Chapter 41 : The Almost Perfect Day

8.6K 1K 50
                                    

Kurang lebih tujuh jam perjalanan, tepatnya sekitar pukul empat sore akhirnya Esta sudah berada di dalam kantor Rubi di Jade Blue. Di tangannya sudah ada desain crown yang berhasil dia gambar selama di Yogyakarta dua hari terakhir.

"Mi," sapa Esta seraya menaruh desainnya di atas meja Rubi. "Aku berhasil bikin desainnya."

Rubi bertepuk tangan. Senyum penuh kebanggannya muncul di wajah. "Mami kira bakal butuh berhari-hari untuk kamu nyelesain satu desain, Es. Ini bahkan nggak sampai tiga hari. Rahasianya apa nih?"

Esta meringis. Sebelum kemudian menjawab dengan jujur, "Mungkin karena ... cinta. Seperti desain yang aku buat kali ini, Mi, I called it True Love."

Kali ini senyum Rubi jauh lebih mengembang lebar. Dia tak berkata apa pun selain meraih desain yang Esta buat dan menekuninya bermenit-menit setelahnya.

Kalau boleh Esta jujur, awalnya dia sangat percaya diri. Kisah Rama dan Shinta, cinta abadi dalam seri ramayana itu pasti akan menjadi kisah cinta yang patut ada di atas crown-mu. Namun, cara Rubi yang menatapnya begitu dalam membuatnya ragu. Seolah-olah desain cinta yang Esta buat tidak semenarik desain Indonesia yang sudah dicuri perusahaan lain itu.

"Mi, jelek ya?" Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut Esta.

Rubi mendongak. Berbeda dengan senyum lebarnya tadi, senyumnya kali ini lebih tipis. Namun, ada kelembutan pula di dalam sorot matanya.

"Jagat mana, Es?"

Esta mengerutkan kening karena pertanyaannya dibalas pertanyaan yang sebenarnya tidak nyambung oleh Rubi. Meski begitu, dia tetap menjawab, "Jagat di luar, Mi. Dia nggak mau masuk karena katanya ini urusan profesionalku sama Mami."

"Do you really love Jagat that much ya, Es?" Rubi kembali bertanya.

Mata Esta melebar sesaat. Sebelum kemudian mengangguk. Tidak ada guananya mengelak masalah pertanyaan yang Rubi tanyakan apalagi ini tentang anaknya.

"Maksud Mami kamu udah jatuh cinta sama Jagat? Padahal kelakuan anak itu aneh banget. Hobi menyendiri. Temennya cuma buku. Kalau stress bersih-bersih. Nggak jelas banget lah jadi cowok."

"Dia ... terlalu jelas kok di mataku, Mi." Esta terkekeh. Kemudian, dia mengangguk. "Dan iya, Mi, aku udah sepenuhnya jatuh cinta sama Jagat. Aku nggak akan bohong sama Mami, lagi pula buat apa juga aku bohong, kan? Lagian aku nggak butuh apa-apa di Jade Blue. Aku ada di posisiku sekarang karena usahaku sendiri."

Tiba-tiba saja Rubi meraih tangan Esta, lalu menepuknya pelan-pelan. "Es, kalau Mami boleh jujur awalnya Mami nggak setuju kamu dijodohin sama Jagat. Tapi Papi dan Daddy kamu berhasil yakinin kami, para istri untuk menjodohkan kalian yang punya dua dunia yang berbeda. Kalian juga dulu teman masa kecil bahkan punya nama yang hampir sama artinya karena lahir di hari yang sama hanya lebih dulu Jagat satu jam. Nggak taunya perjodohan kalian sangat lancar walau pernikahan kalian terburu-buru. Cuma Mami nggak nyangka aja kalau beberapa bulan sanggup bikin kalian saling jatuh cinta."

Senyum Esta mulai melembut. Dia ikut menepuk punggung tangan Rubi. "Aku juga nggak nyangka, Mi. Ternyata punya pasangan yang beda banget karakternya bisa bikin aku jatuh cinta. Kalau masalah perjodohannya cepet setujunya karena aku ... tertarik sama Jagat sejak di lift waktu itu."

Seketika Rubi tergelak. Sekali lagi wanita itu memberi tepuk tangan. "Mami nggak nyangka aja jodoh kamu sama Jagat bisa selucu ini."

Setelah mengatakan itu, Rubi menunjuk desain yang sudah Esta buat. "Buat Mami, desainmu ini jauh lebih indah dari desainmu yang sebelumnya. Apalagi kamu sedang jatuh cinta dan menggambarkannya dalam sebuah karya. Masalahnya Mami suka, tapi para direksi yang kebagian jadi juri pameran belum tentu. Bagaimanapun ini tetap ranah profesional, Es, jadi Mami usahakan yang terbaik sisanya kita serahkan kepada keberuntungan kamu."

Crazy Wifey [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang