✥ 18 ✥

72 1 0
                                    

"Apa kalian benar-benar akan pergi? Tidak bisakah kalian tetap tinggal? Aku akan merasa kesepian..."
Hanna menggenggam erat tangan Young Ae, berusaha meyakinkan keluarga itu untuk tetap tinggal, di Korea.

Young Ae hanya bisa menarik nafasnya dan memaksakan diri untuk tersenyum tanpa bisa berkata banyak.
"Ya, Hanna-ssi, maafkan aku. Aku...tidak bisa berbuat banyak. Ini sudah keputusan suamiku, juga...Kanna"

Tiga bulan sejak kejadian terakhir kali, akhirnya keluarga Lee memutuskan untuk pindah dan menetap di Jepang untuk waktu yang tidak ditentukan.
Jika Dean sudah membulatkan tekadnya, Young Ae sudah tidak bisa lagi membujuk. Terlebih dia hanyalah seorang istri yang harus mengikuti keputusan suaminya.

Bukan berarti Dean membenci keluarga Cho, terutama Kyuhyun. Lelaki berkebangsaan Jepang itu berharap hubungan baik mereka yang terjalin selama belasan tahun akan tetap terjaga.
Dia hanya ingin memberikan waktu untuk keluarganya, terutama putrinya. Waktu untuk pulih dan menjadi lebih baik.

"Kalian sampai menjual rumah ini, apa kalian tidak berencana kembali ke sini? Aku..sangat sedih, Young Ae-ssi"

"Sampai saat ini, kami belum membicarakan masalah itu. Mungkin saja, suatu hari nanti, jika suami dan putriku berubah pikiran"

"Bagaimana jika aku merindukanmu?"

"Kita pasti akan bertemu lagi, Hanna-ssi. Dan bukankah kita masih bisa melakukan panggilan video?"

Tanpa basa-basi, Hanna memeluk tubuh Young Ae erat. Berat rasanya menerima keputusan keluarga itu, terlebih keputusan itu menjadi rasa bersalahnya.
Hanna selalu merasa menyesal atas sikap egoisnya. Berharap jika putra putri mereka bisa berakhir bersama, tapi justru berakhir dengan keadaan yang lebih buruk dari sebelumnya.

"Maafkan aku, Young Ae-ssi"
Hanna terisak di balik punggung tetangganya itu. Dan Young Ae membalas pelukan itu tidak kalah erat.

Di tengah aktifitas itu, Kanna beranjak keluar dari pintu pagar rumahnya. Mendekati sang ibu yang sedang memberikan salam perpisahan dengan sahabatnya.
Salam perpisahan yang seakan tak pernah usai.

Memakai tas punggungnya yang berukuran cukup besar, berisi beberapa barang yang bisa dibawanya sendiri.
Karena beberapa barang lain, seperti pakaian dan buku sudah dikirimkan lebih dulu.

"Ibu..."
Panggil Kanna dengan suara lembutnya.

Hanna sontak melepas pelukannya pada tubuh Young Ae, dan segera beralih menghampiri Kanna.
"Sayang, maafkan aku..."

Seperti ibunya, Kanna tidak bisa mengucapkan apapun. Dia hanya tersenyum dikala merasakan sesak di hati karena melihat air mata Hanna mengalir.
"Tidak apa, bi. Bibi..tidak melakukan kesalahan apapun padaku, jadi berhentilah untuk minta maaf"

"Tapi, Kanna..."

Kanna dengan cepat meraih dan menggenggam lembut dua telapak tangan Hanna.
"Bi... bibi telah meminta maaf kepadaku, entah untuk yang keberapa kali. Sudah cukup, aku sudah memaafkan bibi. Tapi sungguh..bibi tidak melakukan kesalahan apapun. Ingat itu.."

"Terima kasih sayang..."

"Bibi, boleh aku memelukmu?"

Tidak menjawab, Hanna dengan senang hati memberikan apa yang diminta oleh anak gadis itu.
Erat.

"Jika kau sudah memutuskan untuk melupakan perasaanmu padanya, aku mengerti. Kau..harus bahagia, sayang. Berjanjilah padaku"

Karena perkataan Hanna, pada akhirnya air mata Kanna juga ikut mengalir.
"Aku berjanji, bi. Aku..akan bahagia, suatu hari nanti"

Dari kejauhan, Young Ae mendapati taksi pesanannya tiba.
"Kanna...taksinya sudah datang"

Hanna dan Kanna saling melepaskan pelukannya. Kanna dengan cepat menghapus air matanya sebelum berhadapan kembali dengan Hanna.
"Bibi, titip salamku untuk paman Cho dan juga Kyuhyun oppa. Maaf aku tidak sempat berpamitan dengan benar"

Stupid Couple (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang