Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Haloo semuanya! Gimana nih kabarnya? Baik, Alhamdulillah.
Dan gimana nih puasanya? Lancar ya.
Gak kerasa udah mau lebaran aja nih, kayak rasanya cepet banget puasanya ya.
Berhubung saya gak banyak kegiatan saya update cerita Gus Reyhan ya.
Okee langsung cus baca ajaa ya.
Ambil baiknya buang buruknya.
HAPPY READING 💙
𝑩𝒆𝒓𝒅𝒐𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈-𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂𝒊 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒅𝒐𝒂.
•[Nadia Zyana Utsman]
********
Hari semakin larut, jam sudah menunjukkan pukul setengah 3 namun Nadira masih belum bisa memejamkan matanya sedikitpun.
Perempuan itu lebih memilih untuk shalat tahajud. Mendekatkan diri kepada Allah Swt, mengangkat kedua tangannya memohon ampunan atas segala dosa yang segaja maupun tidak di sengaja. dan juga berdoa untuk suaminya, Gus Reyhan.
Berdoa agar Gus Reyhan selamat dari kecelakaan yang menimpanya, berdoa semoga Gus Reyhan kembali dengan keadaan baik-baik saja dan juga kembali ke keluarganya tanpa kurang suatu apapun. Hingga tak terasa butiran air mata kembali menetes di pipi Nadira. Dira kembali menangis lagi.
"Ya Allah, hamba tau hamba hanyalah manusia biasa yang jauh dari kata sempurna, manusia yang penuh akan dosa, hamba terima apapun takdir yang akan engkau berikan, hamba terima ujian yang datang dan hamba akan berusaha untuk melewati ujian ini ya Allah. Maka, berilah hamba kekuatan dalam menghadapi ujian ini ya Allah. Hamba hanya bisa memohon kepadamu." Dira menutup wajahnya sedikit yah sudah sembab karena terlalu banyak menangis.
Sungguh kali ini Nadira tidak tau harus melakukan apa selain berserah diri kepada Allah Swt. Makanya ia hanya bisa berdoa dan memohon agar di beri kekuatan dalam menjalani segala cobaan yang Allah berikan.
"Nadira, Allah tidak pernah salah dalam menciptakan sebuah takdir untuk hambanya, Allah tidak pernah salah memilih bahu siapa yang kuat untuk diberi ujian ini. Allah sangat tau batas kemampuan dari hambanya. Maka saat Allah memberikan ujian ini berarti dia percaya kalau kamu mampu melewati ujian ini. Allah saja percaya kamu bisa, jadi kamu harus bisa percaya kalau kamu bisa menjalaninya."
Ucapan Gus Reyhan yang memberikan semangat saat dirinya sedang terpuruk masih terus terngiang-ngiang di kepalanya.
"Mas, setiap aku terpuruk kamu yang selalu aku kasih semangat, tapi sekarang? Siapa yang kasih aku semangat untuk melewati cobaan ini? Siapa mas?"
Nadira menangis hingga perlahan-lahan matanya tertutup, Nadira tak sengaja tertidur di atas sajadah masih dengan mukena yang membungkus tubuhnya itu.
Nadira berharap sebelum dirinya terlelap, Dira berharap ini semua mimpi. Buruk semata, dan ia akan terbangun dengan Gus Reyhan di sampingnya. Menampilkan senyum tipisnya yang biasa ia lihat.
Tak terasa suara azan subuh berkumandang, membuat seorang perempuan mengerjap-ngerjapkan matanya yang sembab karena terlalu lama menangis kemarin malam.
Sebenarnya bukan karena suara azan yang membuat Nadira terbangun, namun karena usapan lembut di kepalanya yang membuat dirinya terbangun. Namun Nadira sama sekali tidak menyadarinya.
Saat Nadira membuka mata, ia bingung lantaran dirinya sudah ada di kasur, karena seingatnya kemarin ia tertidur dia taas sajadah setelah menjalankan shalat tahajud.
Perempuan itu diam sebentar, menghela nafas panjang, pikirnya masih tertuju pada Gus Reyhan, lantas ia mengambil handphonenya di meja dan membuka guna mencari informasi tentang kecelakaan pesawat itu.
Usapan di kepalanya kembali Nadira rasakan, dan Nadira langsung menghadap ke arah belakang karena kini posisinya memang menghadap miring ke kanan.
"Assalamualaikum, Nadira."
Mata Nadira membulat begitu melihat seseorang yang benar ia kenali, orang yang Nadira tunggu-tunggu akan kepulangannya. Kini telah tepat di hadapannya dan tersenyum kearahnya.
Nadira memejamkan matanya yang kini kembali memanas, apakah kini ia sedang berhalusinasi sekarang? Apakah ia masih bermimpi? Jika memang benar, jangan bangunkan, Nadira tidak ingin bangun dari mimpinya ini.
"Nadira Zyana Utsman?" Suara berat itu kini kembali dengan usapan lembut di pipi Nadira.
Perlahan Nadira mulai membuka kedua matanya. Dan satu tetes air mata berhasil menatap sosok di hadapannya.
"Ayo shalat, udah azan."
Nadira menggelang pelan, "kalau ini mimpi, aku gak mau bangun." Katanya dengan nada lirih
Gus Reyhan tersenyum lembut, "mimpi?"
Nadira kemudian mengangguk.
"Aduh!" Nadira memekik pelan ketika merasakan cubitan di pipinya, "sakit mas!'
Gus Reyhan terkekeh pelan, "jadi? Apakah ini mimpi atau bukan?" Tanya Gus Reyhan sambil terkekeh.
Nadira diam sebentar mencoba untuk mencerna apa yang kini sedang terjadi, ia memegang pipinya sendiri yang baru saja di cubit oleh Gus Reyhan. Sedetik kemudian Nadira langsung berhambur ke dalam pelukan Gus Reyhan.
"Mas Reyhan!" Tangisnya memeluk erat tubuh suaminya.
Gus Reyhan yang melihat itu tertawa pelan melihat dan mendengar Nadira yang menangis seperti ini sembari mengacak-acak rambut istrinya tersebut.
"Kenapa hm? Kok nangis?" Tanyanya sambil tertawa pelan
Nadira tak menjawab malah semakin terisak menangis, membuat Gus Reyhan tertawa dibuatnya, dan kembali memeluk erat istrinya. Mengecup kening istrinya serta mengusap-usap punggung perempuan itu.
"Jangan nangis, nanti kalau ada yang dengar gimana hm? Nggak malu memangnya?"
"Mas Reyhan kemana aja?!" Tanya Nadira dengan nada yang sedikit meninggi sambil memukul dada suaminya itu. Dan tentunya dengan air mata yang masih mengalir di kedua pipinya.
Bukanya marah, Gus Reyhan malah terkekeh gemas sambil mencubit hidung Nadira, "kamu gak mungkin lupa kan? Kalo kemarin mas ada seminar di Aceh?" Jelasnya
"Bukan itu ish!" Ujar Nadira kesal yang malah semakin keras acara menangisnya itu
Gus Reyhan kembali tertawa dan menarik kepala istrinya untuk ke pelukannya. "Iya-iya, mas bakal jelasin tapi berhenti dulu nangisnya."
Nadira menggangguk pelan dan beberapa menit kemudian tangisannya pun mereda, kini hanya menyisakan isakan kecil.
"Sudah?" Tanya Gus Reyhan sambil menghapus sisa air mata di pipi istrinya.
Nadira kembali mengangguk, "sekarang cerita." Katanya dengan suara serak.
"Shalat dulu. Baru nanti mas cerita ya?"
"Shut," Gus Reyhan langsung membekap mulut Nadira saat perempuan itu hendak melayangkan protesnya.
"Kamu dengar azan tadi kan?"Nadira kemudian mengangguk
"Sudah dapat panggilan, dahulukan shalat."
TBC
Halo halo! Gimana seru gak cerita nya nih? Silahkan tinggalkan bintangnya yaa
BINTANGMU SEMANGATKU GUYS ⭐ SHARE CERITA SAYA KE TEMAN-TEMAN YA BIAR PADA IKUTAN BACA DAN RAMEIN JUGA CERITA INI 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA JAWABAN DARI DOAKU [SELESAI]✅
Fiksi RemajaHATI-HATI TYPO BERTEBARAN‼️ Start:7 Juli 2022 End: 2 September 2023 •Reyhan Mukhtar Al-Fariz Seorang Gus dan juga dokter yang terkenal dengan sifat tegas, dingin dan juga cuek. Siapa yang menyangka, Gus Reyhan akan berubah menjadi lembut dan manja...