✥ 08 ✥

86 3 0
                                    

Kebisuan hadir di antara dua manusia yang sedang menata hati. Dia hadir menemani sepanjang perjalanan pulang Kyuhyun dan Kanna di dalam taksi.

Kanna menyandarkan kepalanya di kaca jendela di sisi bangkunya, menangis tanpa suara. Hanya saja air matanya terus mengalir tanpa bisa dihentikan.
Seseorang telah mencuri ciuman pertamanya dan peristiwa itu terjadi tepat di depan pria yang menjadi cinta pertamanya.
Terlebih dia tidak melakukan apapun saat peristiwa itu terjadi.
Sangat miris, bukan?

Kyuhyun melakukan hal tidak persis sama. Kepalanya bersandar di headrest kusrsi penumpang dengan mata terpejam dengan posisi tangan terlipat di atas perutnya.
Dalam kegelapan itu, gambaran saat Donghae mencium Kanna dengan penuh rasa masih terlihat sangat jelas di ingatannya. Tak terlewat sedetik pun. Hal itu kembali membuat dadanya terasa sesak dan ingin sekali berteriak untuk melampiaskan amarahnya.
Membuat tangannya mengepal juga rahangnya kembali mengeras.
"Lee Donghae sialan itu!" Umpatnya dalam hati.

Bahkan sang supir taksi yang berusia paruh baya yang sedang mengoperasikan kendaraannya dapat merasakan kecanggungan di antara kedua penumpangnya. Y
Kecanggungan yang turut membuatnya merasa sedikit tidak nyaman.
"Dasar anak muda..."
Gumamnya tanpa bersuara.

***

Masih tanpa bicara satu kata pun.

Setelah turun dari taksi, Kyuhyun dan Kanna berpencar masuk ke dalam rumah mereka masing-masing. Keduanya berjalan tertunduk lesu, dan berulang kali menarik nafas.

*
Rumah Kanna

Kedua orangtua Kanna tampak duduk bersantai di meja makan dengan senda gurau setelah menghabiskan makan malam.
Sayup terdengar suara langkah kaki.
Suara langkah kaki yang sedikit terseret itu dapat diduga milik putri mereka.

Young Ae menyambut kedatangan putrinya dengan suara ceria begitu sosoknya terlihat di ruang keluarga yang berdampingan dengan ruang makan.
"Kau sudah pulang? Bagaimana hari ini, pasti sangat menyenangkan 'kan?"

Kanna tidak menjawab, dia hanya berlalu bahkan tanpa menoleh. Wajahnya tertunduk lesu, dia tak ingin ibunya menemukan fakta jika dia baru saja selesai menangis karena matanya pasti terlihat bengkak dan merah.

Melihat hal ganjil akan sikap putrinya, kedua orang tua Kanna berdiskusi,
"Hei..ada apa dengannya? Kenapa dia justru tidak terlihat bersemangat seperti tadi pagi?"
Tanya Dean, sang ayah.

"Entahlah. Aku akan coba cari tahu. Mungkin saja dia mau berbagi cerita"

"Ide bagus! Tanya baik-baik padanya, jangan memaksa"

"Iya..baiklah. Tunggu di sini, aku segera kembali"

Young Ae bangkit dari kursinya dan segera berlari kecil mengejar Kanna yang sudah berada di depan pintu kamarnya.

Sang ibu mendekat, berdiri tepat di belakang Kanna.
"Sayang, kau..baik-baik saja?"

Kanna yang sebenarnya terkejut karena ibunya sudah berada di dekatnya, tetap membuka pintu kamarnya.
Enggan berbalik.
"Aku tidak apa bu. Aku hanya lelah.."

"Benarkah?"

"Ya, jangan khawatir. Aku hanya ingin mandi dan tidur cepat"

"Kau..sudah makan malam?"

"Aku tidak lapar. Maaf bu..aku masuk dulu"
Jawab Kanna sekaligus menjadi kalimat perbincangan terakhir dengan ibunya malam itu.

Young Ae yakin jika putrinya tidak sedang baik-baik saja. Dia kembali berlari kecil menuju ruang makan, ke tempat suaminya menunggu.

"Bagaimana, apa dia mau bercerita?"

Young Ae menggeleng tapi tangannya bergerak cepat meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja makan.
Dean yang merasa aneh dengan sikap istrinya, berusaha mencari tahu,
"Kenapa kau tiba-tiba menelepon? Siapa yang ingin kau hubungi?"

Stupid Couple (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang