Chapter 3

3K 421 185
                                    

"K-Kau, siapa kalian sebenarnya?!" teriak pria itu dengan keringat dingin yang menetes di dahinya.

"Pergi dan temukan Jimin." Jungkook mencibir, melemparkan pistolnya kepada Felix.

Dia tampak sangat polos terlepas dari tindakan yang ia lakukan sebelumnya.

Mereka membawa Irana keluar dari kamar dan pergi untuk mencari keberadaan Jimin, hingga mereka berhenti di sebuah pintu kamar tidak jauh dari posisi mereka menemukan Irana.

Brak!

Pintu itu ditendang terbuka, dan jeritan seorang wanita terdengar dari dalam.

"AAHH! SIAPA KALIAN?!"

Marvin berdehem kecil dan menoleh untuk menatap Jungkook. "Tuan Muda, Anda tidak boleh masuk."

Pemandangan di dalam sana sama sekali tidak cocok untuk dilihat oleh tuan mudanya yang masih dibawah umur.

Jika tuan tahu, tamat riwayat mereka.

Wanita itu dengan cepat menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Di sampingnya, Jimin terbaring dengan wajah pucat. Dia diikat erat ke sisi ranjang. Bahkan bajunya sudah tidak dikenakan.

Jungkook dengan cepat melirik mereka dan berbalik untuk meninggalkan ruangan.

"Kalau begitu cepatlah."

Marvin menyeringai. "Baiklah, Tuan Muda, harap tunggu sebentar!"

Wanita itu menggertakkan giginya saat dia melihat Jimin dibawa pergi. Dia bertanya dengan dingin, "Cepat kembalikan dia, atau kalian akan merasakan akibatnya!"

Pria itu dibawa pergi sebelum dia sempat untuk mencicipinya.

Sial.

Meski Jungkook mendengar apa yang dikatakan wanita itu, langkah kakinya sama sekali tidak berhenti.

"Oh, ya?" ucapnya tanpa berbalik, menghampiri Jimin yang dituntun oleh pengawal karena pengaruh alkohol.

"Jung..." Sebelum Jimin bisa berbicara, Jungkook sudah lebih dulu memotongnya.

"Maaf sudah mengganggu waktu bercinta-mu."

Jimin menunduk. Dia kembali membuka mulutnya, tapi tidak bisa menjelaskan apa pun.

Mungkin, mulai hari ini dia tidak akan berani lagi mengangkat kepalanya di depan Jungkook.

Memalukan.

Terutama karena dia sedikit bernapsu dengan wanita itu sebelumnya.

"Maaf."

"Tidak perlu. Ayo pulang."

Jungkook berjalan keluar.

Kali ini, tidak ada yang berani menghentikannya.

Itu karena di belakangnya, para pengawal memegang senjata api di tangan mereka.

"Tuan Muda..."

Irana membuka mulutnya dan menatap Jungkook dengan rasa terima kasih.

"Aku menyelamatkanmu lagi."

Pemandangan malam di kota Seoul sangat indah. Lampu dari gedung pencakar langit tampak menyatu menjadi galaksi bintang yang cantik.

Namun, berapa banyak dosa menjijikkan yang terkubur di bawah tempat ramai ini?

"Aku tahu." Irana tersenyum penuh terima kasih sambil menahan air matanya.

"Memberimu lebih dari yang bisa kubalas. Jika ada kehidupan selanjutnya, aku akan menjadi pengikut setiamu."

CRYBABY #4: End Of StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang