Bab 15 : Terjebak

74 9 0
                                    

"Kabar gembira!"

Teriakan Dominik dari dalam rumah mengagetkan Barra dan Alma yang tengah duduk santai di teras sore itu.

Dominik menunjukan sebuah pesan singkat di ponselnya. "Status DPO kalian dicabut."

Barra dan Alma saling berpandangan.

"Papamu sudah pulang, kan?" Tanya Barra pada Alma.

Alma mengangguk. "Apa Papa sudah berubah pikiran?" Tanyanya ragu.

"Bisa jadi! Kalian udah direstui!" Sahut Dominik gembira.

Tapi Barra malah terdiam. "Ada yang aneh," gumamnya.

"Kamu enggak percaya?" Alma memandang Barra.

Dominik ikut memandangnya dengan kening berkerut. "Gua gak ngerti, Bar!" Ujarnya.

"Kalau DPO dicabut karena Papamu sudah merestui kita, kenapa Mamamu enggak kasih kabar?" Barra menatap Alma. "Dan... aku enggak percaya Papa kamu menyerah begitu aja. Dia seorang jenderal. Dia punya banyak strategi."

"Wah! Calon pengacara emang otaknya beda!" Kini Dominik duduk di hadapan Barra dengan antusias. Menunggunya kembali berbicara.

"Mungkin dia enggak mau melibatkan kepolisian lagi," sambung Barra. "Atau..."

"Atau..." Dominik menunggu dengan tak sabar.

"Dia sudah tahu keberadaan kita!" Barra menatap Dominik. "Lu udah ganti nomor hape, kan?"

Dominik mengangguk. "Udah! Malahan hapenya gua ganti sekalian. Kemaren gua telepon nyokap juga gak ada yang nyariin."

"Teman lu yang abangnya polisi itu?"

"Setelah gua ceritain dia malah ngedukung kalian. Makanya dia kasih info terus. Dia juga bilang gua aman."

"Aneh..." Barra kembali berpikir.

"Apa mereka mengikuti kita, Bar?" Kini Alma terlihat ketakutan.

Barra menggeleng. "Kita udah dua hari di sini. Kalau mereka mengikuti kita, mereka udah menangkap kita dari kemarin."

Barra menatap Alma dan Dominik. "Kita harus berkemas. Perasaanku enggak enak."

Alma terlihat semakin panik. Ia lalu bergegas masuk ke dalam kamar dan mulai berkemas.

"Kita pergi sekarang, Bar?" Dominik beranjak bangun mengikuti Barra.

"Ya. Lu siapin mobil!"

"Tapi lu harus hubungi Milla dulu, Bar. Pamitan. Lu juga kan, ada janji mau ke rumahnya sore ini?"

"Ya, gua disuruh ambil makanan ke rumahnya...."

Tiba-tiba Barra terdiam. "Milla..." Gumamnya. "Jam berapa sekarang, Dom?" Tanyanya seolah tersadar.

"Jam lima," sahut Dominik dengan wajah bingung.

"Cepetan, Dom! Polisi sebentar lagi datang!" Perintah Barra dengan wajah tegang. Dengan tergesa dimasukannya pakaian dan barang-barangnya ke dalam ransel.

"Hah!" Dominik menatap Barra dengan wajah syok. Tapi ia tak sempat bertanya lagi. Secepat kilat ia pun langsung berkemas.

Dan sepuluh menit kemudian ketiganya sudah berada di dalam mobil yang melaju dengan cepat keluar dari pintu gerbang penginapan.

"Cepetan Dom! Lu ambil jalan alternatif aja. Jangan jalanan besar."

Dominik mengangguk. Dibukanya peta di ponselnya. Tapi tiba-tiba ponselnya berbunyi. "Milla!" Pekiknya.

Menculik Anak JenderalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang