2. (-) Memories [Seis]

954 120 6
                                    

Sae masuk ke kamar rawat Rin sambil membawa kantong plastik, dia melihat adiknya itu berbaring di ranjang sambil memainkan handphonenya dengan fokus sampai tidak sadar kalau dia datang.

Pria itu melempar kantong plastik yang berisi jajanan kesukaan Rin ke arahnya dan refleks ditangkap oleh Rin.

Yang lebih muda terkejut, dia menatap Sae bingung dan membuka kantong plastiknya, dia tambah kaget.

"Tumben? Ada angin apa?" tanyanya heran, Sae yang biasanya cuek tiba-tiba perhatian banget?

Tapi jangankan menjawab, kakaknya pergi keluar ruangan tanpa mengatakan apa-apa.

"Apa sih? Gaje bener tu orang." Rin mengabaikan kakaknya, dia senang karena bisa mendapat jajanan, dia tidak peduli Sae mau melakukan apa.

Dia membuka satu bungkus es krim dan memakannya dengan hikmat.

•••••


Sae berjalan menuju taman samping rumah sakit, tempat dia bertemu pemuda cantik kemarin.

Saat menemukan pemuda itu ada di sana, tetap di tempat yang sama dengan kemarin, Sae mengambil napas dalam, sedikit menahan gugup yang entah kenapa tiba-tiba datang.

Kemarin dia hanya sekedar meliriknya, memuji kecantikannya, dan menyimpan rasa penasaran terhadapnya, tapi sama sekali tidak berani menyapa atau sekedar memberi senyum.

Sekarang dia sudah menyiapkan hati, dia ingin mengajaknya berbicara, mengenalnya, lalu menghilangkan rasa penasarannya.

Dia berjalan mendekati pemuda itu, kalau kemarin dia membaca buku sambil melihat sakura yang berjatuhan, kali ini dia sedang menunduk untuk mengelus kucing yang bergelung di atas rumput.

Pemandangan dia yang sedikit kesusahan untuk mengelus kucing dari atas kursi roda cukup lucu, Sae berdiri di dekatnya tanpa mengatakan apa pun dan masih melihat tingkahnya.

Tapi saat kursi rodanya sedikit goyah karena dia terlalu mencondongkan tubuhnya ke bawah untuk menggapai bulu halus si kucing, Sae dengan cepat menangkap tubuh kecil itu sebelum dia terjatuh ke tanah.

Pekikan kecil keluar dari pemuda itu, dia melotot kaget karena hampir terjatuh, dia langsung menoleh ke arah Sae dan memegangi tangan yang melingkar di pinggangnya.

Pemuda itu memegangi dadanya yang berdegup kencang, saat Sae mengembalikan dia ke kursi rodanya, dia menunduk untuk berterima kasih.

"Um ... makasih, err?"

"Sae," kata Sae cepat, dia menatap lurus pemuda itu.

"O-oh, makasih ya ... Sae? Aku Yoichi, hehe," katanya pelan.

Sae memalingkan wajah saat mendengar tawa pelannya.

Sungguh, halusnya angin musim semi tidak akan sehalus suaranya, tidak akan seindah senyumnya yang melengkung manis, atau sesejuk aura yang dia miliki.

Yoichi.

Nama itu seketika mengukir di dalam dirinya.

Dia mengambil napas untuk menenangkan hatinya, dia kembali melirik Yoichi dan mengangguk singkat.

"Ya, lain kali hati-hati."

Yoichi tertawa canggung, dia jadi sedikit malu karena menunjukkan sisi cerobohnya di hadapan pria tampan seperti ini.

"Em, aku gabisa biarin kamu pergi habis nolong aku 'kan? Mau datang ke kamarku? Eh, tapi nanti bau obat ya, maaf aku kurang peka, tapi aku bisa ngejamu sedikit..."

Level kelucuan Yoichi di mata Sae bertambah saat pemuda itu berbicara dengan kegugupan di nadanya. Dia tanpa sadar mengelus rambut hitamnya dan menatapnya lembut.

✓AllxIsagi [oneshot] BLUE LOCK<3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang