Chapter 43 : Don't Poke the Bear

8.4K 983 29
                                    

Tepat pukul tiga sore dan rolling door yang menandakan bank tutup pelayanan sudah separuh diturunkan, maka waktunya Jagat bergerak. Segera dia mengambil ponsel yang tersembunyi di bawah meja kerja. Kemudian, bergegas menuju kamar mandi untuk menelepon di sana.

Begitu Jagat menyalakan keran air kamar mandi, dia langsung menelepon Semesta. Alasan pria itu bersembunyi di sini, selain karena tempat ini cukup privasi, tapi juga dekat dengan meja kerjanya.

Tidak sampai semenit kemudian, suara merdu Semesta terdengar di ujung panggilan. Hati Jagat menghangat. Apalagi ketika sang istri menyapanya dengan mesra, "Mas Jagat."

"Hey," balas Jagat. Ada senyum lebar yang merekah di wajahnya. "Udah balik atau masih di rumah Mom?"

Terdengar helaan napas panjang di ujung sana. Kemudian, Semesta pun berkeluh kesah, "Masih di rumah Mom. Astaga, perasaan kemarin mau bikin wedding party nggak seribet ini. Kenapa sekarang jadi super ribet? Pake Mom minta ganti wedding organizer sebelumnya udah dipake sama temen arisannya. Terus minta pestanya kali ini nggak mau terlalu intimate. Ngomel lah aku. Kan aku udah bilang ke Mom, aku mau yang intimate. Aku bilang ke Mom kalau Jagat itu nggak suka pesta, tapi dia mau bikin pesta karena aku yang minta. Jadinya solusi yang aku kasih, aku mau yang intimate party sekaligus gender reveal buat baby kita."

Tak lama ada suara teriakan di ujung sana. "Aku kesal!"

"Semesta, take a deep breathe," pinta Jagat. Pria itu mencoba untuk menirukan cara bernapas pada Semesta. "Kamu lagi hamil dan dokter udah peringatin kamu nggak boleh stress-stress, jadi jangan dibawa pusing ya. Aku nggak masalah kalau mau party yang lebih besar-besaran. As long as you and everyone are happy, I'm happy."

"Nggak mau pokoknya aku mau intimate dan harus semua orang yang kukenal yang hadir di wedding ku," teriak Semesta.

"I'll talk to Mom and our parents about that, okay? Kamu nggak usah mikirin ini terulalu keras. Kasihan baby, kan?"

Sepertinya kali ini Semesta berhasil sedikit lebih tenang karena dia menurut dengan menarik napas dan mengembuskannya sesuai dengan ajaran Jagat. Tak lama istrinya itu kembali bersuara, "Kamu pulang jam berapa? Aku jemput ya."

"Oh, nggak nggak." Jagat mulai panik. "Aku telepon cuma mau bilang hari ini aku nggak perlu dijemput. Nanti biar aku sama supir atau taksi online aja. Hari ini aku harus cek naskah di Wang Publishing. Mungkin pulang agak malam karena aku udah lama nggak ke penerbit."

"Oh ... jangan malam-malam. I miss you."

Jagat terkekeh. "Oke. I miss you, My World. Kalau gitu aku balik beresin kerjaan di Bank dulu ya. Kalau kamu nggak bisa merubah pikiran Mom masalah pernikahan, aku nanti bantu bicara. Jangan stress-stress ya."

Setelah mengatakan itu, Jagat segera menutup panggilannya. Senyum lebarnya menghilang. Rahangnya mengeras. Apalagi saat ini dia sudah mengutik ponselnya lagi dan mencari kontak bernama Ed.

Jagat tahu hidupnya saat ini sudah cukup berbahagia. Dia dan Semesta sudah saling mencintai. Mereka juga akan memiliki anak. Namun, masalah Anthony dan bagaimana pria sialan itu mengacaukan hidup istrinya, itu tidak bisa dimanfaatkan.

Itulah alasan mengapa Jagat menyuruh Ed untuk mencari Antony ke seluruh penjuru dunia. Ed sendiri merupakan salah satu anak didik Ali, asisten pribadi Laz. Umurnya masih muda, 30 tahun. Namun begitu pintar, berkompeten, dan dapat melakukan apa saja yang Jagat inginkan. Bahkan menemukan Anthony sekaligus membawa pria itu ke sini.

"Dia sudah di Indonesia, kan?" tanya Jagat. Nada suaranya berubah dingin.

"Dia sudah aman di tempat yang sudah kita atur, sir."

Crazy Wifey [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang