Chapter 26

1.5K 243 61
                                    

Keesokan harinya, Jungkook dibangunkan oleh serangkaian panggilan telepon. Begitu teleponnya diangkat, jeritan sahabatnya, Bambam, terdengar menggema memenuhi seisi kamar.

"AAAAAHHHHHHHHHH!!!"

Jungkook segera menjauhkan ponselnya dari telinganya. "Ada apa? Kenapa kau berteriak?"

Terjadi keheningan selama beberapa detik sebelum Bambam mulai berbicara sambil terbata-bata.

"Mingyu dan aku... k-kami tidur bersama!" katanya histeris.

"Lalu?

Ketidakpedulian Jungkook membuat Bambam cemberut.

"Tidakkah menurutmu ini terlalu cepat? Umurku baru dua puluh tahun!"

"Tungguー"

Jungkook menyela. "Bamie, apa perlu aku mengingatkanmu satu hal?"

"A-Apa?"

"Malam pertamaku berawal darimu."

Bambam terbatuk. "E-Eh... Mingyu sepertinya sudah bangun. Aku tutup ya teleponnya! Kita akan mengobrol lagi lain kali. Sampai jumpa!"

Tut!

Jungkook memutar bola matanya. "Dia kabur?"

Sebuah bayangan tiba-tiba muncul di belakangnya, dan dua tangan besar menempel di perutnya.

"Sayang, sepertinya kamu sedang marah. Ada apa?" Suara seorang pria terdengar di telinganya.

Kali ini Jungkook yang terbatuk. Dia menundukkan kepalanya, dan wajah kecilnya dengan cepat memerah.

"Tidak mau menjawab, hm?"

Merasakan tangan Taehyung semakin kurang ajar, Jungkook dengan cepat menggelengkan kepalanya.

Dia berbalik dengan susah payah, berjinjit, dan menggunakan seluruh kekuatannya untuk berpegangan pada bahu Taehyung. Dia kemudian mencium dagu pria itu yang ditumbuhi jenggot tipis berulang kali.

"Tidak ada, hyungie!"

Taehyung tersenyum tipis. Dia sedikit menekuk jari telunjuknya dan menepuk ujung hidung mancung Jungkook.

"Pembohong kecil."

Jungkook dengan polos mengedipkan matanya, mencoba membuat dirinya tampak seperti manusia paling polos di dunia ini.

•••

Bambam dianggap sebagai selebritis di industri hiburan yang terkenal dengan sangat cepat, sehingga topik perbincangan pun semakin luas, mulai dari berbagai aspek kehidupan pribadinya.

Di studio, Jungkook dengan tenang duduk di sofa sambil meminum teh.

Sementara Jennie, wanita itu terus berjalan mondar-mandir di tengah ruangan sambil menunjuk ke arah Bambam dengan kesal.

Di masa lalu, Jennie adalah seorang berandalan. Jika dia masih seperti dulu, mungkin saja dia sudah membunuh Bambam sekarang.

Bambam menundukkan kepalanya dan meremas jari-jarinya dengan gugup, tidak berani bersuara.

Jennie mengertakkan giginya dan bertanya dengan suara rendah, "Kau dan Mingyu, kalian berdua... tidur bersama?"

Bambam semakin menundukkan kepalanya mendengar pertanyaan itu.

"YAK! KAU MEMBUATKU KESAL!"

Ingin rasanya Jennie menghajar Bambam sekarang juga. "Ada apa dengan Mingyu? Apa dia tidak tahu jika kau adalah seorang public figure? Juga, dia orang kaya, apa dia tidak bisa membawamu ke rumah? Kenapa dia malah membawamu ke hotel! Apa kalian berdua mau mati, hah?!"

CRYBABY #4: End Of StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang