BAB 28 : RASMI

2.9K 37 8
                                    

"Biar Watie pula puaskan abang.." katanya ringkas.

Niatnya itu dibuktikan dengan perlakuannya. Watie menekan tubuhku agar terlentang di bawahnya. Jari-jemarinya mula menggentel.. lidahnya mula menjilat.. dan mulutnya mula menghisap puting tetekku. Aksinya silih berganti.. sekejap sebelah kiri dan sekejap sebelah kanan pula. Sementara sebelah lagi tangannya mula mengusap dan mengocok butuhku yang telah tegang.

Tidak lama kemudian, ciuman dan jilatannya beralih arah.. dari dada singgah sebentar di perut dan lubang pusatku.. dan akhirnya mendarat di butuhku. Watie menjilat dari pangkal hingga ke hujung kepala butuhku. Tangannya sebelah lagi turut membantu mengurut-urut kantung spermaku.. memberi galakan dalam penghasilan air maniku.

Aku terus bersabar menanti Watie untuk memasukkan butuhku ke dalam mulutnya. Tetapi Watie sepertinya ingin membalas dendam.. sengaja mempermainkan perasaan dan ghairahku seperti apa yang telah aku lakukan padanya tadi.

Tanganku meraba dan mencapai teteknya yang tergantung. Aku usap dan ramas teteknya untuk mengimbangi serangannya ke atas butuhku. Langsung tidak terasa jemu menikmati teteknya yang lembut tetapi kenyal itu.

Watie yang turut terbuai nafsunya itu.. mula memasukkan kepala butuhku ke dalam mulutnya. Mungkin kerana sering melakukannya kepada Kamal membuatkan Watie tahu apa yang perlu dilakukannya tanpa perlu diajar olehku.

Di kesempatan itu, aku menarik punggungnya ke arah mukaku. Watie seakan faham kehendakku terus mengubah kedudukan kami ke posisi 69. Dia terus melangkah dan mengangkangkan pehanya di atas mukaku. Jelas terpampang cipap idamanku yang hanya dihiasi dengan bulu nipis itu.

Aku tidak membuang masa.. terus menjilat dan mempermainkan lidahku di cipapnya. Kami sama-sama berusaha dan bekerja keras untuk memenuhi keinginan nafsu masing-masing. Aku dapat merasakan nafsu syahwat Watie semakin membara. Cipapnya bertambah basah.. basah dengan air mazinya yang meleleh keluar dari kelenjarnya.

Aku menjeling ke bawah.. Watie telah memasukkan separuh butuhku ke dalam mulutnya.. sambil tangannya mengocok-ngocok baki butuhku yang masih berada di luar mulutnya.

Tidak lama kemudian, usahanya berhasil untuk memasukkan keseluruhan butuhku ke dalam mulutnya. Watie seperti hendak termuntah apabila kepala butuhku menyentuh anak kerongkongnya.

Fokusku kembali kepada cipap Watie. Aku meneliti cipapnya.. bersih.. licin.. dan begitu menyelerakan mataku meratahnya. Setelah beberapa saat menikmati permandangan indah ciptaan tuhan itu, aku mula menjelir dan menjilatnya alur cipapnya sambil aku kuit-kuitkan kelentitnya.

"Eerrrmmmmph.. Eerrrmmmmph.. Aaahhhhhh.." desah Watie walaupun mulutnya masih dipenuhi oleh butuhku.

Namun.. tidak lama kemudian Watie memberhentikan aksi mengulumnya lalu mendongak ke siling.. mengambil nafas.. menikmati permainan lidahku.

Watie mengubah kedudukan tubuhnya.. lalu merapatkan wajahnya ke wajahku. Bibirnya terus didekatkan ke bibirku.. lalu kami berciuman. Pada masa yang sama juga, Watie mengangkangi tubuhku.. membuatkan cipapnya berada tepat di atas butuhku.

Aku begitu geram dengan teteknya yang sedikit bergoyang mengikut pergerakan tubuhnya. Aku pegang pinggangnya.. apabila terasa tubuh Watie diangkat sedikit dari kedudukan asalnya. Tangannya meraba mencari butuhku sebaik terdapat ruang di antara tubuh kami. Digesel-geselkan kepala butuhku betul-betul di pintu cipapnya. Aku terus mengulum dan menggentel-gentelkan puting teteknya.

"Abang Am.. izinkan Watie masukkan butuh abang.. Watie dah tak tahan.." Watie meminta izinku terlebih dahulu sebelum memulakan dayungan.

Mendengar permintaannya itu, aku pasti perkara ini telah cukup lama dibincangkan bersama suaminya. Mungkin juga mereka telah melakukan roleplay demi mengimbangi fantasi dan hasrat mereka untuk menimbang cahaya mata yang dilahirkan sendiri oleh Watie. Cahaya mata penyeri hidup mereka berdua.

SELAGI MAMPU KUMELANGKAHWhere stories live. Discover now