BAB 11 : REUNION - Ayu

3.2K 43 4
                                    

Watie terus menerus menghisap dan menggentel puting tetek Mei Ling.

"Uuugghhhh.. Aaahhhhhh..." desahan Mei Ling semakin menjadi-jadi.

Jika mengikut perhitunganku. Hanya dalam beberapa saat sahaja lagi Mei Ling bakal mengapai puncak berahinya. Puncak kenikmatan yang tertangguh sejak dari kamar mandi lagi.

"Oowwhhhh.. Don't sttoooooppppp!! I'm cummm mmiiinnngggg... Aaaarrgghhhh..." desahan Mei Ling bergema.

Akhirnya Mei Ling tiba jua ditepian pantai setelah mengharungi gelora lautan luas. Tubuhnya mengelepar hebat. Nafasnya tidak teratur. Cipapnya berdenyut-denyut. Mencengkam butuhku. Seakan tidak mahu melepaskannya lagi. Kakinya dilingkarkan ke belakangku. Merangkul erat tubuhku.

Aku biarkan sahaja butuhku di dalam cipapnya. Kutarik kepala Watie lalu mencium bibirnya. Lidahku membelah bibir Watie lalu bermain-main dengan lidahnya. Watie kembali terbakar berahinya.

Watie melangkah tubuh Mei Ling yang masih dibawah tubuhku. Mengangkanginya seketika sambil terus menerus memeluk dan menciumku.

Aku meraba dan meramas tetek Watie. Mencium bibirnya. Perlahan-lahan ciumanku beralih ke lehernya. Bibirku turun mendapatkan teteknya. Kuhisap puting teteknya semahu nafsuku.

Mei Ling yang kembali sedar menarik punggung Watie ke arah mukanya. Lalu dijilat sekitar labia majora dan kelentit Watie. Dihisap dan disedut cairan berahi milik Watie tanpa jijik.

"Aaahhhhhh.. Eerrrmmmmph.." desah Watie.

Sungguh hebat marathon persetubuhan kami. Persetubuhan sejak dari semalam lagi. Perasaan berahi yang tidak pernah pudar.

"Ehherrrmmmpph.." aku menoleh ke arah datangnya bunyi tersebut dan kulihat Kamal telah berada di sofa berhampiran kami.

Memerhati sambil menghembuskan asap rokoknya.

"Come and join me my brother.." pelawaku kepada Kamal.

"Carry on mate.. best jugak bila dapat lihat bini ana dibalun mate. Please don't bother me.. carry on and puaskan Watie mate.." sambung Kamal.

Begitulah Kamal. Membiarkan isterinya terus disetubuhiku tanpa wujud perasaan cemburu ataupun marah. Jauh sekali dia berdendam. Aku yang telah mendapat lampu hijau darinya terus memeluk dan menggomoli Watie. Bibirku tidak jemu mencium bibir Watie yang mungil itu. Sedangkan bibir Mei Ling juga tidak jemu mencium bibir bawah Watie.

Sedang asyik dengan situasi itu, Mei Ling berundur. Butuhku tercabut.. tetapi masih tegang gagah perkasa. Menyedari akan keadaan tersebut, Watie menolakku hingga aku terlentang.

Lalu Mei Ling menggenggam kembali butuhku dan dikocok-kocoknya. Memastikan ketegangan butuhku kekal. Lalu diarahkan kepala butuhku tepat ke lubang cipap Watie. Watie bertinggung dan diturunkan tubuhnya perlahan-lahan hingga terbenam keseluruhan butuhku di dalam cipapnya. Dibiarkan seketika. Menikmati butuhku yang besar panjang ini.

Watie menekan dadaku dengan kedua belah tangannya. Ditarik cipapnya ke atas sehingga hampir separuh butuhku terkeluar, lalu ditekannya kembali. Watie mengulanginya pergerakannya itu beberapa kali sebelum dia meningkatkan tempo turun naik tubuhnya ke atas butuhku.

Watie semakin liar. Ghairahnya semakin memuncak. Diubah posisinya tidak lagi bertinggung. Watie memeluk tubuhku sambil menaik turunkan punggungnya. Menghayun cipapnya ke atas butuhku..

"It's showtime.." Kamal bersuara.

Pada masa yang sama, telingaku menangkap bunyi flush dari kamar mandi. Mei Ling keluar lalu menuju ke arah Kamal.

SELAGI MAMPU KUMELANGKAHWhere stories live. Discover now