#028 - Explanation of Truth

407 23 7
                                    

Give away masih berjalan yah.. aku harap ada yang ikutan karena ini udah janji aku. Tapi makasi udah baca dan vote 💞💞💞

-------

Rindu ini bersidekap dalam relung hati. Tersembunyi. Terdalam dan tertutup. Mengudara bebas tanpa berniat kembali. Terbang bagaikan tertiup angin. Memandang menanti yang tak kembali. ,Lavender

-------

"Aku akan terus bersama mu. Jangan pernah takut. Meskipun dunia tidak menginginkan mu. Aku! Valerie Walton—akan terus menginginkan mu selamanya."

Jemari Valerie berselancar pada punggung tegap dan kekar Mike. Memberikan kehangatan sebelum mencium kening Mike sedikit lebih lama. Satu tangan miliknya menghapus sisa air matanya. Mike tampak sangat kasihan. Tidak ada lagi bahu yang selalu tegap dan beridiri kokoh di banyaknya drama kehidupan. Tatapan tajam dan mengintimidasi tidak lagi terlihat. Wajah dingin dan tanpa ekspresi hanya dipenuhi luka lebam dan bekas darah yang sudah dibersihkan Valerie.

"Bagaimana caranya kau melewati kehidupan mu selama ini?" tanya Valerie menatap Mike yang tengah tertidur pulas dalam pelukannya. Tidak ada jawaban. Valerie tau itu.

"Bukankah tidak adil Mike? Kenapa kau masih terlihat tampan dengan wajah ini?" tanya Valerie lagi. "Kau benar-benar bayi besar." ujar Valerie sebelum dirinya diserang kantuk yang luar biasa.

****

"Chrisss!!!!!" pekik seorang wanita cantik membuang tas miliknya begitu melihat pria yang berada dihadapannya penuh lebam dan ada beberapa luka. "Apa yang terjadi?" tanya wanita itu khawatir menarik Chris untuk masuk kedalam.

Annatasia Walton—satu-satunya perempuan diantara kakak dan adik laki-laki Walton. Berparas cantik bak dewi yunani, tinggi semampai dan putih, mata Biru safir nan indah, bentuk tubuh yang proporsional dengan tinggi badannya. Selain keunggulan fisiknya. Hatinya jauh lebih unggul, meskipun cerewet. Semua pria Walton sangat mengasihinya meskipun sudah memiliki kehidupan masing-masing.

"Mike sudah tau." ucap Chris menatap nanar kearah Anna. Tidak ada lagi tatapan mengintimidasi dan dingin seperti yang dia perlihatkan pada Mike.

"Keira atau matanya?" tanya Anna tidak menampakkan wajah terkejutnya. Kini mereka berada di kamar Chris dengan berbagai kotak P3K. Ada foto Aleysa berjejer rapi di meja dan dinding. Begitupun foto Chris dan foto keluarga mereka. Chris terlihat dingin dan keras diluar, tetapi hatinya sangat hangat dan memiliki cinta yang murni.

"Matanya. Dia tau itu mata Aleysa." lirih Chris duduk di sofa—Anna mengompres lebam di wajah Chris dan menghentikan kegiatannya.
"Dia bertemu Uncle Frank di Rumah Sakit Janhealthy. Singkat cerita ketika dia berada di Rumah Uncle Frank. Mike mengatakan masih mencari tahu pendonor matanya. Aku merasa sudah saatnya Mike tahu." ucap Chris tersenyum pada Anna—itu senyum yang dipaksakan.

"Lalu kenapa dia kembali ke Janhealthy Hospital? Seingat ku, setelah kontrol mata terakhirnya. Dia membenci rumah sakit itu."

"Keira—" ucap Chris nyaris terdengar seperti gumaman pelan. Anna masih dapat mendengarnya.

"Oh God! Jangan katakan—" duga Anna mengehentikan ucapannya karena Chris mengangguk seolah tau apa yang akan dia ucapkan.

"Jadi—"

"Tidak berhasil."

Anna menghembuskan napas lega. Dia tidak bisa membayangkan keaadaan keponakan kesayangnya jika tau kebenaran dalam satu waktu bersamaan.

Came Without A ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang