GOMBALAN GUS REYHAN

3K 116 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Halo halooo, gimana nih kabarnya? Baik, Alhamdulillah.

Masih penasaran sama kelanjutan cerita dari Gus Reyhan.

Sebelum baca alangkah baiknya tekan bintangnya dulu yaa biar saya semangat lagi buat nulis dan update cepet hehe.

Okee tanpa lama-lama lagi cus bacaaaa.



BINTANGMU SEMANGATKU GUYS ⭐ SHARE CERITA SAYA KE TEMAN-TEMAN YA BIAR PADA IKUTAN BACA DAN RAMEIN JUGA CERITA INI












Ambil baiknya buang buruknya.








           HAPPY READING 💙

"hina arok qolbi yabtasamah
Ketika melihatmu hatiku tersenyum."

•[Reyhan Mukhtar Al-Fariz]

                  ********







*Keesokan harinya*

Pagi yang cerah, burung terdengar berkicauan menandakan matahari telah muncul.

Kedua Pasangan suami istri telah bangun sedari subuh dan kini telah menikmati pemandangan yang begitu indah, MasyaAllah begitu indah segala ciptaan mu.

Gus Reyhan kemudian beranjak dari duduknya untuk mengambil sesuatu di dalam. Nadira yang sedari asik menikmati pemandangan di balkon yang terdapat banyak santri-santri bermain Seketika menoleh mendapati suaminya tidak ada di tempat duduknya.

"Nyariin saya hm? " Tanya seseorang

Nadira melotot, menutup matanya." Mas! Pake bajunya yang bener kenapa si!"

Gus Reyhan mengerutkan keningnya, "emang kenapa sama baju saya?"

"Aurat mas Reyhan!"

Bayangkan saja, Gus Reyhan menggulung bagian lengan hingga ke siku. Sebenarnya tidak terlalu terbuka tapi ini pertama kalinya Nadira melihat tubuh laki-laki, pastinya akan terkejut.

"Aurat laki-laki itu dari pusar sampai lutut sayang bukan tangan, jadi?" Tanya Gus Reyhan dengan wajah tersenyum tipis. Namun sayangnya Nadira tidak melihat senyuman itu. Jika saja melihat pasti Nadira sudah di pastikan kejang-kejang melihat suaminya.

"Iya...emang bukan aurat, tapikan Nadira belu. Terbiasa" ucap Nadira dengan terbata-bata

Gus Reyhan duduk di kursi balkon melihat  ke arah istrinya yang masih setia menutup matanya. Tidak menyadari kehadirannya, menarik tangan Nadira dan jarak mereka berdua hanya beberapa senti saja.

Nadira membuka kedua matanya, melihat wajah Gus Reyhan yang tampan terlihat sangat dekat dan merasakan tubuh Gus Reyhan yang hangat. Jantungnya sudah  seperti sedang berdetak kencang tak karuan.  Apalagi pipinya sudah pasti merona tanpa aba-aba.

"Kalo kaya gini masi belum terbiasa? Hm" tanya Gus Reyhan dengan tersenyum tipis.

Nadira gelagapan, nafasnya seperti tertahan. Kenapa harus sedekat ini mungkin, jika dari jauh bisa mengatakan hal itu. Nadira berusaha melepaskan genggaman Gus Reyhan namun Gus Reyhan semakin mempererat genggamannya seakan tidak akan melepaskan Nadira.

Gus Reyhan menatap intens wajah cantik Istrinya. "Saya itu selalu hina arok qolbi yabtasamah" ujar Gus Reyhan

Nadira mengerutkan keningnya, tidak mengerti maksud dari suaminya tersebut.

"Maksudnya apa mas, Nadira gak ngerti" ujarnya disertai cengirannya

Gus Reyhan tersenyum, "hina arok qolbi yabtasamah" artinya ketika melihatmu hatiku tersenyum."

Nadira memalingkan wajahnya yang pipinya pasti sudah memerah. Bayangkan saja sendiri, Gus Reyhan yang terkenal dengan sikap dinginnya. Tiba-tiba menggombalinya seperti ini.

"Mau mencoba untuk kabur,hm?"

Nadira menggelengkan kepalanya, "eng-enggak mas, Nadira cuman mau ke kamar mandi" kata Nadira berbohong. Tidak apa berbohong sekali yang penting selamat, pikir nadira.

Gus Reyhan melepaskan genggamannya dan nadira pun berlari ke arah kamar mandi. Setelah berada di dalam kamar mandi dia mengatur nafasnya karena terlalu dekat dengan Gus Reyhan dan gombalannya tadi, Membuat dirinya sudah untuk bernafas.

"Ya Allah, ngeliat suami sendiri aja yang mukanya malah bikin mati berdiri, gak kuat Dira" batin Nadira

"Astaghfirullah Nadira, kamu gak bersyukur sekali. Jahat emang!" Kata Nadira sendiri, lalu tersenyum.

"Maafin Nadira ya mas Reyhan, hehehe.." ucap Nadira di kamar mandi.

Gus Reyhan tersenyum geli, dia mendengarkan apa yang Nadira katakan. Karena Gus Reyhan berdiri di depan pintu kamar mandi yang artinya di belakang Nadira yang terhalang dengan pintu. Nadira tidak menyadari jika Gus Reyhan berada di belakangnya, terlalu fokus dengan kejadian yang baru saja terjadi.



















TBC













Haii semuanya! Gimana nih untuk part ini seru gak.

Saya mau menginfokan setelah cerita Gus Reyhan selesai, akan ada cerita baru saya lagi silahkan di cek di bio akun saya disana sudah saya tulis yang akan segera di publikasikan cerita saya.

Dan jangan lupa walaupun cerita ini nantinya sudah selesai share cerita dan vote nya Masi berlaku yaaa.


Dadah para pembaca ❤️




DIA JAWABAN DARI DOAKU  [SELESAI]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang