Dentuman musik keras yang terdengar hingga keluar bangunan sukses menaikan adrenaline Esta. Sebelum dia benar-benar turun untuk bergabung ke dalam keramaian, setidaknya dia harus berpenampilan pantas. Kelab malam kelas satu, tidak mungkin berisikan orang-orang biasa untuk berpesta. Ada banyak orang papan atas, eksekutif, dan terpenting orang-orang yang bisa membeli apa yang wanita itu jual.
Sekali lagi Esta mengulas bibir tebalnya dengan lipstik merah bata, warna menggoda, tapi tidak terkesan murahan. Rambut panjang hitam legamnya sengaja dia urai dengan indah. Pakaian yang dia pilih hari ini juga terkesan sangatlah elegan berwarna putih gading bertali spageti. Bentuk leher gaun berbentuk hati yang menunjukkan betapa berisi payudaranya, tapi dari itu semua yang sebenarnya ingin wanita itu pamerkan adalah kalung berlian indah, desainnya, yang menghiasi leher jenjangnya.
"Perfect!" gumam Esta.
Tangannya mengusap kalung berlian miliknya yang berbentuk seperti ular putih yang melingkari leher. Kalung itu memiliki kepala seperti ular yang sedang menggigit tubuhnya sendiri. Pas di leher menunjukkan bahwa kalung yang dia kenakan memang khusus dibuat untuknya. Tidak salah, karena memang kalung ini satu-satunya yang Esta desain dan buat demi menambah percaya dirinya.
Wanita itu ingin seperti ular, terutama dalam hal pekerjaannya sebagai desainer perhiasan. Dia ingin memangsa orang-orang kelas atas untuk tertarik dengan desainnya sekaligus membelinya. Walaupun sekarang dia sudah bekerja di sebuah perusahaan perhiasan terbaik di Indonesia Jade Blue, tapi musuh di pekerjaannya yang menyebalkan membuatnya ingin buru-buru hengkang. Jadi, sekalian saja dia jual diri untuk mendapat pekerjaan yang lebih baik.
Ketukan di kaca mobil mengalihkan perhatian Esta sejenak. Romy, teman pria yang kebetulan gay telah menjemput. Esta sengaja mengajak Romy untuk melindunginya dari pria-pria hidung belang sekaligus memastikan bahwa jika dia mabuk berlebihan, wanita itu bisa kembali ke hotel dengan selamat.
"Hai," sapa Esta begitu keluar Audi R8 sewaannya selama di Bali. Dipeluknya Romy erat-erat. "I miss you, Rom."
Romy mendengkus keras. "Masa kangen? Tiap gue chat balasan lo seadanya, kadang-kadang juga nggak dibalas. Giliran ke Bali aja baru deh elo ngeburu gue kayak gue ini buronan pencurian permata tau nggak?"
"Sori, sori." Esta terkekeh. Disibaknya rambutnya. "Sibuk, Rom. Kerjaan gue banyak banget akhir-akhir ini biasalah mau keluar koleksi baru. Belum lagi kebanyakan drama sama rival gue. Ini aja gue berhasil kabur ke Bali setelah berhasil jual kalung limited edition. Kalau nggak, ya gue stuck di Jakarta."
"Well, well, at least you've here, Babe. Masuk deh. Let's party, jangan kebanyakan ngobrol di luar, digigit nyamuk bok!"
Keduanya tergelak sesaat, sebelum akhirnya Esta merangkul lengan Romy. Keduanya bergerak bersamaan selayaknya pasangan.
Di sela-sela bergerak masuk, Esta berbisik pada Romy. "Inget tugas lo, Rom, selain nemenin gue masuk, lo juga harus cariin gue mangsa biar gue bisa jualan."
"Siap, my sneaky queen." Romy terkekeh. "I'll look around then."
Romy mengantar Esta untuk duduk di meja bar. Tidak lupa juga memesankan wanita itu cocktail untuk pembuka malam ini, sebelum alkohol yang lebih keras ditenggak nantinya. Barulah Romy pergi untuk mencari-cari mangsa bagi Esta.
Sejujurnya, Esta tidak perlu bekerja sekeras ini, mendesain perhiasan, lalu menjualnya. Lagi pula dia putri satu-satunya seorang Rafael Maharaja, pengusaha batu bara, jadi uang bukan masalah. Tapi Esta tidak hanya butuh sekadar uang banyak. Dia butuh terlihat mandiri dan juga kuat. Tidak mau dia bernasib seperti Ibunya yang terlalu mengandalkan Rafael yang ternyata hobi bermain wanita hingga akhirnya ibunya itu punya sakit jantung.
"Ta, Ta." Tahu-tahu saja Romy telah kembali bersamanya. Senyum lebar yang tersungging di wajah sahabatnya itu sudah cukup memberitahukan Esta bahwa mereka berhasil menangkap mangsa malam ini. "Barusan ada gadun yang datang. Dia bilang mau traktir semua cewek di sini minuman. Apa aja. Free flow. So, tangkapan bagus, kan?"
Seringaian lebar Esta mengembang. Dipukulnya lengan Romy pelan. "Bawa gue ke dia!"
Tanpa perlu berbasa-basi lagi, Romy segera menggiring Esta menuju area sofa yang berada berseberangan dengan area bar. Di sana terlihat satu area tempat yang dikelilingi banyak wanita dengan satu pria. Walaupun tidak jelas siapa, tapi pria itu mengenakan jas rapi. Aroma-aroma duit tercium dari pria itu walaupun jarak mereka cukup jauh.
Eksekutif. A big fish! Esta semakin girang terlebih sepertinya pria itu menikmati sentuhan-sentuhan wanita di sekitarnya. Salah satu orang yang sangat muda dirayu adalah pria hidung belang yang kaya raya.
"Good job, Rom. Nanti gue kasih hadiah kalau ini deal ya!" ucap Esta. Dia menepuk pundak Romy sekilas, sebelum beranjak mendekati sofa.
Dengan tanpa tahu malu dan tatapan menusuk, Esta menyuruh wanita-wanita itu pergi. Dia menduduki langsung sofa tepat di samping pria yang sibuk dengan para selirnya di sisi yang berlainan.
"Hai, Om, boleh kenalan nggak nih?" ucap Esta. Dia sengaja mengusap lengan pria itu dengan cukup agresif. "Sekaligus mau say thanks karena katanya kita cewek-cewek boleh minum sepuasnya malam ini dan gratis."
"Tentu–"
Kata-kata pria itu terputus saat menoleh kepada Esta. Sedangkan Esta mendelik. Dia berteriak, "DAD!"
"ESTA!" Nada suara pria itu, Rafael, langsung berubah rendah. Tatapan ramahnya seolah musnah berganti pelototan. "Ngapain kamu di sini?"
"What the f...." Esta bahkan tidak berani menyelesaikan makiannya apalagi ini kepada Ayah kandungnya. Bagaimanapun dia masih butuh hidup dengan duit ayahnya yang tidak ada habisnya itu. "Harusnya aku yang tanya ngapain Dad di sini? Terus apa ini cewek-cewek? Gila ya!"
Rafael berdiri, begitu pula Esta. Mereka saling memelotot satu sama lain.
"Pulang kamu, Semesta!" perintah Rafael hanya dibalas dengkusan keras Esta.
Wanita itu mengibaskan tangan di depan wajah Rafael, lalu menggeleng. "Kalau Dad boleh senang-senang, harusnya aku juga boleh senang-senang dong. Urusin aja wanita-wanita ini, Dad. Bye! Aku nggak mau ada drama."
Setelahnya Esta memilih untuk berbalik. Dia bergerak cepat memasuki lantai dansa. Kepalanya celingukan mencari sosok Romy di tengah keramaian. Satu-satunya tempat sahabatnya itu berada adalah bersama pria-pria tampan lainnya.
Begitu dia menemukan sahabatnya itu, Esta berteriak tepat di telinga Romy. "Tangkapan lo busuk, Rom. Malam ini biarin gue mabuk sampai ambruk!"
***
Surabaya, 13 Mei 2023
Hai hai, aku kembali lagi kali ini dengan naskah romcom absurdku! Aku nggak sanggup nulis Istri Berisi yang super sedih, jadi aku butuh pelarian nulis romcom juga.
Jadwal tayang :
- Karyakarsa : Selasa, rabu, jumat, dan sabtu
- Wattpad : Rabu dan Sabtu
Kalau kalian udah kepoooo sama ceritanya, kalian bisa baca duluan di Karyakarsa. 2.000/20 kakoin setiap babnya. Kalau ada adegan 21+ biasanya 3.000/30 kakoin yaaa. Khusus hari ini, di KK sudah ada sampai Chapter 1 oke!
Love,
Desy Miladiana
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Wifey [COMPLETED]
RomanceEsta-Semesta, tidak menyangka hidupnya menggila sejak tanpa sengaja menggoda Ayah kandungnya di salah satu kelab malam di Bali. Tiba-tiba saja Esta terjebak di lift kantornya. Saingannya sesama desainer perhiasan mendapat penghargaan dari kantor. Ta...