Jamur [Kiis]

1.5K 149 15
                                    

Di FMIPA tepatnya di prodi Biologi Murni, ada satu anak aneh dengan kecintaannya terhadap jamur.

Semua orang sejak SMP juga mempelajari tentang jamur, mulai dari strukturnya, caranya berkembang biak, anatominya, dan lain-lain.

Tapi bagi Isagi-anak itu-jamur adalah kehidupan.

Tidak, tidak, ini bukan karena dia suka makan jamur, dia memang makan jamur, tapi tidak sesering yang orang-orang kira, kalau ada orang yang menawarkan jamur padanya hanya karena teman-teman akrabnya memanggilnya 'kepala jamur' yakinlah kalau Isagi akan memukul orang itu.

Panggilan 'kepala jamur' itu juga bukan karena mukanya mirip jamur, malah orang-orang banyak yang menyebutnya manis, kepalanya juga tidak seperti batok kelapa yang mirip jamur seperti Ego-salah satu dosen di kampusnya, jadi sebenarnya kalau dari penampilan luar, Isagi sangat jauh dari kata jamur.

Lalu kenapa?

Baiklah, mungkin kalian lupa paragraf pertama, jadi akan ditekankan lagi kalau Isagi adalah anak aneh yang memiliki kadar suka pada jamur secara berlebihan.

Tumbuhan dengan kingdom fungi itu benar-benar menarik bagi Isagi, jangan tanyakan kenapa karena teman terdekatnya saja tidak tahu kenapa Isagi bisa sesuka itu pada jamur.

"Yang ini namanya Amanita Phalloides," kata Isagi sambil menunjuk salah satu gambar di buku yang ada di tangannya. "Nama lainnya death cap, itu karena jamur ini bertanggung jawab atas 90% kematian terkait jamur di dunia. Namanya aja udah beracun banget kan?"

Mata Isagi berbinar saat dia menjelaskan tentang jamur. Dia lalu menoleh ke arah kekasihnya yang sekarang tengah memperhatikannya, tepatnya bukan kata-katanya, tapi wajahnya.

"Lo dengerin gak sih?" tanya Isagi kesal saat melihat Kaiser yang sama sekali tidak mendengarkan dia berbicara.

"Denger kok," kata Kaiser sambil menyunggingkan senyum, dia menumpukan wajah di atas meja dan menatap wajah Isagi yang sekarang mengerut kesal, terlihat sangat lucu.

"Kalo dengerin, gue ngomong apaan tadi?" Isagi melipat tangan di dada dan menatap Kaiser lurus.

Meski begitu dia tahu kalau Kaiser tidak memperhatikannya, dia juga tahu kalau Kaiser sejak tadi hanya melihat wajahnya yang dengan semangat menjelaskan tentang jamur, karena itu sekarang wajahnya merona tipis saat dia menatap Kaiser.

Kaiser terkekeh pelan.

Pacarnya sangat lucu, dia bahkan tidak masalah diduakan oleh jamur kalau bisa punya pacar selucu Isagi, meski hobinya aneh, Kaiser rela menerimanya dengan lapang dada.

"Tentang jamur 'kan?"

Isagi memukul ringan kepala Kaiser saat mendengar itu. "Ya iya, emang ada hal lain yang mau gue bicarain selain itu?" ucapnya kesal.

Dia mengalihkan wajah dan memutuskan untuk membuka buku saja daripada meladeni Kaiser yang tidak memperhatikannya.

"Oh, ngambek nih ceritanya?" Kaiser berucap jahil sambil merangkul pinggang Isagi, membuat posisi mereka menjadi lebih dekat.

Isagi berdecak pelan, tanda kesal, meski begitu tidak menolak saat tubuhnya menempel dengan Kaiser, dia membuang muka dan sekarang kembali membaca buku tentang jamur.

"Chi."

"Yoichi."

Isagi masih fokus pada bukunya.

"Sayang."

Dia bahkan tidak menoleh, meski begitu rona wajahnya mulai berubah.

"Schatz..."

Tubuh Isagi merinding saat mendengarnya, apalagi Kaiser juga menyusupkan kepala di lehernya dan menyesap bau badannya, dia refleks menutup bukunya dan memukul kepala Kaiser dengan buku itu dengan wajah yang sudah memerah.

"Goblok!"

Kaiser tertawa keras dan memeluk Isagi makin erat, dia menyempatkan diri untuk mengecup singkat pipi Isagi meski menuai umpatan yang lebih banyak dari mulut kecil kekasihnya.

Isagi sendiri menutup wajahnya dengan malu, dia tidak mendorong Kaiser menjauh tapi menyembunyikan wajahnya yang merona di dalam pelukan Kaiser.

Meski sudah satu bulan berpacaran, tapi dia benar-benar belum terbiasa dengan semua perlakuan Kaiser, hatinya bisa dibuat naik-turun karena kata-kata dan prilaku pria asal Jerman itu.

"Chi, gue punya hadiah," kata Kaiser setelah beberapa saat dia memeluk Isagi.

Isagi menarik napas untuk menenangkan detak jantungnya, dia menarik diri dari Kaiser saat pria itu mengeluarkan ponsel dari sakunya.

Matanya menatap penasaran pada Kaiser, tapi paling yang dia keluarkan hanya hal jahil atau hal lain yang membuatnya malu 'kan? Prilaku Kaiser itu tidak pernah benar, dia sendiri heran kenapa bisa berpacaran dengannya.

Saat Kaiser mengutak-atik ponselnya sebentar, Isagi mendekat untuk melihat hadiah apa yang sebenarnya Kaiser ingin berikan, dia tidak mau berharap sih.

"Ini nih, lo minggu lalu bilang kalo lo pengen meneliti tentang ini 'kan?" kata Kaiser, dia memberikan smartphone-nya pada Isagi agar dia bisa melihatnya dengan lebih jelas.

Mata Isagi terbelalak terkejut, dia akan memekik kalau saja dia lupa kalau sekarang sedang berada di perpustakaan.

"Ini..."

Kaiser mengangguk dengan wajah percaya dirinya, dia menyeringai kecil dan ikut senang saat Isagi terlihat sangat bersemangat dengan hadiah yang tadi dia ucapkan.

"Gue udah pesan beberapa sampel spora yang kata lo pengen dikembangbiakkan, gimana?" tanya Kaiser.

Isagi mengangguk senang dan bahkan tidak mengeluarkan satu kata pun, tangan satunya memegang mulut dan menahan diri untuk tidak berteriak.

"Eitss- sebentar." Kaiser mengangkat satu tangan dan mengambil ponselnya dari Isagi, dia mematikan ponsel itu dan menaruhnya di atas meja, lalu kembali fokus pada Isagi. "Harus ada imbalannya dong, give and take, lo gabisa dapetin sesuatu hal tanpa memberikan hal lain 'kan?"

Isagi tanpa sadar langsung menyetujui dan mengangguk.

"Apa aja deh! Yang penting sampelnya dulu!" ucap Isagi bersemangat.

Kaiser menyeringai lagi saat mendengarnya, oh- seringai itu ... seharusnya Isagi tidak sembarangan memberikan imbalan 'apa saja', karena yang ada di pikiran Kaiser kan tidak pernah tidak aneh-

"Lo suka jamur 'kan?"

Isagi mulai memucat, dia mengangguk patah-patah untuk menjawab pertanyaan yang mulai ambigu itu.

"Sebagai balasannya, gimana kalo lo makan jamur gue? Terserah mau mulut atas atau bawah, kalo mau sih dua-duanya juga-"

'brak-!

"ANJING LO KAISER!!"

Meski diakhiri kena marah oleh penjaga perpustakaan karena berisik dan xKDRTx melempar buku sembarangan, Kaiser tetap pulang dengan senyuman lebar meski hidungnya berdarah setelah dilempar kamus jamur oleh Isagi.

Karena saat mereka pulang, Isagi tetap memakan jamur miliknya demi sampel spora yang dia inginkan.

.

.

.

Fin.

🍄🍄🍄

✓AllxIsagi [oneshot] BLUE LOCK<3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang