"Satu persatu potongan puzzle yang selama ini terabaikan dan terbuang mulai memaksa untuk diperhatikan. Seakan memiliki sebuah petunjuk dari jawaban yang didambakan."
---
"Kenapa Keira?" batin Mike mengusap wajahnya.
Mike mengusap wajah dengan kedua tangannya. Memikirkan apa yang baru saja ada didalam tidurnya. Helaan napas kasar terdengar. Tepat dihadapan Mike, tampak seorang wanita berparaskan cantik dengan rambut panjang dibiarkan terurai menatapnya cemas dan khawatir.
"Mike, are you ok?" tanyanya hati-hati tanpa berniat menetralkan rasa cemas dan khawatirnya.
"Val..." panggil Mike dengan suara rendah.
Valerie mendekat. Menangkup wajah Mike-suaminya. Sepersekian detik, tangan besar Mike memeluk Valerie sangat erat. Membenamkan kepala di ceruk leher Valerie guna mencari ketenangan dengan aroma Vanilla khas Valerie. Kini Mike merasa bingung, apa dia harus menceritakan mimpinya kepada Valerie atau tetap diam. Namun, melihat Valerie terus khawatir membuat Mike merasa sangat bersalah.
Belaian tangan Valerie pada punggung Mike terasa menenangkan. Helaan napas Mike pada kulit lehernya dapat Valerie rasakan. Hangat dan sensual.
"Apa kau ingin minum, love?"
Mike menggelengkan kepalanya sembari mengeratkan pelukan.
"Aku hanya ingin bersama mu, maaf membuat mu khawatir dan mengganggu tidur mu."
"No.. hubby. Apa kau tidak ingin berkonsultasi terkait masalah tidur mu?"
Terdiam sejenak. Tidak ada jawaban akan pertanyaan yang baru saja dilontarkan Valerie dengan nada khawatir.
"Aku baik-baik saja." ucap Mike akhirnya.
Belum saatnya Mike berbagi pada Valerie. Untuk saat ini, Mike tidak ingin membeban Valerie pada masa pemulihannya.
"Val, apa kau ingin pergi ke suatu tempat?"
Valerie tentu saja bingung akan pertanyaan Mike yang tiba-tiba.
"Hm?"
"Aku ingin kau kembali pulih. Kencan bersama ku, mungkin?"
Bibir Valerie membuat senyuman termanis yang pernah Mike pandangi. Tatapan memuja Mike sudah cukup membuktikan bahwa Mike sangat mencintai wanita yang kini sudah berada dalam pelukannya. Seakan mimpi buruk yang baru saja dihadapinya hilang begitu saja ketika Mike bersama Valerie.
"Aku ingin kita pergi ke Eropa? Apa kau mau?"
"Tentu saja. Asalkan bersama mu."
"Tapi Mike..."
Ucapan Valerie terputus menatap Mike. Tanpa membuang kesempatan sebuah kecupan mendarat pada bibir ranum Valerie.
"Aku tidak ingin hanya menghabiskan waktu kencan di kamar."
"Kencan di kamar?"
Alis Mike terangkat mencoba memahami maksud dari ucapan Valerie.
"Ya- kau membuat ku tidak bisa berjalan."
Seutas senyum nakal terpatri di wajah Mike. Valerie masih sama. Meskipun mereka cukup rutin melakukannya. Namun, Valerie masih tetap merasa malu. Mike merasa heran karena saat mereka saling menyerang, Valerie bagaikan induk singa yang kelaparan. Namun kembali menjadi kucing menggemaskan ketika kegiatan mereka selesai.
"Kenapa tidak?"
"Jika kau ingin kita melakukan kegiatan panas itu, kenapa harus mencari tempat yang jauh, Mike Walton! Disini saja bisa." erang Valerie melepaskan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Came Without A Reason
RomancePerubahan Mike Walton terasa sangat nyata saat ia resmi menjadi seorang CEO Walton Sky Corp (WS Corp) diusia 27 tahun. Kehidupan yang berubah seribu kali lipat yang bahkan tidak pernah ia bayangkan akan datang secepat ini. Menikah diusia muda dan be...