Esta kekenyangan. Setelah menghabiskan beberapa piring sushi untuk makan siang, wanita itu hanya ingin segera kembali ke ruang kerjanya. Dia tidak akan langsung bekerja, tapi memilih untuk memejamkan mata sejenak selama beberapa menit.
Hanya saja baru akan membuka pintu kantornya, bunyi tepukan tangan menghentikan niat Esta. Wanita itu menoleh. Seketika suasana hati bahagia selepas menyantap makanan favoritnya mendadak sirna. Senyum puas di wajah juga mulai luntur.
Di area depan kumpulan piala-piala dan piagam para designer Jade Blue sudah berdiri Aime dan juga Ken. Aime memamerkan piala kemenangannya dari lomba di New York sana, yang Esta masih mempertanyakan kredibilitasnya. Sedangkan Ken, dia membawa piagam dengan nama Aime di sana dan tentu saja tanda tangan Rubi.
"Esta, sini, Esta." Aime melambaikan tangan. Ada senyum sombong yang terpasang. "Kalau lo di sana, lo nggak bisa liat piala indah gue ini."
Esta mendengkus keras. Dengan tangan bersedekap dia bergerak mendekati Aime dan juga Ken. Awalnya dia iri, tapi sekarang tidak sama sekali. Aime boleh memiliki prestasi di perusahaan ini, tapi Esta punya perusahaan ini.
Gue tetap pemenangnya, Aime! Esta bersombong diri dan semakin percaya diri.
"Cakep, kan?" Aime kembali bersuara. "Gue ngizinin lo foto-foto pakai piala ini. Gratis. Anggap punya lo sendiri juga nggak masalah. Walau ya ... nama gue di sini nggak bisa diapus."
"No, thanks," tolak Esta. "Aime, beberapa temen gue juga pernah punya piala yang sama, but they have to paid for it. Yeah, zaman sekarang punya prestasi beli itu lumrah sih. Ya, nggak?"
Aime mendelik. Wajahnya agak memerah. Sedangkan Esta hanya membalas dengan senyuman miring.
"Esta, lo!" Nada suara Aime meninggi. "Kalau ngomong jangan asal ya lo! Gue lomba itu jujur!"
"Hey, I'm not judging you, Sister." Esta mendengkus geli. "I just told you the truth. Lagian gue percaya kok seorang senior designer sekelas Nona Aime bisa menang lomba di New York. So congratulations."
"Enough both of you!" Tiba-tiba saja Ken ikut bersuara. Nada suaranya yang tegas dan juga kesal membuat Esta memilih mundur beberapa langkah. "Kalian itu rekan kerja. Harusnya kalian itu kerja sama, bukan musuhan. Sama-sama berprestasi, jadi nggak usah saling sensi. Oke?"
Setelahnya mengatakan itu Ken menyerahkan piagam untuk Aime. Atasannya itu berbasa-basi mengucapkan selamat. Semua tim desainer lain termasuk Esta hanya menjadi badut yang ada di sana untuk bertepuk tangan.
"Bu Rubi selalu mengingatkan bahwa semua orang wajib untuk berlomba-lomba mendapatkan prestasi." Ken memulai wejangannya. "Jade Blue selaku perusahaan tempat kalian bekerja akan berusaha keras menjadi bagian dari kalian untuk meraih seluruh prestasi itu. Bukan hanya karena prestasi itu menambah value perusahaan, tapi value kalian sebagai seorang jewelry designer. So, jangan cuma duduk bikin gambar aja, tapi duduklah bikin keajaiban lewat sketsa kalian."
Sekali lagi semua orang bertepuk tangan. Esta sendiri diam-diam tersenyum puas. Ada kebanggaan tersendiri memiliki bos slash calon mertua seperti Rubi yang selalu mendukung penuh para karyawannya meraih prestasi.
"Gue juga mau ingetin masalah set perhiasan limited edition yang kalian pegang. Well, kalian emang bukan marketing, nggak ada yang push buat abisin stok season ini apalagi sekelas perhiasan model terbatas. Cuma kita semua tahu, siapa pun yang bisa jual itu bonus yang masuk di kantong juga gila-gilaan. Bu Rubi juga bilang bakal ada bonus tambahan kalau tim desainer bisa jual semua koleksinya. Karena bagian marketing juga pernah bilang, perhiasan akan lebih berharga jika dijual langsung oleh para desainer handal Jade Blue."
![](https://img.wattpad.com/cover/341710570-288-k833312.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Wifey [COMPLETED]
Roman d'amourEsta-Semesta, tidak menyangka hidupnya menggila sejak tanpa sengaja menggoda Ayah kandungnya di salah satu kelab malam di Bali. Tiba-tiba saja Esta terjebak di lift kantornya. Saingannya sesama desainer perhiasan mendapat penghargaan dari kantor. Ta...