✥ 01 ✥

194 6 2
                                    

Sang mentari mulai menjalankan tugasnya pagi itu. Cahayanya masih bersinar lembut membelai langit, bahkan udara masih berhembus cukup sejuk di permulaan musim panas.

Dua orang yang berbeda jenis kelamin, usia dan jenjang pendidikan tampak berjalan beriringan, dengan jarak yang terpaut cukup dekat. Hanya berbeda beberapa langkah saja.

Pagi itu sepanjang jalan wilayah perumahan sudah cukup ramai, mengingat ini adalah awal minggu. Dimana setiap orang memiliki kesibukan, bahkan dua orang itu terlihat sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Sampai salah satu dari mereka mulai memecah keheningan.

Cho Kyuhyun adalah orang yang bersuara lebih dulu. Dia yang berjalan di muka tiba-tiba saja menghentikan langkah dan membalik tubuhnya, tepat berhadapan dengan satu orang lain yang berjalan di belakangnya. Seorang gadis berseragam sekolah menengah atas.

Dan gadis bernama Lee Kanna itu pun turut menghentikan langkahnya. Menatap lurus ke arah laki-laki bernama Kyuhyun itu dengan tatapan tidak mengerti.

"Bukankah sudah ku peringatkan, kau harus berjalan dengan jarak setidaknya tiga meter dariku. Aku tidak suka berjalan terlalu dekat denganmu"
Ucap Kyuhyun penuh penekanan dan jelas terdengar menyakitkan. Benar, semua ucapan dan sikap mengesalkan itu ditujukkannya untuk Kanna.

"Apa maksudmu?! Kau pikir aku mau berjalan dekat-dekat denganmu?! Aku hanya tidak ingin tertinggal bus"
Balas si gadis SMA tak kalah sengit, terbukti dari mimik wajahnya yang menyiratkan penuh kekesalan.

"Dengar! Jika saja ibu tidak selalu memaksaku untuk berangkat bersamamu setiap hari, aku tidak sudi berjalan berdua seperti ini denganmu. Memangnya kau anak TK yang harus diperhatikan setiap waktu?!"
Dengus Kyuhyun kesal.
Dia adalah salah satu mahasiswa yang memiliki banyak kesibukan, tapi ibunya selalu memaksa Kyuhyun untuk memperhatikan Kanna.

Perkataan Kyuhyun membuat Kanna mengepalkan tanganya erat.
"Cho Kyuhyun!"
Teriaknya lantang di sisi jalan yang turut menarik perhatian orang-orang yang juga sibuk berlalu lalang di sekitar mereka, menoleh sesaat dan kembali berlalu.

"Darimana kau dapatkan keberanian mu itu, hah?! Berani-beraninya kau memanggilku dengan berteriak"

Kesal -sangat kesal, Kanna melangkahkan kakinya cepat seraya melepas tas punggungnya. Dengan sedikit tenaga, menggunakan tas itu sebagai alat pukul yang cukup menyakitkan karena isinya yang cukup penuh.

BUGH!!

Pukulan dengan tas punggung itu tepat mengenai wajah tampan Kyuhyun, membuatnya sedikit limbung.

Sontak serangan itu membuat Kyuhyun turut kesal,
"APA YANG KAU LAKUKAN, BOCAH GILA!!"

"Cho Kyuhyun...apa kau tidak bisa bicara baik-baik? Kenapa setiap kata-katamu selalu menyakitkan? Memangnya apa yang sudah ku lakukan sampai kau membenciku seperti ini?"

Kyuhyun dan Kanna saling melempar tatapan tajam, terlihat sengit.

"Aku juga tidak pernah minta kau temani! Katakan pada ibumu jika kau keberatan. Jangan hanya bisa mengeluh padaku!"
Lanjut Kanna dengan argumennya.

"Waaah...patut ku acungi dua ibu jari keberanianmu itu" ejek Kyuhyun dengan smirk khas miliknya.

"Diam! Aku sudah berusaha menahan diri selama ini! Kau pikir hanya kau saja yang merasa jengah dengan situasi ini?! Aku juga sudah tidak sudi lagi berhubungan apapun lagi denganmu!"

Kyuhyun menarik nafasnya dalam-dalam.
"Bagus! Katakan yang harusnya kau katakan kepada ibuku dan bibi. Akhirnya aku bisa terbebas dari penguntit dan anak bodoh sepertimu"
Dengus Kyuhyun, dia benar-benar kesal.

"Apa?! Penguntit? Bodoh? Hahaha..bukankah kau sendiri yang selalu muncul untuk menemani atau menawarkan diri untuk membantuku belajar? Aku..tidak pernah memintanya!"

"Itu karena ibumu dan ibuku yang selalu memaksaku. Jadi aku terpaksa melakukan semua itu! Kau dengar!"

Cut..cut!

Yah, perdebatan mereka tidak akan cukup jika dibahas dalam satu chapter cerita ini. Perlu diketahui, ini adalah keseharian mereka. Berdebat dan berdebat.
Pada akhirnya akan ada satu atau dua hal yang akan membuat mereka berbaikan.
Jadi, sebaiknya kita lanjutkan...

Kanna kembali mengepalkan tangannya kuat hingga kuku jarinya memutih. Rasanya dia ingin sekali memasang kuda-kuda dan menendang pria menyebalkan itu sekuat tenaga, tapi dia tidak bisa. Tubuh Kyuhyun jauh lebih besar darinya.
Yang Kanna bisa lakukan adalah mengatur nafasnya agar lebih tenang. Dia tidak ingin perdebatan kali ini merusak harinya dan membuatnya kembali menangis di sekolah.
Seperti hari-hari sebelumnya.

Setelah menarik nafasnya dalam-dalam,
"Baik. Kita akhiri semua hari ini. Aku yang akan menjelaskan pada ibumu atau ibuku, jika aku tidak butuh pertolonganmu dalam bentuk apapun. Dan..aku bukan seorang penguntit. Jadi..sebaiknya kita harus jaga jarak mulai saat ini. Terima kasih atas semua perhatian mu yang terpaksa itu, Cho Kyuhyun"

Kanna membungkuk di akhir kalimatnya yang terdengar sangat tenang dan terarah.
Wajahnya bahkan terkesan datar.
Sangat bertolak belakang dengan jantungnya yang terdengar bertabuh seperti genderang perang.
"Selamat tinggal. Aku berjanji aku tidak akan muncul lagi dihadapanmu"

Merasa puas setelah mengungkapkan isi hatinya, Kanna berjalan melewati tubuh Kyuhyun yang diam memperhatikannya.
"Haha..kau tidak akan mungkin bisa melakukannya!" tantang Kyuhyun.

Memutuskan untuk tidak peduli, Kanna terus saja melangkah, menjauh meninggalkan Kyuhyun yang mulai kembali melangkahkan kakinya.

"Yak! Gadis gila!"
Teriak Kyuhyun kembali memanggil Kanna yang benar-benar mulai mengacuhkannya.

Bukan balasan berupa kata-kata debat seperti sebelumnya, masih dengan berjalan memunggungi Kyuhyun, Kanna mengangkat tangan kanannya tinggi. Jari tengahnya berdiri mengacung di udara. Tanda dia tidak ingin lagi berurusan dengan Kyuhyun.

Melihat aksi Kanna, Kyuhyun menatap tidak percaya. Seorang Kanna bisa melakukan hal itu, padanya?

"Waah..dia benar-benar jadi gadis pemberontak. Kemana perginya gadis polos yang ku kenal?"
Gumamnya tak percaya.
Kesal, Kyuhyun pun ikut melakukan hal yang sama seperti gadis itu. Hanya saja, Kanna tidak bisa melihatnya.

"Ck..sial!"
Gerutu Kyuhyun seorang diri.

Kyuhyun dan Kanna akhirnya tetap melanjutkan perjalananya masing-masing walaupun tujuan mereka searah. Tapi kali ini dengan jarak yang terpaut cukup jauh.


Stupid Couple (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang