KABAR BAHAGIA

3.2K 103 2
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Halo haloo semuaa! Gimana kabarnya? Baik. Alhamdulillah.

Pertama-tama saya mau mengucapkan selamat hari raya idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.

Maaf nih agak telat ngucapinnya hehehe, siap gak nih buat baca kelanjutan cerita dari Gus Reyhan? Siap yaa.

Okee tanpa lama-lama lagi cus baca.













Ambil baiknya buang buruknya.














              HAPPY READING 💙

مايرا:لن يذهب لغيرك شيئ قد كتبه الله لك
“Sesuatu yang telah Allah takdirkan untukmu”
”tidak akan pernah menjadi milik orang lain“

•[Reyhan Mukhtar Al-Fariz]

Setelah selesai shalat, seperti biasa Nadira mencium tangan gus Reyhan, hanya saja bedanya kali ini Gus Reyhan merasakan tangannya basah akibat air mata istrinya yang menetes.

"Kok nangis?" Tanya Gus Reyhan lembut sambil mengusap kepala istrinya tersebut.

Nadira menyembunyikan wajahnya di paha Gus Reyhan dan menangis di sana dengan bahu yang masih bergetar. Gus Reyhan hanya tersenyum tipis sembari mengusap kepala Nadira.

"A-aku cuman takut sama mas Reyhan, aku takut kamu kenapa-kenapa." Ucap Nadira di sela-sela tangisannya.

Gus Reyhan memegang lengan Nadira dan menariknya hingga kembali duduk dan menqngkup kedua pipi istrinya itu.

"Mas nggak papa, mas baik-baik saja sayang. Nih kamu lihat, mas disini sayang sama Dira. Lihat ? Emang Mas ada luka nggak? Hm" ucap Gus Reyhan yang mendapat gelengan kepala dari istrinya

Gus Reyhan tersenyum dan mengusap pipi Nadira yang masih banjir air mata, "nah itu jadi kamu nggak perlu nangis lagi sayang. Nggak perlu takut lagi hm? Mas ada disini, mas udah pulang dalam keadaan baik-baik saja"

"Gimana gak nangis mas? Aku denger berita pesawat mas tumpangi jatuh, mana mungkin aku gak takut? Mana mungkin aku bisa diam aja mas?"

Gus Reyhan hanya diam sembari menatap dan mendengarkan segala keresahannya.

"Aku panik, takut dan juga khawatir. Intinya semua itu jadi satu saat aku dengar berita itu mas. Karena aku memang ingat nama pesawat yang kamu tumpangi saat itu, dan apalagi saat aku baca daftar penumpang pesawat itu ada nama Gus Reyhan disana dan saat itu aku benar-benar gak tau harus melakukan apa saat itu."

Nadira menatap Gus Reyhan dengan nafas yang memburu.

"Dan sekarang mas Reyhan ada disini" lirihnya yang merasa sangat lega bisa melihat suaminya berada disini, di hadapannya.

"Bisa tolong ceritakan gimana mas Reyhan bisa selamat dari kecelakaan itu?" Pinta Dira memohon.

Gus Reyhan mengangguk dan mulai bercerita, "mas singkat saja ya, kemarin setelah mas kabarin kamu. Mas langsung berangkat ke bandara naik taksi, dan di jalan ada musibah ada nenek dan cucunya tertabrak taksi yang mas tumpangi, jadi mau tidak mau mas berhenti dan bawa mereka ke rumah sakit, sampai-sampai mas lupa ada jadwal penerbangan yang harus mas kejar"

Setelah menceritakannya kepada istrinya, mereka berdua hanya saling diam. Belum membuka pembicaraan lagi setelah Gus Reyhan menceritakan kejadian itu.

"Jadi, kejutan apa yang mau kamu berikan buat mas?" Tiba-tiba Gus Reyhan menanyakan prihal kejutan yang ingin Nadira berikan saat mereka bahas di telfon waktu itu.

Nadira melepaskan pelukannya dan menatap Gus Reyhan dengan wajah tersenyum, "mas Reyhan"

"Ya, sayang?"

"Siap nggak, buat jadi ayah?"

"Maksudnya?"

Nadira tersenyum, "aku hamil, mas"

Suasana menjadi hening, Gus Reyhan hanya memasang wajah cengonya menatap istrinya yang wajahnya masih tersenyum.

Nadira kesal dan menepuk lengan suaminya karena tidak mendapatkan respon apapun, "ish, mas Reyhan gimana si? Nggak senang ya kalo aku hamil?" Tanyanya kesal

Mendapatkan tepukan di lengannya membuat Gus Reyhan tersadar kembali dari lamunannya, "h-hamil? " Tanyanya tergagap

"Iyaaa, mas Reyhan"

"Anaknya mas kan?"

Nadira memutar bola matanya malas, "bukan! Anaknya tukang bakso!" Jawabna asal

"Ini anaknya? Kenapa nggak suka? Hah?" Tanya Nadira yang sudah terlanjur kesal melihat reaksi suaminya yang terlihat reaksi suaminya yang terlihat tidak ada antusiasnya.

"Ya jelas anak kamu lah mas!" Kesalnya

Lalu dirinya berdiri hendak pergi, namun tiba-tiba Gus Reyhan menahan tangannya, dan menariknya hingga Nadira jatuh ke pangkuan Gus Reyhan dan memeluknya erat.

"Alhamdulillah, Alhamdulillah hirobbil alamin" ucap Gus Reyhan sembari mengecup kepala istrinya berkali-kali.

Sedangkan Nadira hanya diam dengan wajah yang masih kesal, karena reaksi pertama suaminya tadi.

"Alhamdulillah, ya Allah." Tak henti-hentinya Gus Reyhan mengucapkan rasa syukur atas apa yang telah Allah berikan kepadanya, kepada Dira dan juga keluarganya.

Gus Reyhan kemudian menangkup wajah istrinya dan mencium seluruh bagian wajah perempuan itu berkali-kali.

"Kita mau punya anak." Katanya yang diangguki oleh Nadira.

"Alhamdulillah, kamu mukanya jangan cemberut gitu dong sayang."

"Gimana nggak cemberut? Aku tuh kesel ya sama mas Reyhan. Tadi tuh mas Reyhan nggak excited git pas aku kasih tau, Dira kira mas Reyhan nggak suka kalo aku hamil." Ucap Nadira

Gus Reyhan menggeleng, "mas suka, mas bahagia sayang. Dan sangat bersyukur kamu hamil tadi mas cuman masih blank aja, bukan berarti mas nggak mau kamu hamil dan kita punya anak. Justru malah sebaliknya."

Senyum Nadira kembali hadir kemudian mencium pipi suaminya.

Gus Reyhan menunduk menatap perut Nadira yang kini masih raya, mengusapnya lembut dan membacakan doa" ya Allah, jagalah anakku Selama dia berada dalam perut istriku, sehatkan dia sesungguhnya engkau yang maha menyehatkan tak ada kesehatan kecuali dari-Mu. Bentuklah dia yang ada di perut istriku dalam rupa yang baik, tetapkan hati keimanannya pada-Mu dan pada rasul-Mu. Jadikan dia utuh, sempurna, berakal, cerdas, berilmu dan beramal. Panjangkan umurnya, sehatkan jasadnya baguskan rupanya dan fasihkan lisannya untuk membaca hadist dan Al-Qur'an yang agung dengan berkah nabi Muhammad Saw. Segala puji bagi Allah, tuhan seluruh keberadaan."

Begitu tulus dan lembut suara Gus Reyhan, membuat Nadira tak sadar meneteskan air matanya.

"Aamiin." Ia mengamini dia yang suaminya panjatkan agar mengabulkan doanya juga Gus Reyhan.
















TBC















Halo halooo? Gimana nih untuk part ini seruu nggak? Tolong tinggalkan bintangnya ya biar makin semangat lagi nulisnya.

Dadah para pembaca ❤️



DIA JAWABAN DARI DOAKU  [SELESAI]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang