Chapter 2

3.5K 468 147
                                    

Brumm!

Seokjin mendengar suara deru mobil dan memutuskan menunggu di depan pintu untuk membantu Namjoon melepaskan jas kerjanya.

Dia memeluk jas itu dengan erat dan tersenyum menatap sang suami tercinta.

"Bagaimana? Aku kan sudah bilang padamu, dia keras kepala. Tapi kauー"

"CUKUP!"

Dari sejak Namjoon meninggalkan Kim Manor, amarahnya tidak terbendung. Begitu dia mendengar perkataan Seokjin, amarahnya langsung melonjak keluar.

Wajahnya berubah gelap dan tatapannya sangat dingin. "Menurutmu, siapa yang menyebabkan semua ini? Jungkook juga anak kita. Jika saja kau menunjukkan padanya sedikit ketulusan, mungkin ada kata maaf sejak dulu."

Seokjin sedikit takut saat melihat tatapan tajam suaminya. Dia perlahan melangkah mundur, dan membuka mulutnya mencoba mencari pembelaan.

"Berkaca sebelum menyalahkanku! Kau berbicara seolah-olah kau bersikap baik padanya, cih!"

Lagipula, Namjoon lah yang bersikeras untuk membawa Jungkook pulang, bukan dirinya.

"Brengsek! Apa kau bilang? Berani sekali kau menuduhku. Sudah jelas kau yang selama ini tidak memperlakukannya dengan baik!"

Seokjin menggeram. "Setidaknya aku masih memberinya makan dan pakaian, tidak seperti kau yang memilih abai!"

Perdebatan datang dari ruang tamu, bersama dengan suara benda-benda yang berjatuhan ke lantai.

Irana berdiri di atas tangga, sedikit ragu untuk turun dan menghentikan perdebatan mereka.

Tiba-tiba, pupil matanya mengecil, saat dia melihat Seokjin mengambil pisau buah dari atas meja.

Dia hendak turun ke bawah, namun pergelangan tangannya dicengkeram erat dalam sekejap.

Irana menoleh, dan dia melihat sepasang mata Irene menatapnya dengan dingin.

"Apa yang kau lakukan? Aku harus segera menghentikan mereka. Apa kau tidak lihat eommaー"

"AAAKKHHH!!!"

Suara teriakan Seokjin terdengar di telinga keduanya. Irana buru-buru menutup mata, dia tidak berani melihat apa yang terjadi.

Cengkraman Irene di tangannya sudah lama terlepas, saat gadis itu buru-buru berlari menuruni tangga.

"E-Eomma, apa kau baik-baik saja?"

Irana berdiri di atas tangga, menatap ke bawah dengan pandangan kosong.

Di sana, dia melihat Seokjin terbaring di lantai dengan darah yang merembes di sekitarnya, sementara Namjoon terduduk di lantai sambil mencengkram lengannya yang terluka.

•••

"Tuan Muda, sesuatu yang menarik terjadi. Apa Anda ingin mendengarnya?"

"Apa?"

Jungkook menutup bukunya dan menatap Felix dengan rasa ingin tahu.

"Eomma Anda... Oh tidak, maksud saya Eomma angkat Anda. Dia terbaring di lantai dengan bersimbah darah."

"Bersimbah darah?"

Jungkook terkejut. "Bagaimana ini bisa terjadi?"

Setelah itu, Felix mulai menceritakan semuanya, dengan kilatan kegembiraan yang entah mengapa muncul di matanya.

Jungkook mendecakkan bibirnya dan menyeringai kecil. "Ketika anjing menggigit anjing, yang didapat hanyalah seteguk bulu. Bukankah begitu?"

Sangat sulit membayangkan bahwa orang seperti Namjoon benar-benar akan berbuat hal seperti itu kepada istrinya.

CRYBABY #4: End Of StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang