#023

536 28 4
                                    

Terkadang dunia terasa melelahkan.
Terlalu sulit untuk mencapai kebahagian.
Manusia selalu berlomba mencari.
Entah kebahagiaan yang dipaksakan
Atau bahkan kebahagiaan seperti aliran air.
Berlari sejauh apapun mencari.
Kebahagian sejati seseungguhnya sangat dekat.
Asalkan kau selalu dipenuhi rasa syukur atas apa yang kau miliki.

***

"Pendarahan yang diakibatkan dari benturan keras pada perut dan seluruh tubuh Mrs. Walton menyebabkan dia harus kehilangan bayinya." Dr. Ben berusaha memberitahu Mike dan seluruh keluarga dengan hati-hati.

Mike terdiam. Semua yang berada disana terkejut. Aaron memeluk leher Mike menyembunyikan wajahnya.

"Lalu bagaimana kondisi Istri saya?" tanya Mike setelah mengontrol emosinya secepat yang dia bisa.

"Kami akan melakukan Dilatation & Curettage untuk membersihkan lapisan rahim. Tetapi kami akan meminta persetujuan dari anda dan pihak keluarga sebelum melakukannya."

"Apa ada efek samping dari metode ini?"

Dokter Ben terdiam sejenak, menatap Mike tengah menuntut penjelasan secepat mungkin.

"Setiap tindakan akan memiliki efek samping. Tapi kami akan berusaha untuk meminimalkan efek samping tersebut. Dengan Teknologi dan dokter terbaik yang kita miliki. Kemungkinan hanya tiga puluh persen Mrs. Walton merasakan efek samping."

"Tiga puluh persen adalah persentase tertinggi yang pernah saya tahu. Tapi, tolong Lakukan semuanya dengan sebaik mungkin Dr. Ben. Kami mempercayai mu."

Dokter Ben mengangguk.

"Anda harus menandatangi informed Consent terlebih dahulu dan Mrs. Walton akan segera dibawa ke ruang operasi."

Seorang perawat memberikan sebuah map berisi dokumen. Mike membaca dengan cepat dan langsung membubuhkan tanda tangannya. Dokter Ben menjelaskan kondisi Valerie lebih detail. Ada beberapa luka dan mengatakan akan melakukan semua tindakan terbaik mereka.

Mike melihat Aaron yang masih terus menyembunyikan wajah di lehernya. Mengusap punggung Aaron. Suara isakan terdengar lagi. Mike membawa Aaron sedikit menjauh dari keluarganya. Mike duduk di kursi paling belakang dan sepi.

"What's wrong, son? Can you tell daddy right now?"

Mata indah Aaron yang kini merah menatap mata Mike yang menatapnya teduh. Aaron kembali menyatukan kedua tangannya mengucapkan kata maaf.

"Daddy, it's my fault. Aaron make mommy sleep and now the baby is gone." ucap Aaron mulai terisak.

Mike diam mendengarkan Aaron. Memberikan Aaron ruang untuk bercerita.

"Aaron saw mommy across the street. Mommy asked Aaron to wait. But Aaron ran over to mommy. Mommy hugged Aaron. And didn't open his eyes again." jelas Aaron semampu yang dia bisa. Ada pengucapan yang tidak jelas. Namun Mike masih bisa mengerti.

Jemari Mike mengusap air mata Aaron yang terus mengalir. Rasa bersalah sangat tampak pada wajah puteranya. Aaron memang baru memasuki usia empat tahun. Tetepi Aaron sangat cerdas dibandingkan anak-anak yang seusia dengannya. Aaron memiliki banyak emosi dan mengerti beberapa hal yang seharusnya tidak anak-anak mengerti. Mike memeluk Aaron. Memberikan kehangatan dab ketenangan pada puteranya.

"This is not Aaron's fault. Mommy will be fine and the baby chose to save his brother Aaron." suara Mike lembut. Rendah. Dan hangat.

Tatapan Aaron lagi-lagi menatap Mike takut-takut.

Came Without A ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang