa meminta izin dari guru. Lagipula, guru itu sudah terkacangi daritadi akibat ulah Meguru yang menarik seluruh perhatian kelas.

Di koridor, Yoichi berhenti sebentar, tahu kalau suara hujan pasti akan menyembunyikan suaranya, pria dengan surai blueberry itu tertawa lepas.

"Hahaha, ngapain sih Meg?" Yoichi itu terduduk lalu menutupi wajahnya, dia sempat menghapus sedikit air mata yang keluar karena terlalu banyak tertawa.

Lalu dengan cepat, masih dengan senyuman lebar di wajahnya, ia berlari turun ke lapangan.

Saat sampai di lapangan, ia dapat melihat Meguru yang masih berdiri sambil melambaikan tangan ke arah kelasnya. Pria itu mengambil napas untuk mengubah ekspresi wajahnya, mana mau dia ketahuan tertawa karena tingkah konyolnya Meguru.

Yoichi berjalan ke arah lelaki itu, tidak peduli meski tubuhnya ikut basah karena air hujan, dan sepertinya Meguru belum juga sadar sadar dan masih melambaikan tangannya dengan penuh semangat. Yoichi tahu itu lalu menepuk bahunya pelan.

"EH, ALAMAK KAM-"

Meguru melonjak lalu refleks menoleh ke belakang.

"-bing ... ISAGII!!"

Mereka berdua terjatuh di atas kubangan lumpur karena Meguru yang tiba-tiba melompat memeluk Yoichi.

"Ehe-he, Isagi. Mandi bareng ayo!"

Yoichi yang masih terkejut karena terjatuh tiba-tiba, dia memukul kepala Meguru lumayan keras.

"Pulang, heh. Jangan mandi hujan," ucapnya dengan napas sedikit tersendat, itu karena Meguru menekankan kepala di dadanya dan memeluknya erat. "Terus lepasin Chira, kita diliatin orang satu sekolah bisa-bisa," lanjut Yoichi dengan wajah memerah. Karena memang sekarang mereka jadi tontonan orang-orang yang ada di gedung sekolah, mereka semua penasaran siapa sih sejoli yang bisa-bisanya bermesraan di bawah air hujan begitu.

Meguru bukannya menuruti malah semakin mengeratkan pelukannya, dia tidak memiliki inisiatif sama sekali untuk melepaskan Yoichi.

"Nanti kita sakit, Chira," kata Yoichi, masih berusaha membujuk.

"Aku nggak pernah sakit waktu main hujan tuh? Aku kan seterong!" ucap Meguru sambil mengangkat satu tangan, niat ingin menunjukkan ototnya pada Yoichi.

Yoichi hanya tertawa lalu mengelus surai pekat Meguru, "strong ya? Kamu bisa kena marah Rin lagi kalo salah mulu gitu."

Dia lalu berusaha berdiri, pelukan dari Meguru dia lepas meski lelaki itu masih keras kepala, tangannya diulurkan kepada Meguru yang masih duduk manis di tanah yang becek.

"Chira sih strong, terus aku? Nanti aku sakit gimana?" bujuk Yoichi lagi saat Meguru tidak mau menyambut tangannya.

Mata Meguru membulat, "Isagi gaboleh sakit, nanti yang main bareng aku siapa?" protesnya.

"Iya, nanti gaada yang nemenin Chira gimana? Yaudah, ayo kita balik, dikit lagi juga bel pulang." Yoichi menghela napas saat bujukannya belum juga berhasil, karena Meguru masih juga belum menggapai tangannya, dia berpura-pura berbalik untuk meninggalkan Meguru.

Meguru yang masih terduduk di tengah lapangan ternganga. "Hehh?! Kok ditinggalin?!" Lelaki itu berdiri lalu berlari menyusul Yoichi dan menarik tangannya. "Mandi dikit ayo..."

Melihat Meguru yang mulai memelas membuat Yoichi langsung membuang muka, anak ini tahu saja apa yang membuatnya luluh.

Yoichi berbalik dan menyeka rambut Meguru ke belakang. "Balik ke rumah dulu, nanti sakit. Mandi dulu di kamar mandi."

"Eh? Isa mau ke rumah aku buat mandi bareng?!" Mata Meguru terlihat berbinar.

"KAMU DENGERIN AKU GA SIH MEG???"

Sekali lagi jitakan keras jatuh di kepala Meguru.

.

.

.

Fin.





A/n:
Sebenarnya aku nggak begitu hype di kapal ini, soalnya mereka temenan aja tuh udah lucu banget???..T^T
Tapi coba-coba aja bikin fanfic-nya, padahal di mataku mereka berdua tuh b*ti, ini tuh namanya pencampuran b*ti, jadi bobotiti.g
Bahkan di sini malahan Is lebih keliatan dominan ga siii???('-﹏-';)
Ahaha~ i'm sorry, wear a sari, my arms are sore-y!

✓AllxIsagi [oneshot] BLUE LOCK<3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang