Malam Setelah Pertandingan [Kiis]

4.2K 301 10
                                    

Warning! Spoiler(?) buat yang belum baca manganya. Latar waktunya setelah pertandingan B. Munchen vs Manshine C.

Note: anggap aja gak ada adegan Isagi pingsan di sini, jadi langsung melompat ke adegan Kaiser nonton ulang video pertandingan tanpa ada Ness☆。*゚+.

Enjoy!

.

.

.

"Kenapa ... kau ada di sini?" tanya Yoichi kaget saat dia melihat Michael berada di ruang monitor.

Michael yang mendengar suara itu segera menoleh, lalu melihat Yoichi yang berdiri di ambang pintu.

Pria itu tersenyum tipis lalu mengangkat bahu singkat, "Aku di sini karena aku ingin," katanya santai. "Kau juga di sini karena kau mau ke sini 'kan? Ayo sini, Yoichi, masih ada kursi untukmu."

Melihat pria itu menepuk-nepuk pahanya sendiri membuat Yoichi mengernyit jijik, dia segera berbalik tanpa mengatakan apapun.

Namun sebelum tangannya sempat menutup pintu, panggilan Michael menghentikan gerakannya.

"Yoichi."

Mendengar nada serius yang jarang keluar dari mulut Michael membuatnya berbalik kembali, "Apa? Aku sudah cukup jijik melihatmu yang seperti penguntit itu, Kaiser. Berhenti menonton video pertandinganku, kau benar-benar tidak punya kerjaan lain, ya? Selama ini kau pengangguran? Jangan-jangan kau punya bakat spesial dalam menguntit?"

Michael menggertakkan gigi, sebelah tangannya memegang dada seolah ada panah tak kasat mata menusuk di sana, membuktikan kalau dia merasa sakit hati karena kata-kata tajam dari Yoichi.

"Padahal aku cuman mau mengomentari pertandinganmu hari ini..." ucap Michael, masih sarat akan sakit hati dalam kata-katanya.

Yoichi sendiri memutar bola mata mendengarnya, akhirnya dia memutuskan untuk masuk ke ruangan itu dan menutup pintu.

"Aku tidak butuh komentarmu, aku baru saja akan menonton ulang pertandingan hari ini. Setidaknya kali ini ada tontonan menarik dari seorang badut lapangan," kata Yoichi dengan senyum miring di wajahnya, terdengar sekali menyindir Michael.

Helaan napas keluar dari mulut Michael.

Tanpa menanggapi Yoichi, dia memutar ulang video pertandingan mereka hari ini, menampilkan adegan dimana pergerakan terakhir Yoichi yang berupaya mencetak gol, namun dihalangi sendiri oleh Michael sehingga pria kecil itu harus mengumpan kepada Kenyu.

"Kau menghalangi gol-ku," ucap Yoichi sebal, pipinya mengembung sebelah, tanda merajuk.

"Itu karena kau bodoh, otak kecilmu ini dipaksa bekerja keras, tapi tubuhnya sama sekali tidak siap," kata Michael, dia menarik Yoichi mendekat, membawanya ke atas pangkuannya. Tangannya meremas pinggang Yoichi, menggenggamnya dengan mudah seakan menunjukkan betapa kecil dan ramping tubuh itu di dalam tangannya.

"Menggelikan, Mihya. Jangan lupa kalau hari ini kau adalah badutku," kata Yoichi, menekan tubuhnya sendiri untuk menambah beban pada tubuh yang sedang memangku dirinya saat ini.

Michael terkekeh pelan, "Kalau Noa tidak ada hari ini, jangankan badut, kau hanya akan jadi pion tidak berguna yang akan segera kubuang dari lapangan."

Yoichi melotot tajam, dan itu malah membuat senyum Michael melebar.

"Maksudku membuangmu ke kamarku. Mengurungmu, memasang rantai pada lehermu," tangan Michael menyentuh leher putih jenjang Yoichi, lalu naik menyentuh dagu, akhirnya bibir ranum itu, "mengecap semua rasa darimu, lalu menjadikanmu berguna sebagai jalang pribadiku."

Tangan Yoichi menepis Michael, menghentikan sentuhan yang semakin lama semakin seduktif itu.

"Aku bernilai 50 juta sekarang, dan aku harap kau bisa membayar lebih tinggi dari itu hanya untuk sekedar membawaku jalan bersamamu, Tuan 300 Juta?"

Michael mengangkat kedua tangannya saat mendengar itu, dia melepaskan semua sentuhannya dan berdecak kesal.

"Kuharap kau tidak berubah jadi maniak uang seperti gigi emas dari Ubers sialan itu, Yoichi. Aku muak hanya dengan mendengarnya," kata Michael dengan jengkel, mood-nya berubah dalam sekejap.

Yoichi sendiri tertawa lalu turun dari pangkuan Michael.

Lelaki itu berjalan tak tentu arah mengelilingi kursinya.

"Dia lebih mengesalkan dibanding aku?"

"Sangat lebih dari itu," jawab Michael lugas tanpa ragu.

"Aku merasa tersaingi," kata Yoichi. "Apalagi kudengar dia juga memanggilmu dengan namamu."

Michael kembali mengeluarkan decakan, "Jangan ungkit itu, aku tidak pernah ingat pernah mengizinkan dia memanggil namaku."

Kali ini Yoichi yang terkekeh mengejek, senang melihat Michael yang kesal, akhirnya dia punya bahan untuk menjahili pria kelahiran Jerman itu.

Michael yang mendengar tawa Yoichi langsung menarik tangan pria itu, membawanya kembali ke pangkuannya, tidak sudi melihat pria itu mondar-mandir seakan tak punya tempat, padahal singgasananya tepat berada di sini.

"Aku lebih suka kalau kau yang memanggil namaku, apalagi saat kau berada di bawahku, Yoichi," kata Michael tepat di telinga Yoichi.

Telinga itu tak butuh waktu lama untuk segera memerah.

Yoichi mendorong dada Michael untuk menjauh darinya. "Kau jorok."

"Bagaimana bisa kau berbicara seringan itu sedangkan yang mengenal tubuh ini adalah diriku sendiri?" kata Michael kecewa.

Yoichi menghela napas, "Apa yang kau mau, Mihya?"

Michael menyeringai.

"Makan malam yang nikmat, Yoichi."

.

.

.

Fin.



✓AllxIsagi [oneshot] BLUE LOCK<3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang